Alhamdulillah Thread dari tahun 2012 sekarang jadi HT. Terimakasih kepada Mimin Kaskus , Momod Kaskus dan Agan Agan semua yg telah menjadikan Thread saya menjadi Hoot Thread pada hari ini
Bila Angkatan darat memiliki Kostrad (Komando Strategis Angkatan Darat), Angkatan Laut memiliki Marinir, maka Angkatan udara memilik Pasukan Khas (Paskhas, Kopaskhas, Baret Jingga). Pasukan dengan baret berwarna jingga ini adalah satu satunya pasukan dengan
kualifikasi Korps Pasukan Khas TNI-AU di Asia dan terlengkap di dunia, dahulu dikenal dengan nama Pasukan Gerak Tjepat dan Kopasgat. Angkatan Udara USA juga memiliki pasukan serupa dalam beberapa satuan yakni US Air Force Control Combat Team, US Air Force Pararescue, dan US Air Force Air Tactical Control Party.
Paskhas merupakan satuan khusus milik TNI AU yang memiliki kemampuan di 3 matra, yaitu laut, darat dan udara. Dalam misinya, Paskhas lebih ditujukan untuk menguasai dan mempertahankan pangkalan udara dari serangan musuh, untuk selanjutnya mempersiapkan pendaratan pesawat kawan. Kemampuan ini disebut dengan Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD). Sama seperti pasukan elit lainnya, setiap anggota paskhas diwajibkan memiliki kualifikasi para-komando (parako) untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, yang nantinya ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai spesialisasinya.
Sepak terjang Paskhas sudah dimulai sejak era perang kemerdekaan, berbagai misi sudah pernah diemban oleh pasukan elit udara ini. Saat ini Paskhas diperkuat oleh 7.332 orang yang dilengkapi dengan berbagai jenis senjata pendukung. Terjun payung merupakan salah satu keahlian utama Paskhas untuk menguasai dan Mengoperasikan pangkalan lawan yang
berhasil direbut, Awalnya konsep tugas Paskhas adalah sebagai pasukan pertahanan pangkalan (Defensif) maka sekarang ini konsep tersebut dirubah menjadi pasukan pemukul (ofensif) dan
pasukan pertahanan (defensif).
Paskhas merupakan bagian inti dari PPRC, Pasukan Pemukul Reaksi Cepat, suatu penggelaran pasukan berintensitas tinggi yang didukung juga oleh kesatuan Lintas Udara dari Kostrad. PPRC pasukan pemukul TNI untuk
mengatas kondisi darurat di wilayah NKRI, ketika perang Aceh berkorbar, PPRC diterjukan untuk mengamankan tempat-tempat strategisseperti bandara. Didalam tubuh pasukan khas juga terdapat pasukan elit paling muda di
Indonesia, yakni Detasemen Bravo 90,
merupakan pasukan anti teror miliki Angkatan Udara yang tak kalah hebat dari pasukan elit paling populer Kopassus.
Weapons :
QW-3, DSHK 12,7 mm, SS-1/SS-2, MP5, M16 A3Commando, SAR-21,Sniper SIG SHR 970 Tactical Rifle,Sniper SIG Sauer SSG 3000, Countersniper FN Hecate II, Pistol Glock 17C dan 19C
Mobility :
Land Rover Defender MRCV (multi role combat vehicle), Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T), Pindad Anoa dan aneka Kendaraan taktislainnya
Our special force is the one of the best Special Force in the world
TKP
Quote:
Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (disingkat Korpaskhasau, Paskhas atau sebutan lainnya Baret Jingga), merupakan pasukan (khusus) yang dimiliki TNI-AU. Paskhas merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat. Setiap prajurit Paskhas diharuskan minimal memiliki kualifikasi para-komando (parako) untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya.
Tugas dan tanggung jawab Korpaskhas sama dengan pasukan tempur lainnya yaitu sebagai satuan tempur negara, yang membedakan yaitu dari semua fungsi paskhas sebagai pasukan pemukul NKRI yang siap diterjunkan disegala medan baik hutan, kota, rawa, sungai, laut untuk menumpas semua musuh yang melawan NKRI. Paskhas mempunyai Ciri Khas tugas tambahan yang tidak dimiliki oleh pasukan lain yaitu Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD) yaitu merebut dan mempertahankan pangkalan dan untuk selanjutnya menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan kawan.
Warna baret jingga Paskhas terinspirasi dari cahaya jingga saat fajar di daerah Margahayu, Bandung, yaitu tempat pasukan komando ini dilatih
Motto
Motto Paskhas ialah "Karmaye Vadikarate Mafalesu Kadatjana", yang artinya bekerja tanpa menghitung untung dan rugi.[3]
Presiden RI pertama Ir. Sukarno, pada malam ”tirakatan” hari Bhakti AURI di Istana Negara tanggal 30 Juli 1964, memberikan ungkapan ini secara langsung untuk memotivasi personel AURI. Sukarno menyitirnya dari kalimat termasyhur pada Sangkahya-yoga kitab Bhagawadgita, sloka 2.47, yang lengkapnya berbunyi :
"karmaṇy evādhikāras te
mā phaleṣu kadācana
mā karma-phala-hetur bhūr
mā te sańgo 'stv akarmaṇi."
Kekuatan pasukan
Paskhas saat ini berkekuatan 7.300-an personel. Dalam beberapa waktu kedepan direncanakan Paskhas TNI-AU akan mendapatkan 40 buah panser buatan Pindad sebagai cikal bakal Batalyon Kavaleri Paskhas. Rencana ini tengah mengalami negoisasi ulang untuk diadakan penambahan jumlahnya dikarenakan ranpur sejenis Panser dinilai sangat cocok untuk mendukung tugas sebagai bantuan tempur dari Batalyon-batalyon tempur Para Komando dengan karakteristiknya sebagai pasukan pemukul reaksi cepat paskhas TNI AU selain juga panser sangat diperlukan untuk pasukan pertahanan pangkalan. Sebelumnya konsep tugas Paskhas adalah sebagai pasukan pertahanan pangkalan (Defensif) maka sekarang konsep akan dirubah menjadi pasukan pemukul (ofensif) dan pasukan pertahanan (defensif). Begitu juga untuk Dalam konsep penggelaran pasukan berintensitas tinggi, TNI mengenal istilah PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi cepat) yang mana paskhas sebagai satuan TNI berkualifikasi Para Komando merupakan nyawa atau inti dari pasukan PPRC TNI dan sebagai pendukungnya adalah batalyon-batalyon linud kostrad. PPRC adalah pasukan pemukul TNI untuk menghadapi kondisi kondisi darurat di wilayah NKRI. Dalam Pelaksanaan tugasnya Paskhas mengemban tugas sebagai:
Pasukan Pemukul Reaksi Cepat TNI (Yon Parako 461 s/d 468)
Pasukan Arhanud/PSU (akan dibentuk Yon Arhanud dan Den Rudal Hanud)
Wing 100 Peluncur Rudal Paskhas Kohanudnas jarak menengah/jauh (Yon 101=Kosek I, 102=Kosek II, 103=Kosek III, 104=Kosek IV dan 105=Pemeliharaan)
Batalyon Bantuan Tempur, keberadaannya berada di tiap Wing/Divisi Paskhas. (akan dibentuk Kompi Matra, Kompi Kavaleri Panser, Kompi Keslap, Kompi Komlek, Kompi Kompi Bekangmor dan Kompi Zeni)
Paskhas juga berniat mendatangkan lagi kendaraan taktis serbu sejenis Dirgantara Military Vehicle (DMV) buatan PT DI yang terbukti handal dan kini telah dipakai oleh pasukan elit Paskhas Satuan Bravo-90.
Korps baret jingga ini telah diperkuat dengan kedatangan 200 rudal panggul permukaan ke udara QW (QianWei)-3 sebagai alutsista Batalyon 1 dan 2 Arhanud Mobile Paskhas. Rudal Manpad QW-3 perorangan (diharapkan penambahan sekitar 300 unit lagi untuk Pam Sat Radar) Rudal QW-3 dilengkapi penjejak semi-active laser guidance, cocok untuk menggasak pesawat tempur maupun rudal lain dalam ketinggian rendah sampai dengan jarak 8 km. Memiliki bobot 13 kg dan kecepatan maksimum 750 km/jam. Senjata ini dipergunakan untuk menggantikan Triple gun buatan Hispano Suiza (Switzerland) tahun 1950-an dan DSHK 12,7 mm. Juga beberapa saat yang lalu diujicobakan PT Pindad senjata meriam pesawat direhab untuk dijadikan senjata berat darat untuk Kompi Mekanis di Batalyon Bantuan Tempur Korpaskhas.
Paskhas juga tengah berupaya mendatangkan 10 baterai PSU jarak pendek berupa Oerlikon kaliber 35 mm untuk hanud titik model komposit yang sudah terintegrasi antara rudal, meriam, radar dan pos komando taktis. Senjata ini sudah menggunakan teknologi tercanggih dan telah digunakan oleh banyak negara Eropa. Menurut rencana, senjata PSU ini akan ditempatkan di 10 Lanud Utama TNI-AU. Idealnya Paskhas membutuhkan 40 baterai Hanud jarak dekat di setiap Pangkalan Udara. Salah satu kelebihan utama lainnya untuk PSU Oerlikon kaliber 35 mm ini adalah kemampuannya untuk dapat dimobilisasi dengan pesawat Hercules. TNI AU juga berencana untuk pembelian Rudal Jarak Sedang/JSe pengganti Rudal S-75/SA-2 guidelines, idealnya memerlukan 32 baterai peluncur rudal jarak menengah/jauh di 32 satuan radar Kohanudnas TNI AU. Kedepan dengan rencana kedatangan bateray-bateray meriam oerlicon contraves 35 mm, penambahan jumlah rudal manpad QW-3 dan beberapa unit meriam triple gun yang masih bagus serta rencana Kohanudnas untuk menghidupkan kembali Satuan Rudal Jarak Menengah maka diharapkan dapat dibentuk beberapa batalyon artileri meriam hanud dan beberapa detasemen bateray rudal baru untuk di tempatkan di tiap-tiap wing paskhas.
Kedepan untuk pengembangan Korpaskhas dengan Alut Sista PSU saat ini yang telah dipunyai, yaitu :
Artileri Hanud Meriam tripple Gun thn 1950 (dari 55 unit tinggal 16 unit yang layak pakai)
Rudal Manpad QW-3 perorangan (sekitar 200 unit)
Rencana Pengadaan Alut Sista PSU baru berupa:
Artileri Hanud Meriam/Rudal jarak dekat Oerlicon Contraves skyguard pengganti tripple gun th 1950 (diharapkan 10 bateray, idealnya 40 bateray di tiap pangkalan udara)
Rudal Manpad QW-3 perorangan (diharapkan penambahan sekitar 300 unit lagi untuk Pam Sat Radar)
Rudal Jarak Sedang/JSe S-300 pengganti Rudal S-75/SA-2 guidelines (diharapkan 7 bateray, idealnya 32 baterai di 32 satrad)
Diharapkan Kompi-kompi BS Pertahanan Pangkalan (Hanlan) sebagian dapat dikembangkan menjadi Batalyon-batalyon PSU (Arhanud dan Detasemen-detasemen Rudal Jarak Sedang/JSe). Untuk meningkatkan kinerja Korpaskhas yang salah satunya adalah bertugas menangkal segala ancaman dari udara wilayah Udara NKRI maka sebaiknya di bentuk Resimen Penangkis Serangan Udara (PSU)yang khusus bertugas melindungi kedaulatan NKRI dari segala bentuk ancaman yang berasal dari udara.
Paskhas kini mengupayakan untuk mengganti senjata perorangan SS – 1 yang kabarnya akan digantikan SiG-552 ataupun SS-2. Terutama untuk menyiapkan Batalyon-batalyon tempur 461 sampai dengan 468 sebagai Pasukan Pemukul Para Komando Pprc paskhas dan Batalyon 1 dan 2 Arhanud Mobile Paskhas, maka dalam tiap regu di tiap batalyon para komando paskhas akan dilengkapi dengan senjata SS2-V1 WITH PINDAD 40mm GRENADE LAUNCHER dan Squad Automatic Weapon senapan mesin ringan seperti FN Minimi(Senjata Otomatis Regu). Sedangkan di dalam kompi bantuan akan dilengkapi dengan SMB (Senapan Mesin Berat) DShk-38 dirancang sebagai senjata pemukul untuk sasaran darat dan udara jarak pendek. SMB ini biasa digunakan oleh unit kavaleri dan infantri. Pada unit kavaleri, DShK sudah menjadi standar ditempatkan pada turret beragam MBT (Main Battle Tank), bahkan tank ringan, panser dan rantis pick up.dalam infantri, wajar bila DShK dioperasikan dengan case khusus beroda dua, mirip dengan model meriam/kanon. Dengan demikian SMB ini mudah digerakkan, dibawa atau dipindahkan dengan bantuan pengait pada jip atau truk.
SATUAN BRAVO '90
Satuan Bravo 90 adalah pengembangan dari Detasemen Bravo 90 (disingkat Den Bravo-90) adalah pasukan khusus anti teror Indonesia dengan kemampuan khusus yang di bentuk di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI-AU pada tahun 1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsista-nya di darat daripada harus bertempur di udara. Motto: Catya Wihikan Awacyama Kapala artinya Setia, Terampil, Berhasil
Pengukuhan Satuan Bravo-90
Dikukuhkan pada tanggal 16 September 1999 oleh KSAU Marsekal Hanafie Asnan. Dalam melaksanakan operasinya, Bravo dapat juga bergerak tanpa identitas. Bisa mencair di satuan-satuan Paskhas, atau seorang diri. Layaknya dunia intelijen Bukan main-main, Bravo-90 juga melengkapi personelnya dengan beragam kualifikasi khusus tempur lanjut, mulai dari combat free fall, scuba diving, pendaki serbu, teknik terjun HALO (High Altitude Low Opening) atau HAHO (High Altitude High Opening), para lanjut olahraga dan para lanjut tempur (PLT), dalpur trimedia (darat, laut, udara), selam, tembak kelas 1, komando lanjut serta mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan sarana multimedia. Pasukan elit ini juga kebagian jatah untuk berlatih menembak dengan menggunakan peluru tajam tiga kali lipat lebih banyak dari pasukan reguler lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk melatih ketepatan dan kecepatan mereka untuk bertindak dalam waktu sepersekian detik.
Satuan Bravo '90 mempunyai Detasemen, yaitu :
Den 901 mempunyai spesialisasi intelijen.
Den 902 Bantuan Teknik Khusus (Banniksus)
Den 903 Aksi Khusus (Aksus)
Disamping itu ada Tim Bantuan Mekanik untuk pemeliharaan senjata dan peralatan serta tim khusus plus tim pelatih. Semua Detasemen mempunyai keahlian yang merata di bidang counter terrorism. Pasukan “inti” baret jingga ini juga kerap berlatih dengan Gultor Kopassus, Kopaska TNI-AL dan Den Jaka Marinir. Saat ini ada peningkatan standart pasukan dari Detasemen menjadi Satuan sehingga jumlah ideal mengikuti tabel organisasi personel (TOP) yaitu 700 personel dibawah pimpinan seorang Kolonel langsung dibawah Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT). Bravo saat ini sudah memiliki fasilitas pertempuran jarak dekat (CQB). Bahkan untuk latihan pembebasan sandera di pesawat, Bravo langsung melaksanakannya didalam pesawat baik milik TNI-AU maupun PT. DI. Bravo juga menjadi pasukan khusus pertama di Indonesia yang mampu menguasai ilmu bela diri Systema yang merupakan ciri khas dari pasukan elit Rusia.
Tahap Pendidikan Bravo-90
Pendidikan Bravo sekitar 6 bulan. Dilaksanakan di Kodiklat Paskhas Satdik 02 Lanjut dan Satdik 03 Khusus. Anggotanya diseleksi dari siswa terbaik peringkat 1-40 lulusan sekolah komando Paskhas dan personel aktif di Wing/Resimen/Batalyon/Detasemen. Semua diseleksi ketat mulai dari IQ, kesemaptaan, keahlian spesialisasi militer yang dibutuhkan serta kesehatan. Semua dengan asistensi lembaga TNI-AU yang berkompeten dengan bidang masing – masing. Nampaknya para pelatih Detasemen Penanggulangan Teror “ala” Pasukan khusus TNI-AU ini tak main – main. Peluru tajam digunakan dalam latihan tahap akhir. Alhasil para calon Bravo juga penuh perhitungan, cermat, cepat sekaligus tepat dalam bertindak. Bertempur total dan habis – habisan. Itulah kesimpulan akhir pendidikan Bravo. Mereka tercetak menjadi prajurit elit Paskhas yang siap diterjunkan di mana saja baik di Luar Negeri maupun di seluruh Indonesia. Setelah lulus, para personel Bravo muda ini berhak atas brevet bravo, lambang, Call Sign dan perlengkapan tempur standard Bravo lainnya. Mereka juga dibagi ke dalam 3 tim Alfa dan Tim Ban Nik. Bagi para personel Bravo yang telah dianggap senior, bisa dipindahkan ke Tim khusus yang tak lain “berisi” prajurit Bravo berkemampuan di luar matra udara yaitu Frogmens yang mampu melakukan infiltrasi lewat laut, Selam Tempur, UDT, EOD, Zeni Demolisi, Penerbangan, elektronika dll.
Inventaris Senjata Den Bravo-90
Pistol Scorpion sudah tinggal kenangan. Kini Bravo memiliki senjata jagonya CQB yaitu MP 5. Sebagian adalah hibah dari Korea. Namun begitu masih bagus. Pistol pun pakai SiG Sauer. Anggota Bravo dilengkapi uniform full gears dengan peralatan terbaru. Mulai dari rompi anti peluru, NVG, GPS, pelindung kaki dan lutut, sepatu khusus, pelindung mata, pisau lempar sampai alat komunikasi point to point. Bahkan dalam situasi khusus, Bravo bisa memboyong pesawat – pesawat TNI-AU dari pesawat angkut sampai pesawat tempur untuk menyokong misi operasinya. Bravo juga kini telah memiliki senjata SAR-21 (Singapore Air Rifle). Kabarnya Bravo mendapat 50 buah senjata jenis ini dari Mabes TNI. Kedepan Den Bravo ’90 sebagai pasukan khusus andalan TNI akan dilengkapi dengan berbagai peralatan persenjataan termodern dan high teknologi untuk menyongsong perang masa depan yang lebih Global dan Moden.
Kendaraan Taktis Den Bravo-90
Detasemen Bravo-90 Paskhas TNI-AU saat ini setidaknya mengoperasikan beberapa jenis kendaraan taktis antara lain:
Land Rover Defender MRCV (multi role combat vehicle)
Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T)
Beberapa Rantis Lainnya (amfibi,dll)
Land Rover Defender MRCV (multi role combat vehicle) Kendaraan taktis (rantis) Bravo-90 Land Rover Defender MRCV (multi role combat vehicle)yang satu ini memang khusus. Termasuk Land Rover jenis defender heavy duty antipeluru yang dilengkapi tangga lipat serta penyangga mobil. Tangga ini lazim digunakan dalam penyerbuan gedung (building assault). Agar mobil berdiri stabil, penyangga diturunkan secara hidraulik untuk menahan goyangan. Melihat tongkrongannya, rantis Bravo-90 ini adalah jenis Defender Td5 dengan basis station wagon sasis panjang. Mobil yang dari pabrikannya dilego seharga 20.495 poundsterling (standar) ini ditenagai mesin disel berkapasitas 2500cc. Bila disimak lebih jauh, tentu saja ada fasilitas khusus yang ditambahkan. Sebut saja plat pijakan kaki yang menempel disekeliling bodi mobil. Tentu saja bukan tanpa tujuan fasilitas tadi dibuat. Plat berfungsi sebagai pijakan pasukan yang berdiri disekeliling mobil. Dengan demikian maka pasukan bisa di drop dengan cepat.
Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) Kendaraan sejenis “Humvee” dan bertampang “sangar” ini adalah produk pertama dan asli rakitan PTDI. Kendaraan ini mendapat nomor register di lingkungan TNI-AU yakni 4020-10. DMV menggunakan mesin disel 3000 cc Ford Ranger dan teknologi Mazda Tampilannya semakin perkasa dengan senjata utama senapan mesin GRMG yang disimpan di bagian atap kendaraan, serta senjata FN Minimi kaliber 5,56 mm yang menyembul keluar dari kabin depan yang tidak dipasangi kaca. Gerakan mobil anyar itu dipastikan tetap lincah, baik di jalan raya maupun di medan yang terjal sekalipun. Empat buah ban ukuran besar melekat di dua as dengan ketinggian jarak lantai kabin ke tanah sekitar 90 centimeter. Apabila tertembak, bagian ban masih akan tetap berdiri dan berfungsi maksimal karena dilengkapi dengan lapisan besi yang dipasang melingkar pada bagian ban. Kendaraan tempur ini didesain untuk kapasitas empat orang prajurit dengan jok yang terbuat dari fibre glass yang dicat khas warna loreng TNI. DMV mempunyai ketahanan perjalanan hingga 600 kilometer. Berbeda dengan kendaraan biasanya, sasis DMV dibangun dengan besi-besi pipa berkualitas sesuai dengan standard dan spesifikasi kendaraan versi militer Ranpur DMP-30T produksi PT DI, yang diawaki prajurit Paskhasau dari satuan Denbravo dengan dilengkapi persenjataannya.
lanjut bawah gan