Sidik jari akan selalu ada dalam kehidupan. Setiap “noda” goresan sedikit akan melahirkan individu yang berbeda antara miliaran manusia lain - atau setidaknya itulah yang kita tau selama ini. Bahkan kembar identik mempunyai sidik jari yang berbeda. Satu ketika Olsen bersaudara tidak bisa menghilangkan sidik jari pada senjata pembunuhan, karena sidik jari itu mempunyai bentuk yang unik.

Epidermis luar dan jaringan subkutan dalam lapisan sel kulit itu seperti sepotong keju di antara dua lempengan/potongan roti. Sebagai tekanan membangun, seperti "sepotong keju", "kompres dan gesper", meletus dalam pola permukaan acak. source

Bahkan, kemungkinan dua orang yang memiliki sidik jari yang identik sangat tipis, meskipun tidak cukup mustahil. Abad ke-19 menurut polymath Sir Francis Galton, kemungkinannya adalah 1 di 64 miliar. source

Tapi menurut ahli sidik jari Profesor Edward Imwinkelried, karena populasi dunia sekarang melebihi 6,4 miliar dan sebagian besar dari kita memiliki 10 digit mungil, kami memiliki lebih dari 64 miliar cetakan luar sana untuk bertemu atas kemungkinan "berbagi" cetak tunggal dengan orang asing . Itulah salah satu alasan mengapa beberapa sidik jari penting untuk mendapatkan suatu identifikasi positif. Probabilitas orang memiliki tiga sidik jari yang sama berada di urutan 100 kuadriliun ke 1, kata Imwinkelried. Ini juga mengapa ia dan para ahli lainnya menekan reformasi sidik jari dan lebih mengandalkan bukti DNA.

Menurut statistik Stephen M. Stigler, abad ke-20 ketergantungan pada sidik jari memiliki kurangnya hubungan dengan ilmu pengetahuan dan malah lebih berkaitan dengan drama ruang sidang. Ini adalah metode sempurna yang sangat sulit. Hingga sejak tahun 1995, evaluasi laboratorium fingerprinting oleh Collaborative Testing Services telah menemukan tingkat kesalahan sidik jari mulai dari 3 persen menjadi 20 persen. source

Sidik jari, keajaiban dibalik cengkeraman?
Sidik jari lebih dari alat identifikasi dan crapshoot biologis. Jika anda pernah berfikir membakar sidik jari anda dengan cairan asam untuk menghindari penangkapan (dan mungkin yg tidak berfikir seperti itu), maka berpikirlah dua kali, karena sidik jari juga membantu kita merasa tekstur halus dan benda-benda kecil. Lihat, ketika anda merasakan tekstur khususnya halus - seperti rambut manusia - rasa sentuhan getaran kulit yang timbul di ujung jari anda yang bergerak/bergeser di meja.

Pada tahun 2009, sebuah tim peneliti Perancis mempelajari fenomena ini dan menemukan bahwa jari bergerigi bergerak di permukaan menghasilkan getaran frekuensi yang terdeteksi oleh ujung saraf khusus yang disebut sel-sel Pacinian source. Ujung saraf ini menyampaikan informasi ini ke neuron sensorik yang sinyal otak.

Ada usulan lain di luar sana juga. Apakah sidik jari membantu kita untuk memegang sebuah objek - katakanlah segelas susu atau kapak perang? Idenya mengatakan bahwa bentuk yang berlekuk akan meningkatkan tingkat gesekan antara jari-jari kita dan objek yang kita pegang. Jadi, jika kita tidak memiliki sidik jari, kita akan sulit memegang sebuah benda, bahkan terkadang tidak akan bisa.

Dalam sebuah studi 2009 yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Biology, tim Manchester mengukur tingkat gesekan antara daging dan objek. Mereka menemukan hanya mengalami peningkatan marjinal. Mereka juga menemukan bahwa fingerpads (hasil sidik jari) dicetak hanya benar-benar 33 persen, dicoba dengan kaca akrilik yang benar-benar halus. Jadi, hasil tekanan dari sidik jari yang kita buat akan mempengaruhi dalam memegang sebuah objek.

Salah satu pemimpin studi, Dr Roland Ennos, melanjutkan bahwa sidik jari akan membantu kita dalam mencengkeram permukaan yang kasar/halus dan dapat memungkinkan kulit kita untuk meregangkan lebih mudah, sehingga tidak akan mudah terkena cedera/luka. source