Apakah Kalian Tahan Jika setiap hari MATI LAMPU seperti di Kota ane ini ??
TS
maslisman
Apakah Kalian Tahan Jika setiap hari MATI LAMPU seperti di Kota ane ini ??
Quote:
Sebenernya tujuan ane bikin thred ini ane pengen curhat ke agan agan kaskuser semua, kenapa ane curhat di kaskus ? karena dikaskus banyak bercampur aduk orang orang dari seluruh penjuru kota di indonesia, ane pengen curhatan ane didenger oleh orang orang di luar dari kota tercinta ane yaitu kota tanjungpinang, lantas kenapa ane gk curhat aja sama orang tanjungpinang ? jawabanya karena masyarakat, warga, atau orang tanjungpinang juga ngalamin hal yang sama seperti ane dan pastinya mereka butuh tempat buat curhat dengan segala masalah yang kami hadapi sekarang
Sebelum agan semua lanjut kebawah baca cerita ane, akan lebih baiknya jika agan baca dulu SEJARAH tentang KOTA tercinta ane ini yaitu TANJUNGPINANG :
Spoiler for TANJUNGPINANG ?:
Tanjungpinangatau sebelumnya disebut Tanjung Pinang (disingkat Tg. Pinang) adalah ibu kota dari provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Yang terletak di koordinat 0º5' lintang utara dan 104º27' bujur timur, tepatnya di Pulau Bintan.
Kota ini memiliki cukup banyak daerah pariwisata seperti Pulau Penyengat yang hanya berjarak kurang lebih 2 mil dari pelabuhan laut Tanjungpinang - Pelabuhan Sri Bintan Pura, Pantai Trikora dengan pasir putihnya terletak kurang lebih 65 km dari kota, dan pantai buatan yaitu Tepi Laut yang terletak di garis pantai pusat kota sebagai pemanis atau wajah kota (waterfront city).
Pelabuhan Laut Tanjungpinang - Pelabuhan Sri Bintan Pura memiliki kapal-kapal jenis feri dan feri cepat (speedboat) untuk akses domestik ke pulau Batam dan pulau-pulau lain seperti; kepulauan Karimun dan Kundur, serta kota-kota lain di Riau daratan, juga merupakan akses internasional ke negara Malaysia dan Singapura.
Sejarah
Berdasarkan Sulalatus Salatin kawasan kota ini merupakan bagian dari Kerajaan Melayu, setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugal, Sultan Mahmud Syah menjadikan kawasan ini sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Malaka. Kemudian menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Johor, sebelum diambil alih oleh Belanda terutama setelah Belanda menundukan perlawanan Raja Haji Fisabilillah tahun 1784 di Pulau Penyengat.
Pada masa kolonial Belanda, Tanjungpinang ditingkatkan statusnya menjadi pusat pemerintahan dari Residentie Riouw pemerintah Hindia-Belanda. Kemudian di awal kemerdekaan Indonesia, menjadi ibu kota Kabupaten Kepulauan Riau. Setelah menjadi Kota Administratif - Kabupaten Kepulauan Riau hingga tahun 2000, berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2001, pada tanggal 21 Juni 2001, statusnya menjadi Kota Tanjungpinang. Pusat pemerintahan yang semula berada di pusat Kota Tanjungpinang di pemukiman padat penduduk kemudian dipindahkan ke Senggarang (bagian utara kota) sebagai pusat pemerintahan. Hal ini ditujukan untuk mengimbangi kesenjangan pembangunan dan kepadatan penduduk yang selama ini berpusat di Kota Lama (bagian barat kota).
Pemerintahan
Pada tahun 2002 terpilih Dra. Hj. Suryatati A. Manan sebagai walikota pertama melalui pemilihan oleh DPRD Kota Tanjungpinang. Pada tahun 2007, ia terpilih kembali untuk menjadi Wali Kota Tanjungpinang. Kemudian pada tahun 2013, ia digantikan oleh H. Lis Darmansyah.
Wilayah administrasi pemerintahan Kota Tanjungpinang dibagi menjadi 4 kecamatan dan 18 kelurahan. Kecamatan-kecamatan di Kota Tanjungpinang adalah: Tanjungpinang Barat, Tanjungpinang Kota, Bukit Bestari, dan Tanjungpinang Timur
Geografi
Sebagian wilayah Tanjungpinang merupakan dataran rendah, kawasan rawa bakau, dan sebagian lain merupakan perbukitan sehingga lahan kota sangat bervariasi dan berkontur.
Iklim
Kota Tanjungpinang maupun Pulau Bintan keseluruhan beriklim tropis dengan temperatur 23 °C – 34 °C. Tekanan udaranya berkisar antara 1.010,2 mbs dan 1.013,7 mbs. Musim
Secara resmi memiliki musim kemarau dan musim penghujan. Tidak ada perbedaan musim yang mencolok di daerah ini. Hujan dapat turun sepanjang tahun. Namun setiap akhir sampai dengan awal tahun terjadi "Angin Utara" yang sangat berbahaya dengan gelombang yang sangat kuat.
Kependudukan
Suku Melayu merupakan penduduk asli dan kelompok suku bangsa yang dominan di Tanjungpinang, selain itu terdapat juga suku Bugis dan Tionghoa yang sudah ratusan tahun berbaur dengan suku Melayu dan menjadi penduduk tetap semenjak zaman Kesultanan Johor Riau dan Residentie Riouw. Suku Bugis awalnya menetap di Kampung Bugis dan suku Tionghoa banyak menempati Jalan Merdeka dan Pagar Batu. Suku Jawa mulai ramai mendatangi Tanjung Pinang pada tahun 1960, pemukiman awal orang Jawa terletak di Kampung Jawa.
Menjelang tahun 2000 hingga sekarang orang Sunda, Minangkabau dan Batak menjadi suku pendatang yang paling banyak mendatangi Tanjungpinang, khususnya semenjak adanya tiket penerbangan murah yang dijual Air Asia. Suku Sunda, Minang, dan Batak datang dengan tujuan mengubah nasib melalui berbagai jenis pekerjaan di berbagai bidang, karena saking minimnya lapangan pekerjaan dan pembangunan di kampung halaman mereka di Jawa Barat dan Sumatera akibatnya minimnya investasi asing.
Suku Batak secara besar-besaran bermigrasi ke Kepulauan Riau, khususnya Batam, Tanjung Pinang, dan Tanjung Balai Karimun dengan ambisi ingin menguasai perekonomian dan politik Kepulauan Riau, dengan disertai misi penyebaran agama melalui HKBP dan dikelola oleh persatuan-persatuan mereka, seperti IKABSU dan Rumpun Batak Bersatu yang tersebar disetiap kabupaten dan kota. Suku Batak banyak terlibat dalam usaha 'peminjaman uang', tambal ban, tukang parkir, sopir angkot, kuli pelabuhan, pedagang bensin eceran di tepi jalan, kuli bangunan, advokat, hingga menjadi anggota DPRD. Suku Batak menyadari betapa strategis dan berharganya Kepulauan Riau, tidak seperti negeri leluhur mereka (Tapanuli) yang terletak jauh membelakangi Selat Malaka. Begitu juga dengan suku Minang dan Sunda, semenjak pembangunan Tanjung Pinang di arahkan ke arah batu 8 Atas, ramai suku Minang, Sunda, dan Batak datang beramai-ramai membawa kawan dan sanak saudaranya dari kampung untuk pindah ke Kepulauan Riau dengan alasan tradisi merantau. Hal ini terjadi akibat di daerah mereka di Sumatera Barat dan Sumatera Utara terlalu ketat dalam menerapkan hak ulayat, hingga investor susah mendapat lahan untuk berinvestasi, akibat sengketa tanah adat. Hal-hal seperti inilah yang mengakibatkan provinsi mereka menjadi provinsi yang tidak berkembang, yang membuat banyak penduduknya tidak sejahtera, kehilangan rasa cinta tanah air, dan akhirnya memilih bermigrasi ke Jakarta, Riau, dan Kepulauan Riau karena banyaknya peluang emas di provinsi ini, ditambah lagi dengan kedekatan Kepulauan Riau dengan Singapura dan Malaysia. Sementara itu, perempuan Sunda banyak yang bekerja di klub malam, salon, dan panti pijat dengan harapan dinikahi pria-pria tua asal Singapura yang banyak ditemukan di Kepulauan Riau pada hari Sabtu dan Minggu. Jalan raya yang panjang dan lebar, gedung-gedung yang tinggi, jembatan yang megah, listrik yang 24 jam, berbagai pusat perbelanjaan modern, bandara dan pelabuhan yang modern adalah beberapa hal yang membuat mereka tercengang dan terkagum-kagum saat tiba di Kepulauan Riau, karena tidak pernah mereka temukan di kampung halaman mereka.
Bahasa yang digunakan di Tanjung Pinang adalah bahasa Melayu klasik. Bahasa Melayu di kota ini hampir sama dengan bahasa Melayu yang digunakan di Singapura, Johor, Pahang, Selangor, Malaka hingga Kuala Lumpur, karena memang sejak zaman pemerintahan kesultanan Riau Lingga dahulu Tanjungpinang sudah menjadi pusat budaya Melayu bersama Singapura. Selain itu bahasa Tiochiu dan Hokkien juga banyak digunakan oleh suku Tionghoa di Kota Tanjungpinang.
Perhubungan
Kota Tanjungpinang terdapat pelabuhan domestik dan internasional yaitu Pelabuhan Sri Bintan Pura, terminal yaitu [Terminal Sei Carang]] serta bandara internasional, Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah.
Perekonomian
Pada tahun 2001, sektor perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam membangun perekonomian kota Tanjungpinang yaitu sebesar 35,54% kemudian diikuti oleh sektor industri pengolahan 15,37%, sektor bangunan 13,29%, sektor jasa-jasa 12,51%, dan sektor pengangkutan dan komunikasi 10,82%. Sedangkan sektor lainnya meliputi sektor listrik, gas, dan air bersih, keuangan, pertanian, dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 12,47%.[1]
Pariwisata
Pulau Penyengat merupakan salah satu kawasan wisata di Kota Tanjungpinang. Pulau seluas 3,5 km² ini berada di sebelah barat kota Tanjungpinang dan dapat ditempuh 15 menit dengan transportasi laut. Pada pulau ini terdapat banyak peninggalan lama dengan wujud bangunan dan makam yang telah dijadikan situs cagar budaya. Selain itu juga dijumpai kelenteng atau vihara di kawasan Kampung Bugis dan Senggarang yang sekaligus menjadi kawasan wisata religi. Wisata lainnya juga dapat ditemukan di Pantai Impian, Tugu Pensil, Tepi Laut, Mall Ramayana Tanjung Pinang, Bestari Mall, Bintan Indah Mall, dan sebagainya.
Pariwisata di kota Tanjungpinang ditunjang oleh adanya 13 hotel bintang, 43 hotel non bintang, 34 rumah makan dan pusat-pusat belanja yang terdiri dari 13 supermarket serta pertokoan yang tersebar di wilayah kota. Sementara jumlah kunjungan wisatawan didominasi dari negara Singapura, Malaysia dan Belanda. Kota ini juga menawarkan sajian kuliner aneka hidangan laut, dan masakan Cina.[2]
Langsung aja kita ke TOPIK PERMASALAHAN, jadi 2 Bulan terakhir ini ane dan masyarakat kota tanjungpinang sedang mengalami masa masa yang sulit, yaitu kami sedang dilanda KRISIS LISTRIK. sebenernya bukan cuma 2 Bulan terakhir saja, hal kaya gini udah terjadi hampir setiap tahun, yg paling parah puncaknya di 2 bulan terakhir ini, setiap hari seluruh daerah kota tanjungpinang kena giliran MATI LAMPU SETIAP HARI dengan durasi minimal 2 JAM SAMPAI 4 JAM dan parahnya lagi dalam sehari bisa MATI LAMPU 2 sampai 3 Kali, Mati lampu ini disebabkan dengan 1 ALASAN dari pihak PLN dan alasan itu selalu MESIN RUSAK. Dan LEBIH PARAHNYA lagi Mati lampu akan terus berlanjut setiap hari HINGGA 2 BULAN KEDEPAN. terus apa yang terjadi apa yang kami alami ? (masyarakat tanjungpinang) Sudah jelas kami sangat dirugikan oleh pihak pihak terkait khususnya PLN. udah banyak kerugian agan agan disini pasti sudah tau juga apa PENTINGNYA LISTRIK bagi kehidupan. yang jelas kegiatan ekonomi masyarakat TERGANGGU, Alat ELEKTRONIK dirumah pada RUSAK, dan lain lain. Terkadang kami sebagai MASYARAKAT merasa ada sesuatu yang JANGGAL ATAU hal yang TIDAK BERES dari PIHAK PIHAK TERKAIT.
Kami masyarakat tanjungpinang sebenarnya udah melakukan DEMO di depan KANTOR PLN tepatnya di tanggal 16 MARET 2015, demo tersebut juga dihadiri WALIKOTA tanjungpinang dan GUBERNUR Kepulauan Riau, dan Faktanya demo ini bukan yang pertama kalinya, di tahun tahun sebelumnya kami juga pernah melakukan Demo
Quote:
TRIBUNNEWSBATAM.COM, TANJUNGPINANG- Masyarakat Tanjungpinang sudah begitu geram dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Mereka akhirnya turun ke Kantor PLN Area Tanjungpinang untuk menggelar aksi unjuk rasa, Senin (16/3/2015) pagi.
Semua elemen masyarakat mulai aktivis, mahasiswa dan masyarakat tumpah ruah di depan Kantor PLN. Mereka mengekspresikan emosinya dengan melemparkan telur, termasuk telur busuk, dan barang-barang eletronik yang sudah tak dipakai lagi.
Sekitar ratusan telur dilemparkan ke kaca-kaca Kantor PLN.
"Kami mau supaya hari ini PLN terakhir mematikan lampu. Kami sudah muak akan kondisi listrik yang terus padam selama ini," teriak Andi Cori Fatahudin, koordinator aksi unjuk rasa tersebut saat berorasi.
Andi seakan membakar semangat seluruh masyarakat yang hadir untuk mengungkapkan amarahnya kepada PLN. Disulut emosi, masyarakat spontan mengeluarkan kekesalannya.
Dan Parahnya lagi disaat warga sedang DEMO di saat itu LISTRIK MATI lagi
Terus apa hasil demo pada tanggal 16 maret kemarin ?
Quote:
Unjuk rasa di Kantor PLN Tanjungpinang pada hari Senin (19/05) lalu, sekitar pukul 13.00 Wib yang dilakukan oleh Persatuan Pemuda Tempatan (Perpat) Kota Tanjungpinang dan Jaringan Informasi Mahasiswa (JIM) Provinsi Kepri dengan melempari kantor PLN Tanjungpinang dengan puluhan telur dan televisi. Aksi Unjuk rasa itu dilakukan karena massa tidak terima kondisi listrik yang tak kunjung membaik dan menyebabkan aktivitas dan mata percaharian warga terganggu.
Sesuai kesepakatan antara massa dan pihak PLN Tanjungpinang pada hari Senin lalu, maka hari ini Rabu (21/05) PLN telah mengeluarkan surat pernyataan yang ditandatangani oleh PLT. Manager PLN Tanjungpinang, Majuddin bahwa pihak PLN menyepakati setelah satu minggu kedepan tidak terjadi pemadaman bergilir di Tanjungpinang, dan Manager Area Tanjungpinang bertanggungjawab penuh apabila setelah satu minggu kedepan masih terjadi pemadaman bergilir.
Setelah di DEMO PLN Berjanji akan mendatangkan MESIN untuk menambah DAYA yang kurang, namun apa yang terjadi ,,, PLN memang mendatangkan mesin listrik untuk menambah daya namu mesinya MESIN BEKAS
Quote:
http://batampos.co.id/30-03-2015/pln...n-mesin-bekas/
PT PLN berjanji akan mengakhiri krisis listrik di Tanjungpinang pada 6 April mendatang dengan menambah daya sebesar 10,5 Mega Watt. Namun banyak kalangan yang meragukan janji PLN ini bakal terealisasi.
Seperti yang disampaikan Koordinator Solidaritas Masyarakat Peduli PLN, Andi Cori Fatahudin dan tokoh masyarakat lainnya usai turun ke PLTD Air Raja di Km 14, Tanjungpinang, Minggu (29/3).
Jika melihat perkembangan di lapangan, Cori pesimis Tanjungpinang akan bebas pemadaman pada pekan depan.
”Tiga mesin yang didatangkan masih dalam tahap pengerjaan,” ujar Cori kepada sejumlah wartawan, kemarin.
