- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
(Ekonomi Lesu) Pendapatan Raja Apartemen Ini Merosot 14,6 Persen
TS
victimofgip21
(Ekonomi Lesu) Pendapatan Raja Apartemen Ini Merosot 14,6 Persen
JAKARTA, KOMPAS.com - Raja apartemen dengan 50 portofolio properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), tak mampu menorehkan kinerja secemerlang tahun lalu. Properti imperium bisnis yang dinakhodai Trihatma Kusuma Haliman ini tersebar di Jakarta, Bandung, Bali, Balikpapan, Batam, Makassar, dan Medan.
Dalam pengumuman hasil keuangan yang tidak diaudit untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2015, APLN hanya mampu membukukan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 995,2 miliar.
Pencapaian ini 14,6 persen lebih rendah dibandingkan dengan triwulan tahun 2014 lalu. Saat itu, APLN yang punya 36 anak usaha, 10 entitas dengan kepemilikan tidak langsung melalui anak usaha, dan dua entitas asosiasi, mencatat pendapatan senilai Rp 1,165 triliun.
Akibatnya, laba kotor turun menjadi Rp 539,3 miliar, turun 14,1 persen dari Rp 627,8 miliar. Demikian halnya dengan laba komprehensif yang jeblok 46,1 persen dari Rp 280,8 miliar menjadi Rp 151,3 miliar. Begitupula dengan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, merosot 65,5 persen dari Rp 295,1 miliar menjadi Rp 101,8 miliar dengan marjin 10,2 persen.
Sedangkan marjin laba kotor sedikit meningkat menjadi 54,2 persen pada triwulan pertama 2015, dari 53,9 persen pada periode yang sama tahun lalu. Ada pun marjin laba bersih sekitar 15,2 persen.
Investor Relation APLN Wibisono, menjelaskan, penurunan pendapatan dan penjualan ini disebabkan melambatnya pengakuan pendapatan.
"Kontribusi penjualan properti menurun akibat melambatnya pengakuan pendapatan. Namun demikian, kontribusi pendapatan berulang terus tumbuh menjadi 38,6 persen terhadap penjualan, dan pendapatan usaha. Porsi ini lebih tinggi 25,6 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu," tutur Wibisono dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Ahad (3/5/2015).
Ada pun pendapatan berulang (recurring income) melonjak 28,6 persen menjadi Rp 384,2 miliar. Sebelumnya pendapatan berulang triwulan pertama tahun lalu senilai Rp298,7 miliar.
APLN diketahui fokus pada pengembangan apartemen untuk segmen masyarakat kelas menengah. Selain apartemen, pengembang dengan kapitalisasi Rp 8,4 triliun, ini juga mengembangkan pusat belanja, ruko, hotel, dan menara perkantoran.
Dalam pengumuman hasil keuangan yang tidak diaudit untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2015, APLN hanya mampu membukukan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 995,2 miliar.
Pencapaian ini 14,6 persen lebih rendah dibandingkan dengan triwulan tahun 2014 lalu. Saat itu, APLN yang punya 36 anak usaha, 10 entitas dengan kepemilikan tidak langsung melalui anak usaha, dan dua entitas asosiasi, mencatat pendapatan senilai Rp 1,165 triliun.
Akibatnya, laba kotor turun menjadi Rp 539,3 miliar, turun 14,1 persen dari Rp 627,8 miliar. Demikian halnya dengan laba komprehensif yang jeblok 46,1 persen dari Rp 280,8 miliar menjadi Rp 151,3 miliar. Begitupula dengan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, merosot 65,5 persen dari Rp 295,1 miliar menjadi Rp 101,8 miliar dengan marjin 10,2 persen.
Sedangkan marjin laba kotor sedikit meningkat menjadi 54,2 persen pada triwulan pertama 2015, dari 53,9 persen pada periode yang sama tahun lalu. Ada pun marjin laba bersih sekitar 15,2 persen.
Investor Relation APLN Wibisono, menjelaskan, penurunan pendapatan dan penjualan ini disebabkan melambatnya pengakuan pendapatan.
"Kontribusi penjualan properti menurun akibat melambatnya pengakuan pendapatan. Namun demikian, kontribusi pendapatan berulang terus tumbuh menjadi 38,6 persen terhadap penjualan, dan pendapatan usaha. Porsi ini lebih tinggi 25,6 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu," tutur Wibisono dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Ahad (3/5/2015).
Ada pun pendapatan berulang (recurring income) melonjak 28,6 persen menjadi Rp 384,2 miliar. Sebelumnya pendapatan berulang triwulan pertama tahun lalu senilai Rp298,7 miliar.
APLN diketahui fokus pada pengembangan apartemen untuk segmen masyarakat kelas menengah. Selain apartemen, pengembang dengan kapitalisasi Rp 8,4 triliun, ini juga mengembangkan pusat belanja, ruko, hotel, dan menara perkantoran.
Sumber
Nikmati saja ya.
0
8K
118
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan