- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kumpulan Cerita Ridde, Can You Solve This ? [Cendol Inside]


TS
firall.dunda
Kumpulan Cerita Ridde, Can You Solve This ? [Cendol Inside]
Quote:
Warning !!!
Read at Your own Risk !!!
Quote:
Cerita yang ane ambil berasal dari beberapa Blog & Fans page di Facebook
Sumber ada diakhir Thread ini, Jadi kalo agan berasa udah baca mohon maaf
Ceritanya ane bagi jadi part-part 1 part berisi 10 cerita, agan bisa dapet Cendolkalo agan bisa
nge-solve 1 part, 1 part cuma untuk 1 orang gan jadi jangan serakah
Cendol hanya untuk 5 Pemenang gan
Sumber ada diakhir Thread ini, Jadi kalo agan berasa udah baca mohon maaf
Ceritanya ane bagi jadi part-part 1 part berisi 10 cerita, agan bisa dapet Cendolkalo agan bisa
nge-solve 1 part, 1 part cuma untuk 1 orang gan jadi jangan serakah
Cendol hanya untuk 5 Pemenang gan
Quote:
Cerita udah ane rapihin gan, jadi agak enak bacanya
Plus ane kasih judul gan, Langsung cekidot gan
Plus ane kasih judul gan, Langsung cekidot gan

![Kumpulan Cerita Ridde, Can You Solve This ? [Cendol Inside]](https://dl.kaskus.id/i59.tinypic.com/2v8pz89.png)
Spoiler for Part 1:
Quote:
Bats Vision
Aku baru berumur 7 tahun ketika orang tuaku mengetahui bahwa aku sebuta kelelawar. Sebenarnya kelelawar tidaklah buta. Mereka memiliki penglihatan, namun sangat buruk. Seperti itulah kondisiku. Aku belum pernah mengikuti tes penglihatan sehingga aku beranggapan bahwa orang lain melihat sebagaimana aku melihat dunia. Aku hanya melihat bayangan-bayangan kabur, figur yang samar-samar, cukup untuk membuatku tidak menabrak mereka. TV bagiku adalah radio yang dilengkapi dengan permainan cahaya dan aku hanya bisa membedakan mainanku dari warna-warnanya. Ketika aku tak kunjung belajar membaca, orang tuaku membawaku ke rumah sakit dan akhirnya mengetahui kekuranganku.
Duniaku berubah selamanya ketika aku mendapat kacamata pertamaku.
Aku melihat segalanya! Aku melihat kamar dokter mata, dinding, langit-langit, tanganku, dan orang-orang yang ada di ruangan. Aku melihat ayah, ibu, dokter, dan para perawat. Dengan takjub aku melihat warna mata ayahku untuk pertama kalinya.
Namun untuk pertama kalinya pula aku masih melihat beberapa orang di ruangan tetaplah samar, gelap, dan kabur. Mereka ada banyak dan aku tahu mereka mengawasiku seperti aku mengawasi mereka.
Dan aku menyadari kaki mereka tak menyentuh tanah.
Quote:
Little Kid Painting
Suatu hari seorang calon guru melakukan magang di sebuah SD di Jepang. Ini adalah kali pertamanya mengajar, sehingga ia merasa sangat gugup. Untunglah murid2nya sangat ramah dan dengan waktu cepat ia sudah merasa dekat dengan murid2nya.
Namun beberapa hari sebelum masa magangnya berakhir, salah seorang anak perempuan di kelasnya meninggal bersama kakak laki2nya. Mereka sedang tertidur di lantai dua saat api menelan rumah mereka. Hanya kedua orang tuanya dan adik mereka yang masih bayi yang tidur di lantai satu mereka menyelamatkan diri.
Teman2 sekelasnya shock dan menangis tersedu-sedu saat upacara pemakaman mereka. Setelah pemakaman, sang guru magang melihat-lihat lukisan yang dibuat oleh gadis itu sebagai tugas kelas seni. Temanya adalah keluarga. Di sana ia menggambar rumah dan keluarganya. Ia dan kakaknya sedang melambaikan tangannya dari jendela lantai dua. Sementara ayahnya sedang menggendong bayi mereka, bersama dengan ibunya yang sedang menyirami tanaman di halaman.
Mereka terlihat seperti keluarga yang bahagia. Sungguh sangat disayangkan.
Quote:
Telephone
Seorang pria sedang dalam perjalanan dinas ke luar kota ketika ia memutuskan untuk menghubungi istrinya di rumah lewat telepon. Ia terkejut ketika mendengar suara wanita yang tidak dikenalnya di telepon.
“Siapa kau?” tanya sang suami.
“Saya pembantu yang bekerja di rumah ini.” jawabnya.
“Kami tak punya pembantu di rumah kami.” kata sang suami dengan curiga.
“Saya baru saja mulai bekerja hari ini. Nyonya rumah yang memperkerjakan saya.”
“Dapatkah kamu memberikan telepon ini pada istriku?” pria itu semakin curiga.
“Beliau sedang beristirahat di kamarnya sekarang,” sang pembantu terdiam sebentar sebelum akhirnya ia melanjutkannya perkataannya kembali, “Saya pikir pria yang berada bersamanya di kamar tidur itu suaminya …”
“Apa?!” sang suami terkejut. Sebuah akal kemudian muncul di kepalanya, “Apa kau mau uang 50 juta?”
“Apa yang anda inginkan untuk saya lakukan?” ia terdengar ragu-ragu, namun uang 50 juta terdengar sangat banyak untuknya.
“Ada pistol di laci meja telepon. Seharusnya pistol itu sudah terisi. Aku ingin kamu naik ke atas dan menembak mereka. Mengerti?”
“Ba…baik. Saya akan mencobanya.”
Sang pembantu pergi tanpa menutup teleponnya. Sang suami bisa mendengarnya menarik laci, melangkah naik ke atas, dan kemudian terdengar samar dua suara letusan tembakan sebelum akhirnya terdengar langkah kaki mendekat ke arah telepon.
“Halo?” tanya sang pembantu. Sang pria tersenyum dengan puas.
“Kau bekerja dengan sangat bagus. Jauh lebih bagus daripada dugaanku.”
“Terima kasih. Apa yang harus saya lakukan dengan jenazah mereka?”
“Pertanyaan bagus. Tenggelamkan saja mereka di kolam renang.”
“Kolam renang? Kolam renang yang mana? Rumah ini tidak memiliki kolam renang.”
Keduanya hanya terdiam.
Quote:
Misunderstanding Gender
Suatu hari, seorang guru SD memanggil orang tua salah satu muridnya dengan panik.
Kedua orang tua tersebut ikut2an khawatir sebab guru tersebut terlihat sangat cemas.
“Ada apa dengan anak kami?” tanya mereka.
Guru itu menjawab, “Saya tahu apa yang akan saya katakan mengenai anak gadis anda terlihat mustahil, namun kasus ini sebenarnya pernah terjadi di sekolah ini. Anak perempuan anda sebenarnya adalah anak laki-laki. Ini memang suatu hal yang aneh, namun sebenarnya ia memiliki penis, hanya letaknya tersembunyi. Ia memerlukan operasi secepat mungkin.”
Segera kedua orang tua tersebut memeriksakan anak mereka ke dokter dan ternyata apa yang dikatakan guru tersebut benar. Mereka segera membawanya ke rumah sakit dan melakukan operasi untuk anak tersebut.
Mulai saat itu, anak itu hidup sebagai anak laki-laki.
Ini memang suatu kasus yang aneh. Tapi kedua orang tua tersebut sangat berterima kasih pada guru tersebut. Berkat dia, kini anak mereka dapat menjalani hidup yang normal.
Quote:
Hari Jum'at
Hari ini hari jum'at aku dan dua teman ku mendengar berita tentang meninggalnya komedian Senior di televisi
"Aduh kemarin jum'at olga sekarang mpok nori." kata salah satu teman ku
"tapi mulia sekali mereka mati dihari jum'at." kata teman ku yang satu lagi
"kalau begitu aku juga mau meninggal di hari Jum'at." kata teman ku yang tadi
"Aku juga mau." kata temanku
Seminggu kemudian aku membaca koran Pikiran Rakyat dan melihat berita berjudul "Dua orang Pria tewas, diduga pelaku mengorok lalu menusuk dada korban 5 kali" Senang sekali diriku dapat mengabulkan permintaan kedua teman ku ini Hahahaha.
Quote:
I Forget Something
Aku sangat lelah. Memiliki dua anak di bawah umur 3 tahun sangat menguras tenagaku. Aku tenggelam ke dalam sofa dengan penuh rasa syukur, mematikan televisi, dan benar-benar menikmati suasana tenang yang langka ini. Aku pasti tertidur karena kelelahan sebab hal berikutnya yang aku tahu, suamiku yang baru pulang kerja menggoncang-goncangkan bahuku.
“Hei, tukang tidur.” katanya, “Apa anak-anak sudah tidur semua?”
Aku segera panik, melompat dari sofa, dan meninggalkan suamiku yang dalam kondisi kebingungan melihat reaksiku. Aku berlari ke arah lorong. Detak jantungku memuncak ketika aku mencapai pintu di sebelah kanan. Aku berdoa, berharap aku salah.
Aku membuka pintu kamar mandi.
Quote:
Someone lock the Door
Ketika aku tiba di rumah sepulang sekolah, tidak ada seorangpun di sana. Ayah dan ibuku masih belum pulang. Seperti biasa, setelah mengunci pintu, akupun pergi ke kamarku. Aku kemudian menutup pintu dan berganti baju di dalam kamar. Saat hendak membuka pintu, aku terkejut. Pintu kamarku tak mau membuka.
Seolah-olah ada yang memeganginya dari luar.
Aku tak mengunci kamarku, jadi seharusnya pintu itu terbuka dengan mudah. Mungkin saja pintuku rusak, namun pikiran bahwa “ada seseorang menahan pintuku dari luar” membuatku takut.
Untunglah kamarku terletak di lantai satu dan sambil membawa telepon genggam, akupun keluar dari jendela. Saat aku berada di luar, beruntung aku bertemu ibuku yang baru saja tiba di depan rumah.
“Ibu … pintu kamarku …mungkin ada orang…” aku berkata dengan terbata-bata karena masih ketakutan.
Namun ibuku justru tertawa. Ia tak mempercayaiku. Kamipun masuk dan ibu mencoba membuka pintu kamarku. Ternyata pintu itu terbuka dengan sangat mudah.
“Lihat, bisa kan? Jangan berpikir yang aneh-aneh. Rumah ini sudah tua, jadi wajar kalo pintu ini sudah rusak.”
Akupun masuk dan ibuku meninggalkan rumah sambil tertawa. Dengan perasaan malu, aku membuka kunci jendela dan menatap ke luar. Angin berhembus di wajahku dan aku mulai tertawa. Ah, mana mungkin ada orang mesum masuk ke kamarku? Hari masih siang bolong begini.
Quote:
Tap Tap Tap
Aku bekerja di sebuah restoran. Larut malam, saat restoran ini sedang sepi, aku melihat sepasang muda-mudi. Sepertinya mereka berpacaran. Sang gadis tampak antusias bercerita pada sang laki-laki. Namun sang laki-laki sebaliknya, ia tampak sangat gugup. Bahkan tingkah lakunya sangat mencurigakan. Ia sama sekali tak tersenyum dan hanya mengetuk-ngetukkan jarinya ke atas meja.
Lama-kelamaan, aku menyadari bahwa ketukan jarinya memiliki irama.
Taptaptap. Tap tap tap. Taptaptap.
Taptaptap. Tap tap tap. Taptaptap.
Irama itu sangat catchy sehingga mudah kuingat. Mereka duduk di sana beberapa lama, hingga suatu saat mereka memutuskan pergi. Aku merasa bersalah, mereka mungkin merasa agak terganggu sebab sejak tadi aku terus memandangi mereka.
Saat membayar bon di kasir, sang gadis tersenyum sangat manis kepadaku, sementara sang pria dengan tatapan tajam menatap ke arahku sebelum akhirnya pergi. Ups, apa ia merasa cemburu? Benar-benar pria yang aneh (mungkin depresi). Entah mengapa, perasaanku menjadi tidak enak. Aku harap gadis itu baik-baik saja.
Quote:
Chiyoda Psychopaths
Hari ini aku mengundang temanku, A, untuk bermain game di rumah. A dan aku bermain game hingga larut malam. Akhirnya kami lelah dan memutuskan menonton televisi. Malam itu sangat membosankan karena semua acara prime time sudah habis dan yang tertinggal hanyalah acara berita. Namun ada satu berita yang menarik perhatianku,
“Pagi ini di Chiyoda terjadi sebuah kasus pembunuhan misterius. Korbannya adalah seorang guru karate dan tubuhnya ditemukan terpotong-potong. Perlu diingat bahwa senjata pembunuhnya belum ditemukan jadi sangat sulit bagi polisi untuk melacak pelaku sebenarnya ..”
“Wah seram sekali. Bukankah tempat tinggalmu di Chiyoda? Berhati-hatilah!” kataku pada A.
A hanya tertawa, “Hahaha, menakutkan sekali, ada pembunuh berantai berkeliaran …”
“Aku serius. Mungkin ia mengincar jago bela diri. Bukankah kau juga ahli judo?”
“Ya…ya…ya…justru karena aku ahli judo, aku bisa membela diri kalau bertemu dengannya. Eh, hari sudah malam, aku pulang saja.”
“Hei, menginap saja di sini! Bahaya kalau kau pulang malam-malam!”
“Hahaha….aku sama sekali tak takut dengan pembunuh yang berkeliaran membawa pisau dapur. Bye!”
Aku mengantar A ke pintu dan begitu ia pulang, aku gemetar ketakutan.
Quote:
CCTV
Belakangan ini aku mengalami kejadian tak mengenakkan. Begitu aku pulang, kamarku selalu saja acak-acakan. Tak ada yang hilang sih, tapi ini mulai mengangguku . akhirnya aku memutuskan untuk memasang kamera CCTV di pojok kamarku.
Ketika aku pulang hari ini, akupun mengecek isinya. Awalnya tak ada apapun yang terjadi, namun kemudian aku melihat kenop pintuku berputar. Pintu kamarku terbuka dan seorang wanita, sambil membawa pisau di tangannya, masuk ke dalam kamarku. Sambil tertawa-tawa ia mengobrak-abrik seisi kamarku dan kemudian bersembunyi di dalam lemari.
Di dalam video, seseorang kembali memutar kenop pintu dan membukanya. Itu aku.
Spoiler for Part 2:
Quote:
Sahabat & Mantan
Malam itu aku menyaksikan kembang api dari lantai atas sebuah gedung bersama sahabatku.
“Hei, maafkan aku akhirnya jadian dengan mantanmu,” katanya, “Aku merasa seperti orang jahat, merebutnya darimu.”
“Ah tidak apa-apa.” Jawabku, “Dia kan sudah memilihmu. Aku justru senang.”
“Oh, begitu. Syukurlah kamu tidak marah. Selamat tahun baru…”
“Selamat tahun baru!” aku berkata sambil menepuk punggung sahabatku itu.
Quote:
OSPEK
Saat OSPEK, kami semua diharuskan mengikuti uji nyali di sebuah pemakaman tua. Kami dikirim berdua-dua untuk melintasi kuburan tersebut untuk menguji keberanian kami. Aku dan temanku sangat ketakutan karena saat itu sudah tengah malam.
Begitu sampai di kamp, kami berdua tertawa sambil menunjukkan tangan kanan kami yang membiru. Pasti karena kami berpegangan tangan terlalu erat saking takutnya. Kalau dipikir-pikir hal itu sangat konyol. Tak ada alasan bagi kami ketakutan seperti itu sebab tak ada satupun hal seram terjadi pada kami malam itu.
Quote:
Running Kid
Kami baru saja pulang kantor dan karena malam ini cukup dingin, temanku memutuskan membeli sesuatu yang hangat dulu di warung.
Saat aku berdiri di luar menunggunya, aku bertabrakan dengan seorang anak kecil.
“Oh maaf,” kataku, walaupun anak itu yang menabrakku. Namun anak itu tetap saja berlari tanpa bahkan melihat ke arahku. “Dasar anak sekarang,” pikirku, “Diajari apa sama orang tuanya?” Lagipula malam-malam begini mengapa anak sekecil itu berada di luar rumah?
Tiba-tiba seorang wanita berlari dengan tergopoh-gopoh ke arahku, “Apa anda melihat anak saya?” tanyanya.
“Oh, tadi ia berlari ke arah sana!” jawabku.
Temanku kemudian keluar dan kamipun melanjutkan perjalanan. Karena sangat mengantuk, aku segera tertidur. Namun paginya, aku menemukan berita mengejutkan di koran bahwa seorang ibu yang memiliki seorang anak ditemukan terbunuh di rumahnya malam itu. Yang membuatku kaget, peristiwa ini terjadi tak jauh dari warung dimana temanku membeli minuman hangat tadi malam. Ah, semoga saja wanita itu bukan ibu yang kutemui tadi malam. Kasihan jika benar. Lingkungan ini benar-benar tidak aman. Aku harus pindah secepat mungkin.
Quote:
Flu
“Halo apa kabar?”
“Halo, lama tak bertemu. Bagaimana kabarmu?”
“Apa kau baik-baik saja? Suaramu sedikit berubah.”
“Yah, jadi seksi ya?” temanku tertawa, “Aku sedang sakit flu.”
“Oh benarkah? Kau harus beristirahat dan minum obat!”
“Ya, aku seharian ini tidur terus kok.”
“Oh ya, aku ingin mengingatkanmu. Kau sudah baca berita belum? Ada pembunuh berkeliaran di kota ini. Ia suka membunuh korbannya diam-diam dengan masuk ke rumah mereka dan mencekik mereka dari belakang. Kau harus berhati-hati!”
“Tenang, aku selalu mengunci rumahku kok.”
“Kau tinggal sendirian kan? Lagian kau juga lagi sakit begitu. Bagaimana jika kau ke rumahku saja biar aman?”
“Oh, tak apa-apa? Nanti kau tertular?”
“Ah, aku sudah kebal. Bagaimana? Paling tidak ada yang merawatmu di sini.”
“Oke. Eh, aku lupa dimana rumahmu hehehe. Maaf, aku pusing sekali, tak bisa berpikir.”
“Bagaimana sih, kita kan tetangga? Aku tinggal di Blok B nomor 5 di kompleks barat rumahmu.”
“oke tunggu aku kesana, bye!”
Quote:
Impatient
“Hey, kau sudah selesai belum?”
Aku bertanya pada istriku, ia membelakangiku. Kenapa sih wanita selalu memerlukan waktu yang lama untuk bersiap-siap?
“Sebentar lagi. Tidak sabaran sekali! Kita kan tidak terburu-buru… Hey Shou-chan (ini nama anaknya), diamlah!”
Ia benar, tetapi aku memang orang yang tidak sabaran, tidak ada yang bisa kulakukan untuk mengubahnya.
Hari ini hampir pergantian tahun. Seluruh dunia sibuk. Aku mengambil rokok dari kantongku dan menyalakannya.
“Aku berpikir, apakah kita tidak akan mengagetkan ayah dan ibumu kalau kita tiba-tiba kita datang?”
“Jangan khawatir. Mereka akan mulai tersenyum saat melihat wajah anak kita.” Ujarku, sambil memandang anakku yang berbaring disebelah kami.
“OK, siap? …. Oh tunggu.”
“Hah? Ada apa?”
“Lihat, ini… ini disini.”
Istriku menunjuk leherku dan aku menyentuhnya.
“Oh aku lupa.”
“Kau tidak hanya tidak sabar tetapi otakmu juga kacau! Sini.”
“Aku… mencintaimu.” Bisik istriku, tidak terdengar, seperti berbicara pada dirinya sendiri.
“Kenapa sekarang, tiba-tiba sekali?”
“Ayolah, kita kan suami istri. Tidak perlu malu.”
Ia menunduk dan aku tidak bisa melihat wajahnya, tetapi sepertinya pipinya merona.
“Yah…. Aku mencintaimu.”
Sepertinya sudah bertahun-tahun sejak aku mengatakan sesuatu yang serius kepadanya. Aku merasa sedikit malu, tetapi aku tidak merasa buruk.
Aku menggenggam tangannya.
“Jadi, kita pergi sekarang?”
“Ya.”
Aku menendang bangku di kakiku.
Quote:
Smart Bird
Aku baru mulai hidup sendiri. Agar tidak kesepian, aku juga mulai memelihara burung beo sebagai binatang peliharaan. Beo tersebut mulai mengikuti ucapanku. Setiap pagi, ia menyapaku, “Selamat pagi,” dan setiap malam ia menyapaku “selamat datang kembali.” Ia benar-benar hewan yang pintar ya
Quote:
Penduduk Artik
Walaupun penduduk di arktik kelaparan, mereka tidak akan memakan penguin.
Kenapa?
Quote:
Perusak Bunga
Satu hari yang panas dan kering Hana melihat Pak Amir menggelengkan kepalanya saat dia berdiri di dekat petak bunganya.
“Seseorang merusak semua bungaku,” katanya. “Aku selesai menyirami bungaku. Ketika aku pergi untuk menyimpan selangnya, seseorang berjalan masuk dan menginjak bunga-bungaku.”
“Siapa yang akan melakukan hal yang jahat seperti itu?” Tanya Hana.
Pak Amir menghela napas. “Seseorang yang suka merusak tentunya.”
“Aku sedang menuju ke mall sekarang. Mungkin nanti aku bisa bantu untuk mencari tahu siapa yang melakukannya,” kata Hana padanya. Tak lama ia melihat tiga gadis bermain jingkat. Dia memutuskan untuk berhenti dan melihat bagaimana mereka melompat-lompat melewati garis-garis kapur.
Ani harus melompat sangat hati-hati karena tali sandal sebelah kirinya rusak.
Hera melompat perlahan. Dia memakai sepatu kets ungu yang tampak usang. Hera tampak lusuh, juga.
Dina melompat yang paling cepat, walapun alas sepatu joging putihnya penuh dengan lumpur kering.
“Apa kamu ingin ikut bermain?” Tanya Hera.
“Oh tidak, aku harus pergi berbelanja,” kata Hana padanya. Lalu ia teringat sesuatu. Seketika itu tahu siapa yang merusak bunga-bunga Pak Amir.
Siapa dan bagaimana Hana mengetahuinya?
Quote:
A Call From The Police
Suatu malam, seorang pria menerima telpon dari polisi. Lalu polisi itu bilang padanya bahwa istrinya terbunuh dan dia harus datang secepatnya ka TKP. Pria itu terkejut dan seketika menjatuhkan telponnya lalu dalam 20 menit dia sampai di TKP. Saat dia tiba di TKP, polisi menangkapnya dan menjadi tersangka pembunuhan.
Bagaimana polisi itu tahu?
Quote:
Kenapa Bisa ?
Sebuah nightclub bernama Cocoanut Grove pada tahun 1942 mengalami kebakaran yang sangat mengerikan dimana lebih dari 400 orang di dalamnya meninggal. Setiap orang di dalam sebenarnya mampu keluar dari gedung itu. (True Story)
Kenapa bisa??
Quote:
Segitu dulu ya gan
ntar Ane update lagi
Rate 5 gan 



![Kumpulan Cerita Ridde, Can You Solve This ? [Cendol Inside]](https://dl.kaskus.id/i57.tinypic.com/28qyk1s.png)
Spoiler for Sumber:
UPDATE
Quote:
Update 1 - Post 18
Diubah oleh firall.dunda 06-05-2015 16:55


grg. memberi reputasi
1
7.4K
Kutip
74
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan