- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dosen Australia Tidak Membolehkan Masuk Mahasiswa Ini gan!!!


TS
sabanggang13
Dosen Australia Tidak Membolehkan Masuk Mahasiswa Ini gan!!!
NO REPOST
Quote:
Ternyata Dampak Hukuman mati eight bali bagi indonesia parah juga gan 
tega banget ya gan
kan indonesia cuman mau belajar,mungkin ini akan menjadi pelajaran bahwa mahasiswa indonesia tidak akan belajar di australia lagi
begitu juga sebaliknya

tega banget ya gan


KE TKP GAN!!

Quote:

Quote:
Duo "Bali Nine" Dieksekusi, Dosen Australia Larang Mahasiswa Indonesia Masuk Kelas
Quote:
MELBOURNE, KOMPAS.com - Sejumlah media di Australia melaporkan insiden yang terjadi di Univesitas Swinburne, Melbourne. Seorang dosen psikologi di universitas itu sempat melarang mahasiswa asal Indonesia masuk ke kelasnya menyusul eksekusi mati terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Seperti yang dilaporkan harian Daily Mail Australia, Radio 3AW, dan situs 9 News, insiden ini berlangsung pada hari Rabu (29/4/2015) siang, beberapa jam setelah duo "Bali Nine" itu menjalani eksekusi mati mereka.
Dr Julian Oldmeadow, dosen psikologi Universitan Swinburne telah meminta agar mahasiswa asal Indonesia tidak masuk ke kelasnya pada hari itu. Saat ABC meminta konfirmasi atas kabar ini, pihak universitas hanya mengutip pernyataan Dr Oldmeadow.
"Di awal kelas, kemarin [hari Rabu], saya menyatakan keberatan atas eksekusi yang dilakukan terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukurmaran di Indonesia pada dini hari. Saya ingin menyampaikan duka, kesedihan, kemarahan sebagai warga Australia dan orang biasa," tulis Dr Oldmeadow.
"Saya memilih melakukannya dengan menyatakan keberatan saya di kelas, dan mengatakan bahwa saya akan meminta mahasiswa asal Indonesia untuk tidak menghadiri kelas saya itu," tambah Oldmeadow.
Dr Oldmeadow mengaku tindakannya tersebut berdasarkan alasan politik, dan bukan didasari rasialisme.
Salah seorang mahasiswa yang hadir di kelas tersebut, Jennifer Stargatt menyampaikan pernyataannya kepada Radio 3AW. "Saya sangat terkejut. Saya sebenarnya muak, sangat tidak nyaman," ujar Stargatt.
"Saya merasa bahwa hal tersebut sangat mengerikan dan apa jadinya kalau ada mahasiswa Indonesia di kelasnya tersebut," tambahnya.
Sepengetahuan Stargatt tidak ada mahasiswa Indonesia yang sejak awal masuk ke kelas psikologi yang diasuh Dr Stargatt.
Sementara itu pihak Swinburne University membenarkan insiden yang terjadi, lewat pernyataan yang diberikan kepada ABC.
"Universitas memperlakukan semua keluhan siswa secara serius dan kami secara resmi menyelidiki masalah ini. Jelas bahwa Swinburne University menyambut semua mahasiswanya, yang harus dihormati dan didukung dalam kegiatan akademis mereka," kata seorang juru bicara universitas.
Ternyata, Dr Oldmeadow juga telah meminta maaf atas tindakannya ini. "Saya meminta maaf karena telah meminta mahasiswa Indonesia untuk tidak datang ke kelas saya, hari itu. Kami berbagi kesedihan dan kesakitan dengan mahasiswa Indonesia, yang juga menanggung malu atas [tindakan] pemerintahnya," tulis Dr Oldmeadow.
"Sudah jelas bahwa respon kita bisa saja tidak setuju dengan apa yang dilakukan pemerintah dan presiden, tetapi tidak bisa meminta tanggung jawab mahasiswa atau meluapkan emosi negatif kepada mereka," tambahnya.
"Karenanya saya saya memintaa maaf kalau tindakan ini berkesan diskriminatif. Saya menyesal mengatakan hal tersebut," Oldmeadow menegaskan.
Seperti yang dilaporkan harian Daily Mail Australia, Radio 3AW, dan situs 9 News, insiden ini berlangsung pada hari Rabu (29/4/2015) siang, beberapa jam setelah duo "Bali Nine" itu menjalani eksekusi mati mereka.
Dr Julian Oldmeadow, dosen psikologi Universitan Swinburne telah meminta agar mahasiswa asal Indonesia tidak masuk ke kelasnya pada hari itu. Saat ABC meminta konfirmasi atas kabar ini, pihak universitas hanya mengutip pernyataan Dr Oldmeadow.
"Di awal kelas, kemarin [hari Rabu], saya menyatakan keberatan atas eksekusi yang dilakukan terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukurmaran di Indonesia pada dini hari. Saya ingin menyampaikan duka, kesedihan, kemarahan sebagai warga Australia dan orang biasa," tulis Dr Oldmeadow.
"Saya memilih melakukannya dengan menyatakan keberatan saya di kelas, dan mengatakan bahwa saya akan meminta mahasiswa asal Indonesia untuk tidak menghadiri kelas saya itu," tambah Oldmeadow.
Dr Oldmeadow mengaku tindakannya tersebut berdasarkan alasan politik, dan bukan didasari rasialisme.
Salah seorang mahasiswa yang hadir di kelas tersebut, Jennifer Stargatt menyampaikan pernyataannya kepada Radio 3AW. "Saya sangat terkejut. Saya sebenarnya muak, sangat tidak nyaman," ujar Stargatt.
"Saya merasa bahwa hal tersebut sangat mengerikan dan apa jadinya kalau ada mahasiswa Indonesia di kelasnya tersebut," tambahnya.
Sepengetahuan Stargatt tidak ada mahasiswa Indonesia yang sejak awal masuk ke kelas psikologi yang diasuh Dr Stargatt.
Sementara itu pihak Swinburne University membenarkan insiden yang terjadi, lewat pernyataan yang diberikan kepada ABC.
"Universitas memperlakukan semua keluhan siswa secara serius dan kami secara resmi menyelidiki masalah ini. Jelas bahwa Swinburne University menyambut semua mahasiswanya, yang harus dihormati dan didukung dalam kegiatan akademis mereka," kata seorang juru bicara universitas.
Ternyata, Dr Oldmeadow juga telah meminta maaf atas tindakannya ini. "Saya meminta maaf karena telah meminta mahasiswa Indonesia untuk tidak datang ke kelas saya, hari itu. Kami berbagi kesedihan dan kesakitan dengan mahasiswa Indonesia, yang juga menanggung malu atas [tindakan] pemerintahnya," tulis Dr Oldmeadow.
"Sudah jelas bahwa respon kita bisa saja tidak setuju dengan apa yang dilakukan pemerintah dan presiden, tetapi tidak bisa meminta tanggung jawab mahasiswa atau meluapkan emosi negatif kepada mereka," tambahnya.
"Karenanya saya saya memintaa maaf kalau tindakan ini berkesan diskriminatif. Saya menyesal mengatakan hal tersebut," Oldmeadow menegaskan.

Quote:
Quote:
Pasca Eksekusi Bali Nine, Dosen Larang Mahasiswa Indonesia Masuk Kelas di Australia
Quote:
RANCAH POST – Pasca eksekusi mati duo Bali Nine telah dilaksanakan, sejumlah media Australia memberitakan insiden yang terjadi di Univesitas Swinburne, Melbourne. Seorang dosen psikologi universitas tersebut sempat melarang mahasiswa Indonesia untuk masuk ke kelasnya.
Menurut laman Daily Mail Australia, Radio 3AW dan 9 News, kejadian ini berlangsung pada Rabu (29/04/2015) siang, beberapa jam pasca duo Bali Nine itu menjalani eksekusi mati.
Dr Julian Oldmeadow (Dosen psikologi Universitan Swinburne) telah meminta salah kepada mahasiswa Indonesia untuk tidak masuk ke kelasnya pada hari itu. Ketika laman media ABC meminta konfirmasi atas hal ini, pihak universitas hanya mengutip pernyataan dari Dr Oldmeadow.
Dr Oldmeadow katakan, “Di awal kelas, kemarin (hari Rabu), saya mengungkapkan keberatan atas eksekusi yang dilakukan terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukurmaran di Indonesia pada dini hari. Saya ingin mencurahkan duka, kemarahan, kesedihan, sebagai seorang warga negara Australia.”
Oldmeadow tambahkan, “Saya melakukannya dengan mengungkapkan rasa keberatan saya di kelas, dan mengatakan bahwa saya akan meminta mahasiswa Indonesia untuk tidak menghadiri kelas saya saat itu.”
Dr Oldmeadow mengaku kejadian tersebut ia lakukan berdasarkan alasan politik, bukan rasialisme.Salah seorang mahasiswa yang tidak diperkenankan masuk kelas dosen tersebut adalah Jennifer Stargatt. Ia juga mengungkapkan sebuah pernyataan kepada Radio 3AW. Jennifer katakan, “Saya terkejut. Saya muak, sangat merasa tidak nyaman. Saya merasa bahwa kejadian ini sangat mengerikan dan apa jadinya jika ada mahasiswa Indonesia di kelasnya tersebut.”
Sementara pihak Swinburne University sendiri telah mengkonfirmasi insiden ini. Melalui pernyataan kepada laman media ABC, seorang jubir Universitas Swinburne katakan, “Universitas mendengarkan semua keluhan siswa secara serius dan kami resmi akan melakukan penyelidikan terkait masalah ini. Swinburne University menyambut semua mahasiswanya, harus dihormati dan didukung dalam kegiatan pendidikan mereka.”
Namun belakangan ini, Dr Oldmeadow telah meminta maaf atas kejadian ini. Oldmeadow katakan, “Saya resmi meminta maaf karena telah meminta mahasiswa Indonesia tidak datang ke kelas saya. Kami hanya berbagi kesedihan dan kesakitan dengan mahasiswa Indonesia, yang juga malu atas (tindakan) pemerintahnya.”
Seperti diketahui, duo Bali Nine Andrew Chan dan Myuran Sukumaran telah dieksekusi mati bersama 6 terpidana mati Narkoba lainnya pada Rabu (29/04/2015) dinihari.
Menurut laman Daily Mail Australia, Radio 3AW dan 9 News, kejadian ini berlangsung pada Rabu (29/04/2015) siang, beberapa jam pasca duo Bali Nine itu menjalani eksekusi mati.
Dr Julian Oldmeadow (Dosen psikologi Universitan Swinburne) telah meminta salah kepada mahasiswa Indonesia untuk tidak masuk ke kelasnya pada hari itu. Ketika laman media ABC meminta konfirmasi atas hal ini, pihak universitas hanya mengutip pernyataan dari Dr Oldmeadow.
Dr Oldmeadow katakan, “Di awal kelas, kemarin (hari Rabu), saya mengungkapkan keberatan atas eksekusi yang dilakukan terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukurmaran di Indonesia pada dini hari. Saya ingin mencurahkan duka, kemarahan, kesedihan, sebagai seorang warga negara Australia.”
Oldmeadow tambahkan, “Saya melakukannya dengan mengungkapkan rasa keberatan saya di kelas, dan mengatakan bahwa saya akan meminta mahasiswa Indonesia untuk tidak menghadiri kelas saya saat itu.”
Dr Oldmeadow mengaku kejadian tersebut ia lakukan berdasarkan alasan politik, bukan rasialisme.Salah seorang mahasiswa yang tidak diperkenankan masuk kelas dosen tersebut adalah Jennifer Stargatt. Ia juga mengungkapkan sebuah pernyataan kepada Radio 3AW. Jennifer katakan, “Saya terkejut. Saya muak, sangat merasa tidak nyaman. Saya merasa bahwa kejadian ini sangat mengerikan dan apa jadinya jika ada mahasiswa Indonesia di kelasnya tersebut.”
Sementara pihak Swinburne University sendiri telah mengkonfirmasi insiden ini. Melalui pernyataan kepada laman media ABC, seorang jubir Universitas Swinburne katakan, “Universitas mendengarkan semua keluhan siswa secara serius dan kami resmi akan melakukan penyelidikan terkait masalah ini. Swinburne University menyambut semua mahasiswanya, harus dihormati dan didukung dalam kegiatan pendidikan mereka.”
Namun belakangan ini, Dr Oldmeadow telah meminta maaf atas kejadian ini. Oldmeadow katakan, “Saya resmi meminta maaf karena telah meminta mahasiswa Indonesia tidak datang ke kelas saya. Kami hanya berbagi kesedihan dan kesakitan dengan mahasiswa Indonesia, yang juga malu atas (tindakan) pemerintahnya.”
Seperti diketahui, duo Bali Nine Andrew Chan dan Myuran Sukumaran telah dieksekusi mati bersama 6 terpidana mati Narkoba lainnya pada Rabu (29/04/2015) dinihari.

Quote:
Quote:

Quote:
Dosen Australia Sebut Eksekusi 'Bali Nine' Seperti Terorisme
Quote:
Metrotvnews.com, Canberra: Reaksi keras diutarakan oleh seorang dosen dari Australian Catholic University Greg Craven, terkait eksekusi mati terhadap dua orang anggota sindikat narkoba Bali Nine.
Craven yang berbicara atas nama lembaga Mercy Campaign membandingkan eksekusi mati Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, pelaku penembakan penyanderaan di Sydney beberapa waktu lalu. Insiden penyanderaan itu berakhir dengan kematian sang pelaku dan dianggap sebagai aksi teroris terparah yang dialami oleh Australia serta menewaskan dua orang warganya.
"Kita perlu mengerti tidak ada perbedaan secara fisik antara apa yang terjadi di Martin Place (lokasi teror Sydney) dan yang terjadi di Indonesia," ujar Craven kepada ABC Australia, Jumat (16/1/2015).
"Australia tidak bisa menghentikan insiden Martin Place. Kita boleh tidak peduli dengan hal ini (eksekusi mati) dan itu adalah kebijakan moral. Saya kira Australia harus menghadapi itu," menurutnya.
"Mereka ini adalah penyelundup narkoba. Tetapi itu bukan menjadi alasan membiarkan pihak Indonesia melakukan eksekusi. Kita yang membiarkannya terjadi," tegasnya.
Craven sepertinya tidak peduli dengan perbandingan teroris dengan keputusan pihak Pemerintah Indonesia, terhadap Sukumaran dan Chan. Namun menurutnya, pelaku teror seperti di Prancis dan Sydney lebih pantas mati karena mereka bukan pengedar narkoba.
Myuran Sukumaran dan Andrew Chandijatuhi hukuman mati pada 2005 silam akibat kedapatan menyelundupkan 8,2 kilogram heroin, anggota sindikat Bali Nine dipenjara di LP Kerobokan, Bali.
Keduanya menempuh berbagai upaya hukum, yang terakhir adalah meminta pengampunan (grasi) kepada Presiden Indonesia. Namun, permohonan Sukumaran telah ditolak oleh Presiden Jokowi, sementara permohonan Andrew masih belum ada keputusan resmi.
Presiden Jokowi, yang tampaknya ingin membedakan diri dengan pendahulunya, telah menyatakan sikap tegasnya terhadap semua terpidana kasus narkoba yang ingin memohon grasi.
FJR
Craven yang berbicara atas nama lembaga Mercy Campaign membandingkan eksekusi mati Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, pelaku penembakan penyanderaan di Sydney beberapa waktu lalu. Insiden penyanderaan itu berakhir dengan kematian sang pelaku dan dianggap sebagai aksi teroris terparah yang dialami oleh Australia serta menewaskan dua orang warganya.
"Kita perlu mengerti tidak ada perbedaan secara fisik antara apa yang terjadi di Martin Place (lokasi teror Sydney) dan yang terjadi di Indonesia," ujar Craven kepada ABC Australia, Jumat (16/1/2015).
"Australia tidak bisa menghentikan insiden Martin Place. Kita boleh tidak peduli dengan hal ini (eksekusi mati) dan itu adalah kebijakan moral. Saya kira Australia harus menghadapi itu," menurutnya.
"Mereka ini adalah penyelundup narkoba. Tetapi itu bukan menjadi alasan membiarkan pihak Indonesia melakukan eksekusi. Kita yang membiarkannya terjadi," tegasnya.
Craven sepertinya tidak peduli dengan perbandingan teroris dengan keputusan pihak Pemerintah Indonesia, terhadap Sukumaran dan Chan. Namun menurutnya, pelaku teror seperti di Prancis dan Sydney lebih pantas mati karena mereka bukan pengedar narkoba.
Myuran Sukumaran dan Andrew Chandijatuhi hukuman mati pada 2005 silam akibat kedapatan menyelundupkan 8,2 kilogram heroin, anggota sindikat Bali Nine dipenjara di LP Kerobokan, Bali.
Keduanya menempuh berbagai upaya hukum, yang terakhir adalah meminta pengampunan (grasi) kepada Presiden Indonesia. Namun, permohonan Sukumaran telah ditolak oleh Presiden Jokowi, sementara permohonan Andrew masih belum ada keputusan resmi.
Presiden Jokowi, yang tampaknya ingin membedakan diri dengan pendahulunya, telah menyatakan sikap tegasnya terhadap semua terpidana kasus narkoba yang ingin memohon grasi.
FJR
Quote:
KITA SEMUA BERHARAP SUPAYA HUBUNGAN INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN BERJALAN DENGAN BAIK 


Spoiler for Sumur Buka gan:

Quote:

Quote:
Quote:
Jika Agan Pikir Cocok untuk menjadi hot Thread Tolong REKOMENDASIKAN MENJADI HOT THREAD
Quote:
Quote:
Semoga Thread Ini Membantu 
Komen Sesuai Thread Ya gan

Komen Sesuai Thread Ya gan

Diubah oleh sabanggang13 01-05-2015 09:50
0
4.8K
Kutip
46
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan