Makasar, Aktual.co — Sejumlah elemen gerakan mahasiswa, termasuk buruh terus menyuarakan kritikan rezim Jokowi-JK. Beberapa elemen gerakan organisasi kemahasiswaaan se-Indonesia melaksanakan pertemuan dan rekonsolidasi nasional di Makassar pada Selasa (28/4).

Sebagian besar mahasiswa menilai jika langkah dan kebijakan Presiden Joko Widodo sejak awal pemerintahannya sudah tidak pro terhadap rakyat kecil. Sehingga harus segera turun dari kursi jabatannya sebagai Presiden.

“Sudah cukup banyak bukti bahwa rezim Jokowi-JK tidak pro rakyat. Seperti harga BBM yang dilepas ke pasar, melemahnya rupiah terhadap US dollar, juga kenaikan harga bahan pokok yang tak terkendali, serta terjadinya kriminalisasi KPK, menandakan pemerintahan Jokowi-JK gagal, tidak berdaya mengelola negara ini,” ujar aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Rizal Fauzi yang turut hadir dalam konsolidasi tersebut.

Dalam rekonsolidasi mahasiswa yang digelar di aula MAN 2 Model, Jl. Sultan Alauddin, Makassar mahasiswa juga mengatakan, gelombang aksi mahasiswa akan terus membesar menuju hari kebangkitan bangsa tanggal 20 Mei mendatang.

Sementara itu, Ketua Gerakan Aktifis Palu untuk Rakyat Sulteng (GAPURA), Rian Hidayat Kotae, mengatakan, Rekonsolidasi Gerakan Mahasiswa Nasional yang dilaksanakan ini adalah bentuk alternatif yang dilakukan oleh mahasiswa dan elemen gerakan sebagai jawaban atas keresahan rakyat saat ini terhadap Kebijakan rezim Jokowi-JK

“Untuk itu aksi 20 Mei 2015 yang akan dilaksanakan di depan Istana Negara adalah suatu keharusan bagi mahasiswa dalam mengkritisi kebijakan rezim Joko Widodo yang telah melupakan janji-janji kampanyenya dalam memakmurkan rakyat Indonesia,” ungkapnya.

Pertemuan yang diinisasi oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO Cabang Makassar itu mengangkat tema dengan tajuk, “Silaturahmi dan Rekonsolidasi Nasional Gerakan Mahasiswa”.

Dalam rekonsolidasi tersebut juga turut hadir perwakilan Front Mahasiswa Nasional (FMN), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (KOMANDO), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI-MPO), Jaringan Aktifis Mahasiswa (JAKSA), Prodemokrasi (PRODEM), dan berbagai elemen mahasiswa lainnya baik intra kampus maupun ekstra kampus.

Aktifis HMI MPO Cabang Makassar, Riswan menambahkan jika konsolidasi yang dilakukan tersebut adalah langkah awal untuk menyatukan persepsi, target dan strategi di gerakan Mei nantinya. "Kita juga sudah sepakat untuk membentuk front gerakan secara bersama-sama tanpa melihat latar belakang bendera, lembaga dan nama organisasi. Semua sepakat menyatu untuk gerakan Mei nanti," ungkapnya.

Sumur