SBY: Pak Jokowi, Utang Indonesia ke IMF Lunas Tahun 2006
TS
benjazz
SBY: Pak Jokowi, Utang Indonesia ke IMF Lunas Tahun 2006
Gak penting ini repost apa engga, yang penting kita harus tau sama sama. Inilah jatidiri negara kita dimata Presiden Jokowi dan Internasional.
Maaf sebelumnya, bukan maksud ane menjatuhkan Presiden Republik Indonesia Jokowi, tapi ane miris dengan Presiden Jokowi yang perkataannya tidak berdasar dan memalukan. Saya sangat malu membaca ini, apakah begini presiden saya ? Berkata tanpa bukti ? Seorang presiden harusnya perkataannya jelas dan tegas serta penuh bukti sehingga jadidiri bangsa sendiri tidak terciderai seperti ini.
Harusnya Presiden Jokowi berterima kasih dimasa kepemimpinannya tidak terlilit utang yang sangat mengikat. APBN tidak lagi disetir IMF. Harusnya bangga, harus !
Spoiler for Isi Pesan Presiden SBY:
Saya terpaksa menanggapi dan mengoreksi pernyataan Presiden Jokowi menyangkut utang Indonesia ke IMF. Kemarin, tanggal 27 April 2015, harian Rakyat Merdeka memuat pernyataan Pak Jokowi yang intinya adalah Indonesia masih pinjam uang sama IMF. Berarti kita masih punya utang kepada IMF. Maaf, demi tegaknya kebenaran, saya harus mengatakan bahwa seluruh utang Indonesia kepada IMF sudah kita lunasi pada tahun 2006 yang lalu. Keseluruhan utang Indonesia terhadap IMF adalah US$ 9,1 miliar, jika dengan nilai tukar sekarang setara dengan Rp. 117 triliun, dan pembayaran terakhirnya kita lunasi pada tahun 2006, atau 4 tahun lebih cepat dari jadwal yang ada. Sejak itu kita tidak lagi jadi pasien IMF.
Saya masih ingat mengapa keputusan untuk melunasi semua utang IMF 4 tahun lebih cepat dari jatuh temponya itu saya ambil. Memang, sebelum keputusan final itu saya ambil, sejumlah pihak menyarankan agar lebih baik pelunasannya dilaksanakan secara bertahap, agar tidak mengganggu ketahanan ekonomi Indonesia. Tapi saya berpendapat lain. Lebih baik kalau utang itu segera kita lunasi. Ada 3 alasan saya mengapa keputusan dan kebijakan itu saya ambil. Pertama, pertumbuhan ekonomi kita waktu itu telah berada dalam tingkatan yang relatif tinggi. Jadi aman untuk menjaga ketahanan ekonomi makro dan sektor riil kita. Di sisi lain, disamping kekuatan fiskal kita aman, dari segi moneter cadangan devisa kita juga relatif kuat. Kedua, dengan telah kita lunasi utang IMF tersebut, kita tidak lagi didikte oleh IMF dan negara-negara donor.Tidak didikte dalam arti perencanaan pembangunan kita, termasuk APBN dan juga penggunaan keuangan kita, tidak harus mendapatkan persetujuan dari IMF. Saya tidak ingin pemerintah disandera. Kita harus merdeka dan berdaulat dalam mengelola perekonomian nasional kita. Saya masih ingat, ketika masih menjadi Menteri Pertambangan dan Energi (tahun 1999-2000), saya harus "melaporkan" dulu kepada negara-negara donor yang tergabung dalam forum CGI berkaitan dengan kebijakan dan rencana kementerian yang saya pimpin, utamanya menyangkut APBN. Situasinya sungguh tidak nyaman. Pernah saya diminta untuk menaikkan harga BBM dan Tarif Dasar Listrik secara serentak dengan angka yang sangat tinggi. Hal itu saya tolak, karena pasti ekonomi rakyat akan menjadi lebih buruk. Sedangkan alasan yang ketiga, selama Indonesia masih punya utang kepada IMF, rakyat kita merasa terhina (humiliated). Dipermalukan. Di mata sebagian rakyat, IMF diidentikkan dengan penjajah. Bahkan IMF-lah yang dianggap membikin krisis ekonomi tahun 1998 benar-benar buruk dan dalam.
Setelah utang IMF kita lunasi, saya juga ingat ketika para pemimpin IMF (Managing Director) satu-persatu berkunjung ke Indonesia dan menemui saya di kantor Presiden, mulai dari Rodrigo de Rato (2007), Dominique Strauss-Kahn (2011) hingga Chistine Lagarde (2012). Saya menerima kunjungan mereka dengan kepala tegak. Bahkan, pada kunjungan pemimpin IMF tahun 2012, IMF berharap Indonesia bisa ikut menaruh dananya di IMF karena kita telah menjadi anggota G20, dengan peringkat nomor 16 ekonomi besar dunia. Pasalnya, IMF kekurangan dana untuk digunakan membantu negara yang mengalami krisis berat dan perlu penyelamatan dari IMF. Artinya, tangan kita tidak lagi berada di bawah, tetapi sudah berada di atas.
Jika yang dimaksudkan Presiden Jokowi, Indonesia masih punya utang luar negeri, itu benar adanya. Utang Indonesia ada sejak era Presiden Soekarno. Meskipun, ketika saya memimpin Indonesia (2004-2014) rasio utang terhadap GDP terus dapat kita turunkan. Jika akhir tahun 2004 rasio utang terhadap GDP itu sekitar 50,6 %, di akhir masa jabatan saya tinggal sekitar 25 %. Artinya, jika dulu separuh lebih GDP kita itu untuk menanggung utang, maka tanggungan itu telah kita turunkan menjadi seperempatnya. Tetapi, kalau yang dimaksudkan Pak Jokowi bahwa kita masih punya utang kepada IMF, hal itu jelas keliru. Kalau hal ini tidak saya luruskan dan koreksi, dikira saya yang berbohong kepada rakyat, karena sejak tahun 2006 sudah beberapa kali saya sampaikan bahwa Indonesia tidak berhutang lagi kepada IMF. Rakyat pun senang mendengarnya. Saya yakin Pak Jokowi yang waktu itu sudah bersama-sama saya di pemerintahan, sebagai Walikota Surakarta, pasti mengetahui kebijakan dan tindakan yang saya ambil selaku Presiden.
Utang ke IMF Lunas, Ini yang Harus Dilakukan Jokowi
Liputan6.com, Jakarta - Indonesia telah melunasi utang-utangnya ke International Monetary Fund (IMF) pada 2006. Setelah lepas dari jeratan utang IMF, Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) harus melakukan sejumlah kebijakan untuk mengamankan ekonomi Indonesia.
Salah satunya yaitu mengubah segala kebijakan yang diteken ketika Indonesia meminjam utang ke lembaga keuangan tersebut. "Termasuk mengubah Undang-undang (UU)," kata Sekretaris Jendral Komite Ekonomi Nasional (KEN) Aviliani seperti yang ditulis, Sabtu (18/10/2014).
Dia menyebutkan, setidaknya ada beberapa UU yang harus diubah karena dibuat sepanjang 1999-2003. Aviliani memandang UU itu dibuat dalam tekanan, sehingga kurang ada keberpihakan kepada Indonesia.
"Misalnya liberalisasi di sektor tambang, keuangan devisa bebas. Nah dari situ kita bisa menata kembali mana UU yang sebenarnya sesuai dengan kebutuhan Indonesia, jadi kita tidak tergantung lagi kepada aturan-aturan yang ditetapkan oleh IMF," paparnya.
Sementara itu demi mencegah terjadinya utang kepada IMF lagi, Aviliani mengaku mengusulkan cara kepada pemerintahan baru nantinya untuk lebih mencari pendanaan melalui hubungam bilateral antar negara.
"Jadi kita sesuaikan antar kepentingan kedua belah pihak, itu lebih cocok. Misalnya dengan Jepang, mereka inginnya seperti apa. Kita juga sesuaikan kemampuan kita, jadi win win solution," pungkas Aviliani.
Pada krisis moneter 1998 silam, Indonesia memang telah menjadi pasien dari IMF. Seluruh kebijakan ekonomi pemerintah harus dengan persetujuan IMF pada saat itu. Namun pada 2006, Indonesia telah melunasi seluruh utang-utangnya ke IMF.
Pelunasan utang ini lebih cepat karena seharusnya jatuh tempo pada 2010. Sisa pinjaman yang dibayar Indonesia ke IMF saat itu adalah US$ 3,181 miliar.
(Yas/Ndw)
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku dalam 10 tahun pemerintahannya telah berhasil melunasi utang Indonesia ke International Monetary Fund (IMF). "Empat tahun lebih awal dari jadwal yang telah disepakati," kata SBY dalam Pidato Kepresidenan di Gedung DPR/MPR RI Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Situs resmi SBY, www.presidenri.go.idmenyebut, pada tahun 1998 utang Indonesia kepada IMF sebesar US$ 9,1 miliar dan pada tahun 2006 setelah dua tahun setelah memimpin Indonesia, Presiden SBY berhasil melunasi seluruh utang Indonesia ke IMF sebesar US$ 7,8 miliar.
"Salah satu momen yang akan selalu saya ingat sebagai Presiden adalah ketika menerima Managing Director IMF di kantor saya," katanya. Dia mengatakan pada waktu itu justru Indonesia-lah yang balik memberikan masukan bagaimana cara mereformasi IMF.
Dengan pelunasan utang ini maka Indonesia tidak lagi menjadi pasien IMF, oleh karena itu menurut SBY, semua kebijakan dan perencanaan ekonomi Indonesia tidak bisa didikte IMF.
Bangganya negara ini menggunakan uang pinjaman IMF
Spoiler for Menggunakan uang IMF:
JAKARTA – Dana pinjaman yang berasal dari International Monetery Fund (IMF) pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan digunakan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kepala Staf Kantor Kepresidenan Luhut Panjaitan mengatakan, dana pinjaman sebesar USD1 miliar baru digunakan 10 persen di masa kepemimpinan Presiden SBY.
"Pinjaman lunak USD1 miliar lima tahun lalu di era Presiden SBY, kalau tidak salah baru 10 persen digunakan," papar Luhut dalam konferensi pers Tropical Lanscapes Summit di Hotel Shangri-la, Senin (27/4/2015).
Dia mengatakan, pemerintah berencana menggunakan anggaran pinjaman IMF tersebut untuk pembangunan infrastruktur. Tidak hanya itu, dia juga menyebutkan pemerintah akan menggunakan pinjaman asing itu untuk investasi ekonomi hijau.
Terserah agan mau kasih bataatau cendol, tetep yang penting ane harus kritik perkataan tanpa bukti.
#ThanksSBY
Spoiler for Komentar Kaskuser:
Quote:
Original Posted By mol.►coba yang ini dibold biar semua tahu
Pernah saya diminta untuk menaikkan harga BBM dan Tarif Dasar Listrik secara serentak dengan angka yang sangat tinggi. Hal itu saya tolak, karena pasti ekonomi rakyat akan menjadi lebih buruk
Quote:
Original Posted By kakaknyawamin►Dengan pelunasan utang ini maka Indonesia tidak lagi menjadi pasien IMF, oleh karena itu menurut SBY, semua kebijakan dan perencanaan ekonomi Indonesia tidak bisa didikte IMF
Diubah oleh benjazz 28-04-2015 08:40
0
6.4K
Kutip
64
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru