Permisi Agan-agan dan aganwati dah lama niih gak buat triit jd agak2 kaku jangan digalakin yah...semoga aja jd HT....


CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon mengungkap penyebab longsor area tambang Gunung Kuda di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, pada Minggu 26 April 2015 adalah kesalahan pola penambangan.

Harusnya penambangan menggunakan sistem terasering atau berundak. Penambangan dengan teknik ini "mengupas" gunung dari bagian atas kemudian ke bawah secara bertahap.

Atas tragedi longsor tersebut, pengelola penambangan batu alam di Gunung Kuda menjadi pihak yang paling bertanggung jawab. Seperti diketahui, bebatuan longsor menimbun sejumlah orang, dua di antaranya ditemukan tewas.

Tatang, sekretaris KUD Bumi Karya, mengakui pola penambangan memang tak sesuai rekomendasi Pemkab Cirebon. Hal itu karena penerapan pola berundak sulit diterapkan.

"Tak lepas dari faktor kondisi batu pada gunung yang sangat keras, namun di sisi lain labil. Kami kesulitan menggunakan alat berat untuk 'mengupas' bagian bawah gunung dan membentuk pola berundak," jelas dia.

Dia mengungkapkan telah mengantongi dokumen perizinan lengkap yang berlaku hingga 2020. Izin tersebut berupa legalitas menambang di area seluas 5 hektare itu.

"Perizinan sudah lengkap, dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, berlaku sampai 2020; dan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari BPPT Kabupaten Cirebon yang berlaku sampai 2020," paparnya.

Penambangan batu alam di Gunung Kuda, ujar dia, telah dilakukan sejak 2008. Hasil penambangan digunakan pihaknya untuk menyuplai ke Indocement sebagai bahan baku produksi semen. Sebagian lainnya, ada pula untuk bahan keramik dan industri perajin batu alam.

Dalam sehari, aktivitas penambangan yang dikelola KUD Bumi Karya menghasilkan bongkahan bahan batu hingga 70-100 dump truk. Untuk satu dump truk, mampu memuat 7 meter kubik batu alam.

Dia mengakui, pada Minggu biasanya aktivitas penambangan libur. Namun di hari kejadian ada aktivitas yang dilakukan beberapa orang untuk mempersiapkan stok bahan batu keesokan harinya.

"Sebenarnya aktivitas itu dilakukan hanya untuk mengecek stok barang untuk Senin. Hanya memilah bahan baku yang kecil dan besar, karena kalau bahan belum siap bisa repot melayani pada Senin-nya," papar dia.

Tatang menegaskan, para korban bukanlah pengurus KUD Bumi Karya. Mereka hanya utusan pembeli bahan batu alam dari KUD Bumi Karya. Lokasi longsor sendiri, kata dia, sebenarnya bukanlah area utama penambangan yang dikelola KUD Bumi Karya.

Seperti diberitakan, longsor Gunung Kuda terjadi pada Minggu 26 April 2015 siang. Dua orang ditemukan meninggal, yakni Tabroni dan Masani. Diperkirakan masih ada lima orang yang tertimbun.

Seorang anggota Polsek Klangenan, Samsul Anwar (40), dipastikan pihak Polres Cirebon turut menjadi korban dalam peristiwa itu. Kemudian korban lain yang sudah dipastikan identitasnya adalah Edi (35), Edo (27), dan Reihan (25).
(ris)
SUMBER

=====================================================================================================
Sebenernya sih miris liatnya gan,,,ane pertama kali liat kaget koq gunung malah di belah bgtu dlm hati di daerah-daerah lain gunung untuk wisata pendakian dan dipelihara agar udara disekitar tetap sejuk tapi di majalengka kab.cirebon malah di somplakin bahasa kasarnya dan parahnya lagi itu gunung kata penduduk sekitar untuk bahan baku semen 3 R*da nih gan waktu ane pulang ke kampung bini ane sebelum longsor







semoga ada masyarakat yg tergeraak hatinya buat ngelawan...kasian anak cucu kita gak bakalan bisa ngeliat gunung ...SEMOGA PEMERINTAHNYA BISA TERBUKA HATINYA #SAVEGUNUNGKUDA

jangan dibata yah gan kasih cendolnya aja klo ikhlas atau bantu rate aja yah gan maaf kalo bikin triitnya acak-acakan