PT Supermoto Indonesia (Ducati Indonesia) saat ini tengah menghadapi kondisi pelik. Agen Pemegang Merek (APM) motor gede Ducati di Tanah Air itu terancam bangkrut, lantaran sepinya peminat motor harga dengan banderol fantastis itu.

Dari empat jaringan pemasaran yang sebelumnya dimiliki, kini hanya menyisakan dua saja, yakni di Serpong dan Pondok Indah. Sementara itu, di wilayah Kelapa Gading dan Kebayoran Baru, gulung tikar.

Menurut Branch Manager PT Supermotor Indonesia, R. Ade Hardiansyah, kondisi itu terjadi lantaran lesunya perekonomian di Tanah Air. Pihaknya pun kini 'pasrah' dengan kondisi tersebut. Hingga kini PT Supermoto Indonesia masih menunggu keputusan lebih lanjut terkait nasib mereka di Tanah Air.

"Kami saat ini memikirkan untuk memilih kembali seperti dulu, yakni menjadi diler saja. Untuk menjadi APM, sangat berat, karena dituntut untuk memenuhi target penjualan. Sementara daya beli sekarang ini di Indonesia sangat kecil," kata Ade kepada VIVA.co.id, Jumat 8 Mei 2015.

Hal yang paling memukul telak kuku bisnis Ducati Indonesia di Tanah Air adalah dolar yang kian perkasa. Kondisi itu tentu memengaruhi konsumennya untuk melakukan penundaan pembelian, atau bahkan tidak jadi.

Hal tersebut juga ditambah dengan lonjakan Pajak Penambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM) yang terus merangsek naik hingga 125 persen. Termasuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) juga ikut naik 10 persen tiap tahunnya.

Sebagai contoh, kata Ade, harga Ducati Monster 1.100-1.200 dijual hampir dua kali dari harga di luar negeri. Tentunya hal ini akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi calon konsumennya.

"Saat ini kami berusaha terus mengakali dengan berbagai diskon. Kami saat ini cuma ambil untung sedikit, yang penting terus berputar," ujar Ade.

Kata Ade, kondisi seperti ini sudah terjadi sejak pemilu 2014 lalu. "Sejak saat itu, penjualan terus menyusut. Mungkin juga tak hanya Ducati, beberapa moge lain juga pasti merasakan kondisi ini," ujar Ade.

http://otomotif.news.viva.co.id/news...gkrut--kenapa-

mudah2an masih bisa bertahan