Dikatakan Cori, selain tiga mesin baru di PLTD Air Raja ini juga terdapat dua mesin bekas yang juga disiagakan untuk mengantisipasi jika ada kerusakan pada salah satu mesin. Namun, hal ini belum menjamin Tanjungpinang terang benderang karena masih belum selesai.
Dari segi keamanan dan keselamatan kerja, Cori menilai prosedur dan standar kerja PLN sangat buruk. ”Itukan bisa membahayakan para pekerja di situ,” kata Cori.
Selain itu, jika sesuai janji PLN nantinya masih ada pemadaman maka nanti masayarakat akan kembali turun ke jalan bahkan mungkin kejadiannya akan lebih parah dari unjuk rasa sebelumnya.
Ancaman ini sesuai dengan kata Gubernur Kepri, M Sani, dalam rapat bersama Kanwil PLN Riau-Kepri, beberapa waktu lalu. Gubernur mengatakan, jika PLN tak menepati janjinya menyelesaikan permasalahan listrik, maka dirinya menyerahkan masalah ini kepada masyarakat.
Cori menambahkan, PLN telah bejanji kepada masyarakat Pulau Bintan akan menambah daya sebesar 10,5 Mega Watt (MW). Saat ini waktu yang tersisa kurang lebih satu minggu. Namun, di lapangan daya yang bisa dihasilkan hanya sekitar 4 MW.
”Berarti masih kekurangan 6 MW lebih. Sementara mesin yang di Kijang sampai saat ini baru mau dikerjakan dan belum tahu selesainya kapan,” tambah Cori lagi.
Saat ini pengadaan mesin pembangkit dilakukan oleh CV Fortuna Abadi dan diduga antara PLN dan pihak perusahaan penyuplai mesin melakukan kongkalikong.
Sebab di lapangan dari pihak penyedia tidak mendampingi pekerja dan juga tidak adanya buku petunjuk ini sangat berbahanya.
Sementara itu, salah satu tenaga ahli kelistrikan yang ikut meninjau PLTD Air Raja, Yoserizal, mengatakan dua dari lima mesin yang didatangkan PLN memang mesin bekas.
Namun, tiga mesin baru bermerek Caterpillar tersebut tidak akan mampu menghasilkan daya secara maksimal.
Sementara dua mesin seken yang juga didatangkan masih dalam tahap perbaikan.
”Saya juga menyangkan pihak pekerja PLN tidak mengetahui mesin bekas yang didatangkan tidak mengetahui masa kerja mesin itu,” ujar Yoserizal.
Padahal, kata Yoserizal, dengan diketahuinya masa kerja dari mesin seken tersebut akan bisa dipastikan mesin tersebut dalam keadaan baik dan sudah berapa lama mesin tersebut beroperasi.
”Dari catatan masa kerja mesin ini, akan diketahui sudah berapa lama mesin ini bekerja.
Sehingga, kita mengetahui mesin ini dalam keadaan baik atau tidaknya. kalau saya menerka mesin bekas ini tidak akan lama beroperasi karena pasti akan mengalami kerusakan kembali,” katanya.
Dengan kondisi mesin, seperti itu, terang Yoserizal, ia tidak yakin PLN dapat menepati janjinya untuk tidak ada pemadaman bergilir lagi di Tanjungpinang ini.
Selain itu, PLN juga menggandeng perusahaan yang tidak punya standarisasi dan itu membahayakan pekerjanya dan konsumen.
”Saya lihat mesin di situ juga banyak yang bocor. Apabila mau diperbaiki maka listrik dipadamkan terlebih dahulu,” terang Yoserizal.
Pantauan di PLTD Air Raja, tiga mesin baru yang didatangkan sudah terpasang dan sedang dalam tahap pengerjaan. Sedangkan dua mesin bekas masih dalam tahap perbaikan. (bpos)
Setelah Mesin yang didatangkan PLN terpasang, kami masyarakat tanjungpinang akhirnya merasa lega karna sudah 2 minggu tidak terjadi PEMADAMAN, namu hal ini tidak berlangsung Lama tiba-tiba Penyakit PLN kambuh lagi,
Quote:
Walaupun sudah ada jadwal pemadaman, namun jadwal ini amburadul tidak pernah sesuai, dan selalu lebih dari durasi pemadaman yang sudah ditentukan