- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
CARA EFEKTIF BERHENTI MEROKOK


TS
kurniadihusengo
CARA EFEKTIF BERHENTI MEROKOK
Kita semua tahu, bahwa merokok itu bisa merugikan diri kita sendiri dan orang di sekitar kita, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi.
Dari sudut kesehatan pengaruh zat yang ada di tembakau rokok yaitu tar berperan untuk terjadinya kanker paru (87%). Kandungan iritan dan cilitoksin menyebabkan terjadinya gangguan paru obstruktif kronis (82%). Sedangkan zat karbon monoksida dan faktor pembeku di tembakau berakibat penyakit jantung koroner (21%) dan stroke (18%).
Bagi perokok pasif, yaitu mereka yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok, bahayanya seperti perokok itu sendiri. Misalnya kanker paru, ganguan saluran pernapasan, keganasan.
Pada wanita hamil, bisa berakibat terjadinya keguguran, melahirkan bayi dengan berat badan rendah, penyulit pasca melahirkan. Pada wanita menopause, mudah mengalami patah tulang pinggul.
Dari sudut ekonomi yaitu terbuangnya waktu bekerja, karena harus ke ruangan khusus dan pengeluaran untuk biaya berobat akibat sakit, baik perokok sendiri maupun keluarganya.
Walaupun para perokok tahu adanya akibat tersebut di atas, mereka tetap merokok. Keadaan ini terkait dengan awal mula bagaimana seseorang mulai merokok. Apakah karena faktor iseng, stres, mood, sosial, lingkungan pergaulan, ekonomi, serta usia.
Di samping itu, belum adanya undang-undang yang mengatur tata cara penjualan tembakau dan rokok, menyebabkan penjualan bebas. Siapa saja bisa membelinya dengan mudah. Harga yang relatif terjangkau serta kurangnya perhatian terhadap dampak negatif dari merokok, membuat mereka yang ingin berhenti merokok mengalami tantangan berat.
Bagi mereka yang ingin berhenti merokok, ada beberapa pilihan. Bisa dengan upaya sendiri, misalnya dengan mengalihkan kebiasaan merokok dengan kegiatan lain yang positif, contohnya olah raga, kegiatan sosial atau belajar menahan diri dengan meditasi.
Pilihan lain ialah dengan konsultasi. Misalnya untuk menjalani terapi perilaku, baik perorangan maupun secara kelompok dengan sesama perokok.
Disini mereka diingatkan kembali akan dampak negatif dari zat yang terkandung dalam tembakau rokok, serta manfaat yang diperoleh setelah berhenti merokok. Terapi farmakologi yaitu dengan terapi pengganti nikotin dengan gum yang dikunyah, patch yang ditempel ke kulit, semprot hidung, inhaler dan lozenges. Pilihan lain adalah minum obat antara lain bupropion, nortriptilin, atau clonidin.
Dari berbagai pilihan di atas, yang jitu dan efektif ialah adanya keinginan berhenti merokok dari diri sendiri (motivasi kuat) untuk segera berhenti secara langsung, bukan bertahap. Siap mengalami gejala lepas rokok seperti perubahan mood, gelisah, tidur mudah terbangun, sering bermimpi, sulit berkonsentrasi dan berat badan bertambah. Sebaiknya berpikir positif bahwa dengan berhenti merokok kondisi kesehatan lebih bagus, keluarga tidak terkena dampak negatif lagi. Untuk memperkuat motivasi, perlu ditanamkan bahwa "rokok itu racun bagi tubuh saya, untuk hidup saya perlu tubuh yang sehat, karena itu saya harus menjaga dan menghargai tubuh saya dengan berhenti merokok".
Merokok merupakan faktor risiko penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, hiperkolestrol, dan riwayat keluarga dengan penyakit jantung merupakan faktor risiko yang lain.
Sumber : Dr. Hariwibowo, SpKJ, MHSA Psikiater
Dari sudut kesehatan pengaruh zat yang ada di tembakau rokok yaitu tar berperan untuk terjadinya kanker paru (87%). Kandungan iritan dan cilitoksin menyebabkan terjadinya gangguan paru obstruktif kronis (82%). Sedangkan zat karbon monoksida dan faktor pembeku di tembakau berakibat penyakit jantung koroner (21%) dan stroke (18%).
Bagi perokok pasif, yaitu mereka yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok, bahayanya seperti perokok itu sendiri. Misalnya kanker paru, ganguan saluran pernapasan, keganasan.
Pada wanita hamil, bisa berakibat terjadinya keguguran, melahirkan bayi dengan berat badan rendah, penyulit pasca melahirkan. Pada wanita menopause, mudah mengalami patah tulang pinggul.
Dari sudut ekonomi yaitu terbuangnya waktu bekerja, karena harus ke ruangan khusus dan pengeluaran untuk biaya berobat akibat sakit, baik perokok sendiri maupun keluarganya.
Walaupun para perokok tahu adanya akibat tersebut di atas, mereka tetap merokok. Keadaan ini terkait dengan awal mula bagaimana seseorang mulai merokok. Apakah karena faktor iseng, stres, mood, sosial, lingkungan pergaulan, ekonomi, serta usia.
Di samping itu, belum adanya undang-undang yang mengatur tata cara penjualan tembakau dan rokok, menyebabkan penjualan bebas. Siapa saja bisa membelinya dengan mudah. Harga yang relatif terjangkau serta kurangnya perhatian terhadap dampak negatif dari merokok, membuat mereka yang ingin berhenti merokok mengalami tantangan berat.
Bagi mereka yang ingin berhenti merokok, ada beberapa pilihan. Bisa dengan upaya sendiri, misalnya dengan mengalihkan kebiasaan merokok dengan kegiatan lain yang positif, contohnya olah raga, kegiatan sosial atau belajar menahan diri dengan meditasi.
Pilihan lain ialah dengan konsultasi. Misalnya untuk menjalani terapi perilaku, baik perorangan maupun secara kelompok dengan sesama perokok.
Disini mereka diingatkan kembali akan dampak negatif dari zat yang terkandung dalam tembakau rokok, serta manfaat yang diperoleh setelah berhenti merokok. Terapi farmakologi yaitu dengan terapi pengganti nikotin dengan gum yang dikunyah, patch yang ditempel ke kulit, semprot hidung, inhaler dan lozenges. Pilihan lain adalah minum obat antara lain bupropion, nortriptilin, atau clonidin.
Dari berbagai pilihan di atas, yang jitu dan efektif ialah adanya keinginan berhenti merokok dari diri sendiri (motivasi kuat) untuk segera berhenti secara langsung, bukan bertahap. Siap mengalami gejala lepas rokok seperti perubahan mood, gelisah, tidur mudah terbangun, sering bermimpi, sulit berkonsentrasi dan berat badan bertambah. Sebaiknya berpikir positif bahwa dengan berhenti merokok kondisi kesehatan lebih bagus, keluarga tidak terkena dampak negatif lagi. Untuk memperkuat motivasi, perlu ditanamkan bahwa "rokok itu racun bagi tubuh saya, untuk hidup saya perlu tubuh yang sehat, karena itu saya harus menjaga dan menghargai tubuh saya dengan berhenti merokok".
Merokok merupakan faktor risiko penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, hiperkolestrol, dan riwayat keluarga dengan penyakit jantung merupakan faktor risiko yang lain.
Sumber : Dr. Hariwibowo, SpKJ, MHSA Psikiater
0
1.3K
10
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan