Selamat pagi para pembaca. Disini saya akan berbagi pengalaman mendaki salah satu gunung di provinsi lampung yaitu gunung pesagi. Gunung Pesagi yang terletak di kecamatan Balik Bukit, Liwa, Lampung Barat, adalah gunung tertinggi di Lampung. Ketinggiannya mencapai 2.389 meter.Di kaki gunung inilah, dipercaya letak Kerajaan Sekala Brak, yang merupakan cikal-bakal keturunan suku Lampung. Keindahan dan keaslian alam di sekitar Gunung Pesagi masih terjaga hal ini merupakan suatu daya tarik tersendiri. Dari puncak gunung Pesagi ini pengunjung dapat menikmati keindahan wilayah Lampung Barat, Danau Ranau, Pemukiman Masyarakat OKU, Laut Lepas Krui, dan Laut Lepas Belimbing.
Perkenalkan dulu nama saya irfan selaku penilis dan peserta yang mengikuti pendakian gnung pesagi(http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Pesagi)
Langsung saja kecerita pendakian gunung pesagi ini dimulai pada hari minggu – rabu tanggal 25 – 28 Januari 2015. Pendakian dilakukan oleh kelompok Cakrabhuwana teknik geofisika universitas lampung. Anggota yang ikut terlibat dalam pendakian ini ada 13 orang ( irfan, duta, ketho, alwi, bagus, septian, agung, mezrin, farid, rafi, niko, udin, kholil.
Kami berkumpul di terminal rajabasa sekitar pukul 13.00 karena bus tujuan liwa hanya ada 2x dalam sehari yaitu pukul 10.00 dan pukul 14.00 wib. Kami menggunakan bus ekonomi ¾ yang berangkat pada pukul 14.00 wib. Waktu itu tarif ke liwa dari terminal rajabasa Rp. 45.000/ orang. Tepat pukul 14.00 wib bus ekonomi Imuet-imoet berangkat dan sampai di perempatan dekat ind**aret desa Penataran kemudian melanjutkan perjalanan ke desa bahway dengan jemputan salah satu teman kami yang berada di desa sumber. Pukul 11.00 kami pun tiba di desa bahway dan menumpang menginap di salah satu rumah warga dan keesokan harinya baru dimulai pendakiannya.
Pukul 05.00 wib kami bangun pagi untuk persiapan memasak buat sarapan, packing ulang perlengkapan dan seperti biasanya berbincang dengan orang yang kami singgahi tersebut. Tepat pukul 08.00wib kami sudah bersiap untuk memulai pendakian gunung pesagi. Sebelum pendakian dimulai kami mampir ke juru kunci gunung pesagi yang berada di desa ujung yaitu desa sukarame.
pukul 09.00 wib kami tiba di rumah juru kunci kami, setelah mengisi buku daftar pendakian kami pun memulai berangkat menuju kaki gunung pesagi. Jalur yang dilewati masih berupa jalan cor beton sampai di jembatan kami ambil jalan setapak yang ke kiri tidak mengikuti jalan cor beton tersebut. Di kanan dan kiri sepanjang perjalanan disajikan hamparan perkebunan sayuran dan kopi. Pukul 09.30 kami sudah beristirahat disalah satu rumah penduduk yang letaknya deket perkebunan. Rumah itu merupakan rumah permanen yang berada di tengah- tengah kebun kopi. Istirahat sekitar 10 menit kami melanjutkan perjalanan. Jalan tanah berupa tanah lempung warna coklat kemerahan agak basah karena hujan semalam. Pemandangan kebun kopi dengan kondisi jalan yang sudah mulai menanjak dan licin karena habis hujan menghiasi jalan yang dilalui. Di perkebunan kopi ini banyak sekali dijumpai jalan bercabang, sehingga kalu tidak tau jalan bisa tersesat. Ada baiknya bertanya kepada warga sekitar yang berada dilokasi mengenai jalur pendakian ke gunung pesagi. Pukul 10.45 wib kamu sampai di pos 1. Pos ini merupakan gerbang masuk atau biasa disebut pintu rimba. Batas dari perkebunan kopi dengan hutan belantara yang masih alami. Pos 1 ditandai dengan adanya pohon yang sudah mati dan kering dan ada plang warna hijau menempel dipohon bertuliskan “ welcome Gerbang Pesagi” .
sejenak istirahat dan berfoto kami melanjutkan perjalanan menuju pos 2. Jalan tanah menanjak dengan hutan lebat menghiasi perjalanan. Track yang menanjak dan licin menyebabkan semakin susah untuk dilewati. Pukul 12.00 wib kami tiba di pos 2. Pos 2 berupa tanah lapang yang dikelilingi pohon yang rapat. Di pos ini terdapat bekas orang kemah dan sisa-sisa pembakaran. Di pos 2 kami memutuskan istrirahat dan masak untuk makan siang skitar 1jam. Pukul 13.00 wib kami melanjutkan perjalanan menuju pos 3. Sepanjang perjalanan berupa bidang tanah yang pada mulanya datar kemudian menanjak. Dalam perjalanan ke pos 3 tiba – tiba turun hujan yang sangat deras sehingga ada anggota yang terpisah dari rombongan. Pada waktu itu sama berdua yang jalan paling belakang tertinggal lumayan jauh dari anggota yang berada di depan. Saya berhenti sejenak ketika hujan datang dan berfikir untuk mengejar rombongan yang di depan juga sudah jauh. Setelah menunggu sekian lama hujan tidak kunjung reda akhirnya saya dan duta memutuskan untuk lanjut menyusul rombongan yang lain dengan memakai jas hujan terlebih dahulu.
Ternyata tim menunggu saya di pos 3. Pukul 15.00 kami lengkap sudah berkumpul disini tetapi dengan kondisi hujan deras. Untuk pos 3 ini terletak di atas tanjakan yang lumayan panjang sekitar 100 meter. Kondisi lokasinya berupa daerah yang lumayan datar dan cukup untuk mendirikan 2 tenda kecil. Pos ini ditandai adanya banyak seng yang tergeletak mungkin awalnya merupakan sisa dari gubuk untuk berteduh. Seng itupun yang kami gunakan untuk melindungi tas dari guyuran hujan. Sambil menunggu hujan reda kami memutuskan untuk istirahat di tengah guyuran hujan yang cukup deras. Sebagai info, pos 3 merupakan Pos dimana sumber air terakhir sebelum sampai puncak. Sumber air di pos ini harus turun di lereng untuk mengambil airnya. Di pos ini kami mengambil air dan d isikan dibotol minum yang dibawa. Setelah menunggu hujan reda sekitar pukul 15.30 wib kami melanjutkan perjalanan untuk sampai puncak. Medan yang dilewati setelah dari pos 3 berupa tanjakan dengan kanan dan kirinya jurang serta lingkungan sekitarnya di tumbuhi alang- alang yang tinggi sehingga kalau tidak berhati-hati bisa jatuh. Disini kami harus ekstra hati-hati. Selain itu di jalur ini sudah tidak jelas dan seperti jarang ada orang yang melewatinya. Ditambah lagi selama perjalanan semakin lama sudah semakain malam dan diselimuti kabut menyebabkan jarak pandang yang berkurang meski hujan sudah reda. Akhirnya pukul 18.30wib kami sampe di puncak dengan kondisi basah kuyup dan turunnya hujan yang sangat deras sampuai pukul 20.00wib.
Ketika sampai di atas ternyata di puncak gunung pesagi terdapat 3 bangunan gubuk dari seng yang masih bisa digunakan untuk berteduh dan masjid yang terbuat dar dinding kayu beratapkan seng. Sampai pukul 20.00 kami masak air hangat dan makanan yang kami bawa. Tak lupa di puncak kami juga berjumpa dengan 2 orng peziarah dari tulangbawang yang juga lagi berziarah. Perlu diketahui kalau gunung pesagi ini merupakan gunung yang dikeramatkan oleh masyarakat sekitar lampung. Jadi sudah tidak heran kalau di puncak sering dijumpai tulisan-tulisan permohonan yang terdapat pada batu, kertas beserta permohonan yang banyak diselip-selipkan di batu dan kain putih yang di gantung di pohon semuanya itu berisi permohonan jabatan, kekayaan, jodoh dll. Apalagi sebagian masyarakat yang percaya adanya 7 sumur yang berada di puncak gunung dan barang siapa yang dapat melihat dan mengambil airnya kemudian air dari ke 7 sumur itu dicampur kedalam 1 botol dipercaya segala penyait akan sembuh apabila meminum air tersebut ( kalo saya sih tidak percaya, gatau kalo pembaca gimana?).
Setelah hujan reda, dan menunggu masakan matang sebagian dari kami mendirikan tenda di samping monumen tugu yang terletak di depan masjid tepatnya sebelah timur masjid. Dari 4 tenda hanya 3 yang didirikan karena sebagian teman ada yang memilih tidur di gubung yang terbuat dari seng tersebut. Dari 3 tenda yang berhasil didirikan tersebut hanya 2 tenda pula yang di isi orang sedang tenda 1 nya hanya digunakan untuk menaruh perlengkapan seperti tas dan logistik soalnya meski di puncak gunung, disini masih terdapat tikus yang memakan bahan makanan yang dibawa. Setelah larut malam dan mengantuk akhirnya tidur.kondisi dipuncak pada waktu itu langit cerah tetapi udara lumayan tinggi untuk ketinggian di atas 2000 msl.
05.30wib kami bangun tidur, meski tidak semua terbangun hanyabeberapa saja karena ingin berburu foto sunrise pagi hari dan matiin alarm yang sudah di setel sebelum tidur. Pemandangan yang bagus terlihat lautan awan berada di bawah puncak gunung pesagi. Terlihat seberkas sinar kuning dari sang matahari yang mulai memperlihatkan dirinya dari peraduannya. Kondisi seperti ini tidak disia-siakan untuk mengabadikannya sampai pukul 07.00wib. Tidak berapa lama kabut pun kembali muncul sehingga pemandangan yang indah tersebut tidak kelihatan karena tebal dan rintik hujan kembali turun.
Sembari menunggu gerimis reda, kami makan makanan yang sudah di masak dan menata kembali perlengkapan yang dibawa untuk selanjutnya turun pulang. Setelah semua beres tertata kembali, pukul 11.00wib di iringi gerimis kami sepakat untuk turun kebawah karena takut kemalaman samapi kampung bawah. Perjalanan turun lebih cepatdibanding ketika naik dan jalan yang dilewati lebih licin karena hujan semalam. Sampai di pos 2 pukul 13.00 wib kami memutuskan untuk masak sisa bekal logistik yang dibawa kemudian meneruskan perjalanan kembali. Akhirnya kami sampai perkampungan pukul 18.00 wib kemudian ke tempat juru kunci untuk laporan kalau kamisudah turun dari gunung pesagi lengkap tidak ada yang tertinggal. Setelah itu kami permisi untuk meneruskan jalan sampe di desa bahway tempat kami menginap hari sebelum kami naik.
Sampai di desa bahway kami pukul 20.00wib dengan kondisi basah-basahan karena hujan kembali turun. Sampai dirumah tersebut kami masak bersih-bersih kemudian tidur. Ke esokan harinya kami setelah urus diri masing-masing selesai maki berpamitan untuk pulang karena pukul 06.30wib bus dari liwa sudah menunggu kami di tempat kemaren turun. Pukul 07.00wib kami berangkat dengan bus tersebut sampai di bandarlampung turun di terminal rajabasa pukul 14.00wib dan kami berpisah. Penulis ( irfan) mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan baik ejaan nama lokasi dsb yg berupa kesalahan. Sampai jumpa di perjalanan selanjutnya.

foto nya menyusul gan yang penting upload dulu aj