aishhh demi apa sih ni thread HT, eh seriusan nih HT? eh HT nih? Alhamdulillah HT pertama ane jd maklum ya kalo rada" katrok
yeeess ane ucapin banyak" terimakasih untuk mimin momod, para kaskusers semuanya yg udh membiarkan thread ane menjadi HT, dan membiarkan ane yg hina ini merasakan threadny HT semoga varokah

Aduh HT

Jangan lupa gan

Selamat pagi, siang, sore, malam gan makasih ya udah nyasar ke thread ane udah pada nonton The Avengers Age of Ultron? salah satu film keren yang wajib di tonton nih, buat yg blm nonton sabar gan haha, nanti klo ada spoiler disini ane kasih tau kok, kalo X-Men The Days of The Future Past pasti udh pada nonton dong, klo yg blom kasian ente gan nah kalo udh nonton dua"nya pasti tau dong klo Quicksilver muncul di kedua film ini, yap! ada beberapa perbedaan gan dari Quicksilvernya Avengers sama Quicksilvernya X-men, apa sajakah itu?? langsung aja gan, cekidot

Quicksilver menjadi salah satu karakter yang lisensi filmnya dimiliki dua studio berbeda, yaitu Marvel Studios dan 20th Century Fox. Ini tentunya menjadi satu fenomena langka melihat satu karakter yang sama bisa eksis di dua universe berbeda. Karena speedster ini pernah beraksi dengan X-Men maupun skuad Avengers di komik, maka tidak ada alasan juga bagi Marvel dan Fox untuk tidak bisa menggunakan karakter tersebut. Berawal dari situasi yang unik ini, lahirlah dua versi berbeda dari karakter sama yang berlari mengitari layar lebar dengan rentang waktu yang cukup berdekatan.

Tahun 2014 kemarin kita menjumpai Quicksilver-nya Fox alias Peter Maximoff di X-Men: Days of Future Past yang diperankan Evan Peters. Tahun 2015 ini, kita akan bertemu dengan Quicksilver versi Marvel Cinematic Universe a.k.a. Pietro Maximoff, yang diperankan Aaron Taylor-Johnson di The Avengers: Age of Ultron, setelah sebelumnya ia sempat muncul di credit scene Captain America: The Winter Soldier.

Lain ladang lain belalang. Ada sejumlah perbedaan signifikan yang perlu digarisbawahi antara dua karakter adaptasi, diantaranya:

Ketika menonton X-Men: Days of Future Past, banyak yang meyakini kalau gadis cilik yang dipangku Quicksilver ketika ia serius menonton kejadian menghebohkan di Washington DC adalah saudaranya Wanda Maximoff. Namun anggapan ini hanyalah berakhir menjadi sekedar teori belaka. Akan tetapi selalu ada kemungkinan kalau gadis ini menampakkan batang hidupnya di film yang akan datang. Namun sejauh ini kita belum mendapati kehadiran Scarlet Witch di X-Men Cinematic Universe.

Di Marvel Cinematic Universe justru situasinya sangat berbeda. Quicksilver (Aaron Taylor-Johnson) dan Scarlet Witch (Elizabeth Olsen) diperkenalkan pada saat bersamaan dan mereka juga digambarkan sangat dekat dan kompak layaknya dua bersaudara. Beragam kabar menyebut keduanya telah melalui berbagai kesulitan hidup bersama-sama, dan dalam kasus Quicksilver, ini semua melatarbelakangi dirinya bertindak sangat protektif pada saudarinya.

Jika Quicksilver X-Men selalu beraksi secara solo alias single fighter, maka lain halnya dengan Quicksilver dan Scarlet Witch MCU yang terlihat seperti duo yang saling bahu-membahu. Dan mengingat Olsen dan Taylor-Johnson telah sepakat untuk mengamini kontrak multi-film, maka tak menutup kemungkinan kita akan melihat keduanya terus bergandengan tangan di sepanjang mayoritas penampilannya di MCU.

Di X-Men: Days of Future Past, Quicksilver hidup di Amerika Serikat dan tinggal satu atap dengan ibunya yang mengaku pernah berkencan dengan pria yang mampu mengendalikan logam, dimana pengakuan ini secara tak langsung mengarah ke Magneto. Tidak ada pesan tersembunyi mengenai asal-muasal keturunan Quicksilver kecuali ia adalah orang Amerika. Namun jika Magneto benar ayahnya, ini berarti Quicksilver punya darah Polandia yang mengalir di tubuhnya.

Skenario The Avengers: Age of Ultron mengalami banyak perubahan, lantaran ia mengambil inspirasi lebih luas dari komiknya dalam pendekatan karakter Pietro Maximoff. Dalam muatannya, Quicksilver dan saudarinya berasal dari negara imajiner di Eropa Timur bernama Transia. Jadi tak heran jikalau mereka punya aksen khas ala Rusia misalnya.

Seperti Quicksilver-nya Evan Peters, versi Taylor-Johnson diprediksi pada akhirnya bertarung untuk pihak yang baik di The Avengers: Age of Ultron. Namun ada sebuah indikasi kuat kalau ada proses panjang yang mesti ditempuh untuk bisa sampai kesana.

Tidak sampai harus ada situasi pelik untuk meyakinkan Quicksilver X-Men agar ia mau menolong kawan sesama mutant. Meskipun harus diakui Wolverine cs harus berusaha keras membujuk egonya dengan cara menawarkannya kesempatan menyusup masuk ke dalam bangunan berfasilitas keamanan terketat di dunia yang menjadi tantangan menarik tersendiri baginya

SPOILER ALERT!!!

Kategori yang satu ini mungkin sedikit terlalu dini untuk diputuskan. Terlebih kita juga belum melihat footage apapun yang berhubungan dengan penggambaran karakter Quicksilver Avengers. Namun dalam sejumlah wawancara, Aaron Taylor-Johnson mengindikasikan adaptasi karakter komik terbaru ini akan punya jenis kepribadian yang amat berbeda. Kehllangan orang tua dan menjalani hidup yang penuh dengan cobaan dan rintangan, membuat diri Pietro Maximoff dipenuhi rasa amarah dan frustasi, sebagaimana yang telah dideskripsikan.

Di lain pihak, Quicksilver X-Men lebih seperti orang jahil dan iseng yang berhati luwes. Terlepas dari fakta bahwa ia mencuri bermacam-macam barang dari kota yang salah satunya bisa jadi mesin game Pong klasik, ia tak pernah sampai menyebabkan kerusakan parah.

Memang dia punya sejumlah masalah namun ia tak menghadapinya dengan sangat serius seperti kembarannya di Avengers: Age of Ultron. Sebagai bukti, ia malah terkesan santai, fun dan mengundang gelak tawa, terutama di adegan slow-motion Pentagon. Satu hal yang sama dari dua kepribadian Quicksilver ini adalah kecepatannya yang menjadikan mereka tidak sabaran.

Adalah hal mutlak bagi kedua studio menciptakan tampilan unik untuk Quicksilver mereka sehingga bisa dibedakan dengan pihak kompetitor. Untuk X-Men: Days of Future Past, Peter Maximoff mengenakan jaket silver mengkilap, sabuk besar khas 70-an dipadu dengan pemutar musiknya yang terpasang dan kacamata google – yang mana pakaian ini cukup luwes ketika ia berlari mengelilingi makanan di dapur Pentagon. Ada banyak kritik yang mengarah ke gaya busananya, meskipun pada akhirnya tidak sedikit juga pujian yang menghampirinya.

Kostum Quicksilver di The Avengers: Age of Ultron boleh dibilang lebih low profile atau tidak neko-neko. Skema warnanya mengingatkan kita pada apa yang ia kenakan di komik. Namun pada dasarnya kostum ini terdiri dari baju fleksibel yang digunakan untuk berlari dengan celana jeans.

Setiap orang pastinya memiliki opininya sendiri tentang kostum mana yang lebih menarik. Namun Quicksilver X-Men tentunya lebih mewakili bagian ‘silver’ dari namanya ketimbang kembarannya di MCU.

Quicksilver adalah speedster yang paling dikenal di universe Marvel. Namun ketika berbicara dua Quicksilver layar lebar, masing-masing kekuatan mereka direpresentasikan secara berbeda dari segi visual.

Sebagai contoh, adegan slow-motion Quicksilver di X-Men: Days of Future Past yang menghasilkan efek hembusan angin nyaris tergolong standar dan sudah banyak kita jumpai di film superhero lain. Seperti misalnya hembusan angin saat tiba-tiba mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Sebagai perbandingan dengan sesama mutant, apa yang dihadirkan Quicksilver tampak nyaris sama persis dengan efek kecepatan Callisto di X-Men: The Last Stand.

Ini jelas sangat berbeda dari The Avengers: Age of Ultron. Berdasarkan sedikit footage yang kita lihat, ketika Quicksilver-nya Aaron Taylor-Johnson berlari di kecepatan ekstrim, ada semacam motion blur berwarna biru yang mengikuti dirinya. Ini nyaris seperti sebuah aura yang mengelilinginya saat ia berlari, dan menghasilkan sebuah efek jejak berkilau.

Selera pribadi jelas menjadi penentu siapa yang terlihat lebih keren. Yang menjadi tanda tanya besar, siapakah yang lebih cepat? Apakah mereka sama kuatnya atau justru ada satu yang lebih superior dari yang lain?

Inilah perbedaan utama antara kedua versi sebagai bagian dari ‘peraturan tertulis’ mereka dengan Marvel dan Fox. Studio kedua tak hanya memiliki lisensi pembuatan film untuk beragam karakter X-Men, tapi juga memiliki semua lisensi film karakter di Marvel Comics yang digolongkan sebagai mutan.

Jadi ketika Marvel Studios punya akses menggunakan Quicksilver dan saudaranya untuk tujuan tertentu, mereka tak punya wewenang untuk memplot dua karakter ini sebagai mutant dalam konteks Marvel Cinematic Universe. Hal Ini tentu saja akan mengarah pada sebuah pertanyaan yang lebih besar.

Disaat ini terhitung mudah untuk menjelaskan asal-usul kecepatan Quicksilver X-Men, maka hal sebaliknya terjadi pada Quicksilver dan Scarlet Witch Avengers terkait bagaimana mereka mendapatkan kekuatannya. Jika merujuk pada komik Avengers: Age of Ultron Prelude – This Scepter’d Isle, Quicksilver dan Scarlet Witch dijadikan objek eksperimen yang membuat mereka punya kekuatan super. Hal ini pun memunculkan spekulasi bahwa status keduanya diganti menjadi Inhumans, yang sepertinya di MCU disebut rekayasa genetik. Bagaimanapun, Presiden Marvel Studios Kevin Feige pernah menyatakan film Inhumans dan saudara kembar ini tidak punya benang merah. Yang pasti, pada tanggal 1 Mei 2015 kita akan mengetahui persis bagaimana caranya Quicksilver bisa berlari super kencang.

Sekian gan thread dari ane makasih yg udah nyasar kemari, makasih lg yg udah makasih lg yg udah ngasih haha Have A Nice Day!

Semoga gk repost

Tambahan dr agan the.darn.knight

Quicksilver vs Silver Surfer