- Suheri (33) pria beristri yang membunuh wanita buruh pabrik, Masrifah (28) akhirnya dibekuk. Pelaku mengaku tega membunuh korban karena hubungan asmara yang sudah terjalin selama dua tahun akan berakhir.

"Dia minta putus," kata Suheri di Mapolrestabes Semarang mengawali ceritanya, Rabu (6/5/2015).

Pria warga Jalan Kyai A Dahlan gang melati, RT 02 RW 02, Tanah Tinggi, Tangerang itu mengaku kalau korban sudah tahu ia memiliki istri dan satu anak. Dia sendiri saat mulai menjalin asmara dengan korban sedang mengurus proses perceraian dengan istrinya.

"Tahun pertama dia tidak apa-apa, tapi ternyata proses perceraiannya lama," ujar Suheri.

Pihak keluarga korban pun meminta hubungan mereka diakhiri karena tidak ada kepastian. Korban pun kemudian minta Suheri agar memutuskan hubungannya.

"Orang tuanya minta dia cari laki-laki lain. Dia minta putus," katanya.

Mendengar permintaan korban, Suheri kemudian mengajak bertemu di gudang dekat dengan pembuangan sampah kawasan industri Terboyo Megah, Semarang hari Senin (4/5) sekira pukul 17.00 WIB saat korban pulang kerja. Mereka sempat beradu mulut saat itu.

"Ketemu di gudang dekat lokasi, terus sambil ngomong-ngomong saya ajak ke semak-semak," ujarnya.

Di semak-semak pembuangan sampah itulah Suheri yang emosi langsung mencekik korban menggunakan tangan kosong. Korban sempat melawan dengan menghantamkan batu ke wajah pelaku, namun siksaan yang diberikan pelaku semakin keras.

"Saya pukul pake helm dia sampai helmnya pecah, setelah itu lehernya saya jerat pakai tali tasnya. Mulutnya saya sumpal pakai jilbab yang dia pakai," kata Suheri.

Melihat korban sudah tidak berdaya dan lemas, ternyata nafsu bejat pelaku muncul, ia berniat merudapaksa korban yang saat itu diperkirakan sudah tewas. Namun ia urung melakukannya karena sudah terlanjur membeli tiket bus untuk pulang ke Tangerang.

"Ia memang ada niat (merudapaksa). Celana panjangnya saya lepas, celana dalamnya saya pelorotin sampai lutut. Tapi tidak jadi karena busnya berangkat jam 19.00, kumpulnya jam 18.30. Tiketnya saya beli sebelum itu (membunuh)," aku Suheri.

Pelaku kemudian pergi membawa barang-barang milik korban berupa handphone, KTP, uang Rp 150 ribu, dan pas foto korban. Barang-barang tersebut dibawa untuk menghilangkan identitas, namun benda berharga seperti kalung emas dan motor ditinggal di lokasi kejadian.

Keesokan harinya, Selasa (5/5) jenazah korban ditemukan oleh seorang pencari ikan. Polisi yang mendengar laporan tersebut segera melakukan olah tempat kejadian perkara dan melakukan pengejaran. Pelaku kemudian ditangkap tim yang dipimpin Wakasat Reskrim Polrestabes Semarang, Kompol Sukiyono hari Selasa sore kemarin di Tangerang.

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Burhanudin mengatakan dari keterangan tersangka, ternyata latar belakang tidak hanya soal asmara namun ia pernah kepergok mengambil handphone korban.

"Pelaku dan korban pernah bekerja di tempat yang sama," tegas Burhanudin.

Saat bekerja di pabrik plastik, tersangka berada di bagian operator tabung dan korban sebagai mandor. Di tempat kerjanya yang sangat ketat tersebut, pelaku sempat mengambil handphone korban dengan maksud bercanda, namun tindakannya itu justru mengakibatkan dia dipecat dari pekerjaannya.

"Tempat kerjanya itu ketat dan tegas dengan pencurian sekecil apa pun. Pelaku sembunyikan handphone korban kemudian dikeluarkan dari tempat kerjanya. Pelaku marah dan sakit hati," terang Burhanudin.

Akibat perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. Di mata keluarga, korban merupakan wanita baik yang setiap pulang kerja dia mengajar mengaji di daerah rumahnya di Desa Wonorejo Pasir, Kelurahan Timbul Sloko, Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

"Dia itu guru ngaji. dari keterangan keluarga setiap pulang kerja sehabis Maghrib, dia mengajar mengaji," imbuh Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Sugiarto.

http://news.detik.com/read/2015/05/06/131606/2907304/10/3/sadis-rohedi-bunuh-kekasih-dan-hendak-rudapaksa-jasadnya