Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengklaim Pemerintah Kota Bandung sudah berupaya mencegah banjir di Kota Kembang. Menurut dia, upaya itu telah dilakukan selama dirinya menjabat sebagai Wali Kota Bandung sejak 2013 silam.

"Pemkot Bandung sudah melakukan segala hal. Tapi karena ini anomali cuaca, maka di luar prediksi kami," ujar Emil, sapaan akrab Ridwan, saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Bandung, Ahad, 5 Maret 2015.

Emil menjelaskan Pemkot Bandung sudah menggerakkan 1.500 penggali gorong-gorong untuk setiap kelurahan. Gerakan tersebut dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung.

"Kalau di kelurahannya masih ada banjir, silakan laporan ke kelurahan setempat. Mereka sudah dibiayai oleh APBD, masak enggak kerja."

Selain itu, Pemkot Bandung sudah memiliki dua unit mobil pengeruk sungai. Kendaraan besar yang sering disebut mobil spider itu, kata Emil, boleh dipinjam warga secara gratis. Belakangan ini mobil tersebut dipakai secara rutin oleh Pemkot Bandung untuk menggerus sejumlah sungai di Bandung.

Ke depannya, kata Emil, Pemkot Bandung akan membuat danau seluas 30 hektare di kawasan Gede Bage, Bandung. Saat ini proyek tersebut masih dalam tahap pembebasan lahan. Danau itu dipakai untuk menampung aliran air hujan di Bandung. Kawasan Gede Bage dipilih karena menjadi wilayah Bandung terendah.

Adapun yang terakhir, kata Emil, adalah relokasi warga Bandung yang tinggal di bantaran sungai. Relokasi ini baru dilakukan jika Pemkot Bandung rampung membangun apartemen rakyat di Jalan Kiaracondong, Bandung. Nantinya warga bantaran menjadi prioritas Pemkot Bandung untuk mengisi apartemen rakyat ini.

Relokasi ini menjadi salah satu pekerjaan besar Pemkot Bandung. Akibat tak direlokasi, sebuah rumah di Cikarees Kulon tertimbun tanah dan menyebabkan seorang warga Bandung bernama Ling Soihin, 70 tahun, tewas. Akibat kejadian itu, seorang warga Bandung bernama Wati, 67 tahun, luka berat. "Kami hanya bisa mengimbau agar tidak tinggal di bantaran sungai," ujar Emil.