- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Putri Sulung Raja Keraton Yogya Jadi Penerus Takhta


TS
mr.josh.tampan
Putri Sulung Raja Keraton Yogya Jadi Penerus Takhta
Quote:

Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X hari ini kembali mengeluarkan sabda raja. Dalam sabda raja kali ini, Sultan menetapkan gelar atas putri sulungnya, GKR Pembayun, menjadi GKR Mangkubumi. Nama itu identik dengan calon pewaris takhta sebelum jumeneng atau menjadi raja.
Belum ada keterangan resmi kepada media terkait penobatan putri Sultan HB X. Namun, sejumlah abdi dalem serta kerabat lainnya memilih bungkam untuk menangapi sabda raja kedua hari ini.
"Ada satu poin itu (pengangkatan Putri Sulung Sultan HB X sebagai putri mahkota). Sabar, kita semua harus menunggu," kata KRT Yudhahadingrat yang turut hadir di Siti Hinggil, Keraton, Yogyakarta, Selasa (5/5/2015).
Para abdi dalem yang hadir engan memberi keterangan karena hal ini menjadi kewenangan Keraton Yogyakarta. Mereka menyatakan menghormati apa yang sudah menjadi keputusan Raja.
SUMBER
Quote:
Bergelar GKR Mangkubumi, Pembayun Ratu Pertama di Ngayogyakarta


Beberapa pekan ini warga Yogyakarta dan sekitarnya dirisaukan dengan kabar soal suksesi Raja DIY. Hal ini lantaran hingga kini belum jelas siapa orang yang bakal ditunjuk oleh Sri Sultan Hamengku Bawono X untuk menggantikan dirinya kelak memimpin DIY.
Siang kemarin semua teka-teka tersebut terjawab sudah. Sri Sultan menetapkan putri sulungnya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun sebagai calon penerus takhta Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Penetapan tersebut didasarkan atas sabda raja yang dikeluarkan Sri Sultan siang kemarin di Siti Hinggil, Keraton Yogyakarta. Sri Sultan mengeluarkan sabda raja yang isinya hanya satu poin saja.
Raden Wedono Ngabdul Sadak, salah seorang abdi dalem yang bertugas di Masjid Panepen mengatakan poin dalam Sabda Raja yaitu mengganti nama GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi dan sekaligus mengangkat sebagai putri mahkota.
"Ganti nama GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi," tandasnya.
Dengan sabda tersebut, maka GKR Pembayun atau GKR Mangkubumi akan menjadi penerus takhta kerajaan Yogyakarta setelah Sri Sultan Hamengku Bawono. Lalu siapa sebenarnya GKR Pembayun?
Pembayun lahir di Bogor, 24 Februari 1972 (43 tahun) adalah putri pertama dari pasangan Sri Sultan Hamengkubuwono X dengan Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Ratu Pembayun dibesarkan di Yogyakarta hingga usia SMA.
Pembayun tercatat sekolah di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta sebelum akhirnya pindah sekolah ke Singapura di International School of Singapore. Setelah Lulus SMA, dia melanjutkan pendidikannya di beberapa college di California sebelum akhirnya memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Griffith University Brisbane, Queensland, Australia.
Pada 28 Mei 2002, Pembayun menikah dengan Pangeran Wironegoro. Sebagai putri tertua, pernikahan Pembayun mendapat banyak perhatian dari publik. Pernikahan ini juga menjadi acuan bagi pernikahan-pernikahan adik-adiknya.
Sebelum menikah, sesuai dengan adat keraton, calon pengantin wanita menerima gelar dan nama baru dari sebelumnya Gusti Raden Ajeng Nurmalitasari menjadi Gusti Kanjeng Ratu Pembayun. Pemberian gelar ini dilangsungkan melalui upacara wisuda yang digelar di keraton Yogyakarta. Sementara itu calon pengantin pria mendapat gelar Kanjeng Pangeran Haryo Wironegoro. Pada saat yang bersamaan, Ratu Pembayun juga diangkat sebagai pemimpin kegiatan keputren dan seluruh putri keturunan Sultan Hamengkubuwono X.
Selain aktif dalam berbagai organisasi sosial dan kemasyarakatan, GKR Pembayun menjabat sebagai Direktur PT Yogyakarta Tembakau Indonesia (perusahaan rokok kretek yang dibangun untuk mengurangi angka pengangguran di Bantul) dan PT Yarsilk Gora Mahottama, serta Komisaris Utama PT Madubaru.
Namun yang jadi menarik, jika nanti GKR Mangkubumi jadi dilantik menggantikan ayahandanya, maka Pembayun adalah ratu pertama di Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Seperti diketahui sejak Sri Sultan Hamengkubuwono I berkuasa pada 13 Februari 1755, kesultanan ini selalu dipimpin oleh seorang laki-laki. Bahkan jauh ketika Surakarta dan Yogyakarta masih jadi satu (kerajaan Mataram baru/Islam) tidak pernah ada pemimpin perempuan.
Pada 13 Februari 1755 menjadi puncak perpecahan di kerajaan Mataram Baru. Perpecahan tersebut ditandai dengan Perjanjian Giyanti yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Pangeran Mangkubumi menjadi Sultan atas Kesultanan Yogyakarta dengan gelar Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing-Ngalaga Ngabdurakhman Sayidin Panatagama Khalifatullah atau lebih populer dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Namun mungkin Pembayun menjadi ratu pertama? Apakah hal tersebut tidak menyalahi aturan dan tradisi kraton yang sampai saat ini masih dijaga kuat?
Guru Besar Sejarah UGM, Prof Djoko Suryo menilai perubahan merupakan hal yang biasa dalam Keraton, termasuk di Yogyakarta. Menurutnya, ada banyak contoh di mana kerajaan di Nusantara dipimpin oleh seorang perempuan.
"Ada beberapa contoh di nusantara, di Aceh ada, di tempat lain juga, saya kira perubahan itu terjadi karena memang zamannya juga berubah," katanya pada merdeka.com, Selasa (5/5) kemarin.
Dia menerangkan salah satu perubahan kondisi yang mungkin menjadi alasan Sultan menunjuk putri mahkota yaitu karena Sultan sekarang tidak lagi berpoligami seperti Sultan sebelumnya. Dampaknya, Sultan tidak memiliki banyak pilihan untuk memilih calon penerusnya.
"Ini mungkin ya, karena saya tidak tahu persis, tapi dilihat dari kondisi dulu Sultan istrinya bisa banyak, jadi banyak pilihan siapa yang ditunjuknya. Kalau sekarang monogami, sehingga pilihannya pun tidak banyak," terangnya.
Selain itu dia menilai jika Sultan memiliki hak penuh untuk menentukan siapa calon penggantinya, sehingga tidak ada yang salah.
"Inilah monarki, jadi memang hak Sultan untuk menentukan siapa penerusnya," ujarnya.
Dia melihat perubahan tradisi yang dilakukan oleh Sultan harus juga dilihat latar belakangnya. Apa yang membuat Sultan melakukan itu.
"Kita tidak tahu kenapa, alasannya apa, kita tidak tahu jelas, sehingga perlu tahu dulu, karena itukan dilakukan di internal Keraton," pungkasnya.
SUMBER
MANTAB BETUL NIH



Diubah oleh mr.josh.tampan 06-05-2015 04:30
0
46.5K
Kutip
430
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan