- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pemuda dan Indonesia (Usia Pemuda Indonesia 'harusnya' Lebih Matang)


TS
galenix
Pemuda dan Indonesia (Usia Pemuda Indonesia 'harusnya' Lebih Matang)
Intermezzo
Quote:
Ane lagi baca buku menarik yang berjudul "Gara-gara Indonesia" dan disalah satu bab-nya ada pembahasan yang menurut ane sangat sayang jika tidak ane share. Bab itu membahas mengenai fakta usia para pemimpin kita jaman dulu, yang mungkin bisa jadi motivasi bagi kita, pemuda Indonesia untuk lebih berkontribusi bagi lingkungan. So Chekidot
Spoiler for But First : No Repost!:
Soalnya ane ketik sendiri dari bukunya
Usia Pemuda Indonseia Lebih Matang
Quote:
Kongres Pemuda II (KP II) yang melahirkan Sumpah Pemuda adalah peristiwa menarik karena sekalipun belum ada negaranya, belum ada pemerintahannya, para pemuda Nusantara telah membuat konsep negara kesatuan Indonesia, jauh sebelum merdeka.
Tapi ada yang lebih menarik, yaitu usia mereka. Usia pemuda pejuang saat itu rata-rata dua puluh tahunan atau tidak lebih dari 30 tahunan.
Dibandingkan dengan generasi muda saat ini, bisa dikatakan pemuda Indonesia di masa pergerakan tingkat kedewasaan dan kematangannya 20 tahun lebih cepat.
Lihat saja ormas pemuda saat ini, rata-rata diketuai oleh orang berusia 40-an atau bahkan 50 tahunan (padahal namanya ormas pemuda
) .
Bandingkan usia tokoh pemuda di masa pergerakan.
Ketika KP II yang menghasilkan sumpah pemuda diadakan, Sudondo Djojopuspito yang mempimpin kongres berusia 24 tahun.
Mohammad Yamin yang menjadi pelopor dan salah satu tokoh sentral dalam KP II berusia 25 tahun karena ia lahir tahun 1903.
Kemudian Johanna Tumbuan dari Jong Sulawesi ketika mengikuti KP II ia berusia 18 tahun.
Tokoh lainnya : J. Leimena (23th), Mohammad Roem (20th), dll
Pada usia semuda itu mereka sudah mempunyai tekad kuat untuk bersatu. Sudah memiliki tekad kuat untuk menurunkan ego masing-masing untuk menetapkan bahasa persatuan yang bukan bahasa daerah mereka. Sesuatu yang dinegara lain bisa mengakibatkan perang bahasa, seperti di Belgia (sumber) atau perjuangan kemerdekaan di Quebec (sumber ) Fakta yang menarik adalah yang dipublikasikan oleh Ahmad Mansur Suryanegara tentang peranan pemuda. Selama ini tokoh-tokoh seperti Endang Saifuddin Anshari, Harry J. Benda, John Ingleson, dan Clifford Geertz, dalam karyanya menggolongkan tokoh agama yang menyandang gelar haji atau kiai menyangka bahwa mereka sudah tua. Padahal mereka adalah para pemuda.
Misalnya H.O.S Tjokroaminoto pada waktu ia mempimpin SI usianya masih muda. Pada tahun 1912 ia baru berusia 30 tahun.
Kiai Haji Mas Mansur pada usia 12 tahun sudah menunaikan ibadah haji, sudah masuk gerakan mencintai tanah air. Kemudian mendirikan Nahdlatul Wathan yang berarti kebangkitan negeri atau negara, pada tahun 1916 saat usianya baru 20 tahun. Ia lalu pindah ke Muhammadiyah dan aktif di sana pada usia 26 tahun.
Bung Karno sudah aktif di organisasi Jong Java cabang Surabaya pada tahun 1915 (Hayo tebak usianya berapa saat itu
)
Hamka masuk menjadi anggota Sarekat Islam pada usia 15 th.
Pemuda lain yang aktif dalam pergerakan nasional misalnya Semaun, ia berusia 18 th ketika menjadi Ketua Sarekat Islam Semarang.
Jenderal Sudirman berusia 30th ketika diangkat menjadi Panglima Besar.
Ir. Soekarno lahir pada 6 Juni 1901 (nah udah jawab tebak-tebakan ane diatas kan
) dan mendirikan Partai Nasional Indonesia th 1927, berarti saat itu ia berusia 26th, dan jauh sebelumnya beliau sudah aktif dalam pergerakan nasional melalui Algemeene Studie Club, Bandung.
M. Hatta lahir tahun 1902 dan menjadi Ketua Indonesische Vereeniging th 1926, berarti ketika itu usianya baru 24 th.
Tan Malaka lahir th 1897 dan aktif di Sarekat Islam Semarang tahun 1921, berarti usianya 24 th.
Tapi ada yang lebih menarik, yaitu usia mereka. Usia pemuda pejuang saat itu rata-rata dua puluh tahunan atau tidak lebih dari 30 tahunan.
Dibandingkan dengan generasi muda saat ini, bisa dikatakan pemuda Indonesia di masa pergerakan tingkat kedewasaan dan kematangannya 20 tahun lebih cepat.
Lihat saja ormas pemuda saat ini, rata-rata diketuai oleh orang berusia 40-an atau bahkan 50 tahunan (padahal namanya ormas pemuda

Bandingkan usia tokoh pemuda di masa pergerakan.
Ketika KP II yang menghasilkan sumpah pemuda diadakan, Sudondo Djojopuspito yang mempimpin kongres berusia 24 tahun.
Mohammad Yamin yang menjadi pelopor dan salah satu tokoh sentral dalam KP II berusia 25 tahun karena ia lahir tahun 1903.
Kemudian Johanna Tumbuan dari Jong Sulawesi ketika mengikuti KP II ia berusia 18 tahun.
Tokoh lainnya : J. Leimena (23th), Mohammad Roem (20th), dll
Pada usia semuda itu mereka sudah mempunyai tekad kuat untuk bersatu. Sudah memiliki tekad kuat untuk menurunkan ego masing-masing untuk menetapkan bahasa persatuan yang bukan bahasa daerah mereka. Sesuatu yang dinegara lain bisa mengakibatkan perang bahasa, seperti di Belgia (sumber) atau perjuangan kemerdekaan di Quebec (sumber ) Fakta yang menarik adalah yang dipublikasikan oleh Ahmad Mansur Suryanegara tentang peranan pemuda. Selama ini tokoh-tokoh seperti Endang Saifuddin Anshari, Harry J. Benda, John Ingleson, dan Clifford Geertz, dalam karyanya menggolongkan tokoh agama yang menyandang gelar haji atau kiai menyangka bahwa mereka sudah tua. Padahal mereka adalah para pemuda.
Misalnya H.O.S Tjokroaminoto pada waktu ia mempimpin SI usianya masih muda. Pada tahun 1912 ia baru berusia 30 tahun.
Kiai Haji Mas Mansur pada usia 12 tahun sudah menunaikan ibadah haji, sudah masuk gerakan mencintai tanah air. Kemudian mendirikan Nahdlatul Wathan yang berarti kebangkitan negeri atau negara, pada tahun 1916 saat usianya baru 20 tahun. Ia lalu pindah ke Muhammadiyah dan aktif di sana pada usia 26 tahun.
Bung Karno sudah aktif di organisasi Jong Java cabang Surabaya pada tahun 1915 (Hayo tebak usianya berapa saat itu

Hamka masuk menjadi anggota Sarekat Islam pada usia 15 th.
Pemuda lain yang aktif dalam pergerakan nasional misalnya Semaun, ia berusia 18 th ketika menjadi Ketua Sarekat Islam Semarang.
Jenderal Sudirman berusia 30th ketika diangkat menjadi Panglima Besar.
Ir. Soekarno lahir pada 6 Juni 1901 (nah udah jawab tebak-tebakan ane diatas kan

M. Hatta lahir tahun 1902 dan menjadi Ketua Indonesische Vereeniging th 1926, berarti ketika itu usianya baru 24 th.
Tan Malaka lahir th 1897 dan aktif di Sarekat Islam Semarang tahun 1921, berarti usianya 24 th.
Renungan
Quote:
Di saat anak-anak yang berusia 15th sekarang ini sedang bingung memikirkan masuk SMA mana, di usia yang sama Hamka masuk menjadi anggota Sarekat Islam dan M. Natsir masuk Jong Islamieten Bond untuk berjuang demi kemerdekaan bangsa.
Lebih parah lagi, di usia 15 th, ketika masih SMP sudah banyak anak yang terjebak pergaulan bebas, internet bebas, kecanduan games, atau sedang galau di awal masa-masa pacaran.
Di saat anak-anak yang berusia 18 th sekarang ini sedang bingung mau kuliah dimana, Semaun menjadi ketua Sarekat Islam Semarang yang menjadi cikal bakal kebangkitan nasional.
Lebih parah lagi di usia remaja ini, justru banyak remaja yang terlibat tawuran, menindas di MOS, atau terjebak narkoba.
Mungkin anda (dan juga saya pun seringkali berpikir) tidak bisa disamakan antara pemuda di masa lalu dan pemuda di masa sekarang.
Kenapa tidak bisa disamakan?
Bukankah pemuda di masa lalu dan sekarang sama-sama punya cita-cita yang ingin digapai?
Bedanya pemuda di masa lalu mengerti benar arti tanggung jawab. Mereka mengerti bagaimana membuat hidup lebih berarti.
Pemuda di masa lalu berpikir dan bertindak, pemuda di masa kini bertindak tanpa berpikir atau bahkan hanya memimpikan cita-citanya saja.
Mungkin sebagai penutup ada baiknya saya mengutip peribahasa ini :
Ayah membangun bisnis,
Anak menikmati hasil bisnisnya,
Cucu menghancurkan bisnisnya.
Dan generasi kita adalah generasi ke tiga. Generasi cucu. So? Apakah peribahasa diatas yang sering dikutip di dunia bisnis akan berlaku bagi keberlangsungan sebuah negara juga?
Lebih parah lagi, di usia 15 th, ketika masih SMP sudah banyak anak yang terjebak pergaulan bebas, internet bebas, kecanduan games, atau sedang galau di awal masa-masa pacaran.
Di saat anak-anak yang berusia 18 th sekarang ini sedang bingung mau kuliah dimana, Semaun menjadi ketua Sarekat Islam Semarang yang menjadi cikal bakal kebangkitan nasional.
Lebih parah lagi di usia remaja ini, justru banyak remaja yang terlibat tawuran, menindas di MOS, atau terjebak narkoba.
Mungkin anda (dan juga saya pun seringkali berpikir) tidak bisa disamakan antara pemuda di masa lalu dan pemuda di masa sekarang.
Kenapa tidak bisa disamakan?
Bukankah pemuda di masa lalu dan sekarang sama-sama punya cita-cita yang ingin digapai?
Bedanya pemuda di masa lalu mengerti benar arti tanggung jawab. Mereka mengerti bagaimana membuat hidup lebih berarti.
Pemuda di masa lalu berpikir dan bertindak, pemuda di masa kini bertindak tanpa berpikir atau bahkan hanya memimpikan cita-citanya saja.
Mungkin sebagai penutup ada baiknya saya mengutip peribahasa ini :
Ayah membangun bisnis,
Anak menikmati hasil bisnisnya,
Cucu menghancurkan bisnisnya.
Dan generasi kita adalah generasi ke tiga. Generasi cucu. So? Apakah peribahasa diatas yang sering dikutip di dunia bisnis akan berlaku bagi keberlangsungan sebuah negara juga?
Penutup
Quote:
Itulah sekelumit kisah yang ane baca, sebagai bahan renungan dan motivasi diri. Karena ane sendiri pun masih lebih banyak bermimpi daripada langsung bertindak
Mungkin ada yang mau menambahkan kisah motivasi lainnya tentang apa yang bisa dilakukan disaat muda? Ane bakal pajang di pejwan.

0
1.2K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan