Bagi orang yang pandai atau berpendidikan tinggi, hanya bisa mengkritik dan berkomentar tanpa ada gerakan sesuatu yang nyata untuk mengubah keadaan yang dianggapnya tidak bagus. Orang-orang ini hanya bisa menyalah-nyalahkan sistem maupun orang-orang yang ada di roda pemerintahan tanpa ada usaha yang nyata untuk melakukan sesuatu untuk merubahnya. Orang seperti ini menganggap semua permasalahan bangsa ini mudah untuk diatasi, dan menyalahkan sistem dan orang-orang dalam pemerintahan karena tidak bisa menjalankan pemerintahan dengan baik ataupun menyelesaikan masalah-masalah bangsa. Permasalahannya adalah kenyataannya masalah bangsa ini sangatlah berat dan tidak semudah yang ada di fikiran orang-orang itu. Menjalankan suatu pemerintahan tentu sebuah tanggung jawab yang besar dimana setiap keputusan dan kebijakan yang di ambil akan menimbulkan dampak yang besar bagi rakyat. Sedangkan orang-orang itu hanya sekedar mengkritik dan berkomentar tentang ketidakbecusan dan kesalahan yang terjadi dalam pemerintahan, sekali lagi tanpa adanya gerakan ataupun solusi yang nyata bagi perubahan bangsa menuju lebih baik lagi.

Bagi orang yang bodoh atau tingkat pendidikannya rendah, mereka hanya menjadi bahan untuk mencari suara partai yang ingin berkuasa, dan yang lebih parah orang-orang ini tidak pernah belajar untuk berfikiran lebih maju. Setiap tahunnya mereka terus-terusan di tipu oleh partai-partai yang berkampanye menjual janji-janji dan mimpi-mimpi palsu yang itu-itu saja tetapi mereka tetap tertipu. Celakanya orang bodoh seperti ini jumlah nya sangat banyak di negeri kita dan menjadi mayoritas. Bukan masalah tingkat pendidikan yang rendah di masyarakat, karena faktanya rata-rata masyarakat indonesia setidaknya telah lulus SMP yang seharusnya sejalan dengan meningkatnya pola pikir masyarakat namun kenyataanya tidak ada perubahan yang nyata dalam perkembangan pola pikir masyarakat. Setidaknya ini terlihat di saat kampanye partai dimana para tokoh partainya memberikan janji-janji yang tidak realistis dengan kenyataan namun masyarakat masih saja mempercayainya, ini membuktikan tidak kritis masyarakat terhadap pilihannya, mereka hanya asal pilih calon pemimpin hanya karena dijanjikan mimpi-mimpi yang belum tentu akan terwujud.

Bagi orang kaya mereka cenderung tidak peduli akan jalannya pemerintahan, mereka akan lebih apatis terhadap perkembangan pemerintahan. Orang-orang kaya di kota besar juga kebanyakan krisis kebangsaan mereka benar-benar tidak peduli akan perkembangan bangsa dan pemerintahan. Mereka hanya mempedulikan tentang kehidupan mereka saja, bagi mereka terpuaskannya kebutuhan mereka sendiri sudah cukup, dan untuk apa mengurusi urusan pemerintahan toh sudah ada orang yang mengurusinya.

Bagi orang miskin yang mana jumlahnya sangat banyak dan mendominasi mereka hanya berfikiran sempit, mana yang memberikan uang lebih banyak itu lah yang akan mereka pilih. Mereka tidak peduli akan visi misi, cita-cita, maupun janji-janji partai, mereka hanya melihat dari seberapa besar uang yang mereka dapatkan dari partai tersebut. Keadaan ini dimanfaatkan dengan baik oleh partai, yang mencari jalan instan dalam menjaring suara dengan politik uang. Partai tinggal menebar uang di wilayah miskin dengan kisaran yang sebenarnya tidak terlalu besar, dan masyarakat miskin tanpa pikir panjang langsung memilih partai tersebut, tentunya ini menguntungkan partai karena tidak perlu repot-repot kampanye. Masyarakat miskin tidak menghiraukan bahwa sesungguhnya suara mereka sangat lah penting bagi kelangsungan pemerintahan, karena suara mereka juga menentukan partai apa yang akan menang dalam pemilu dan siapa yang akan menjadi pemimpin bangsa ini.

Bagi para pengusaha terbagi menjadi 2 yaitu: Ada pengusaha yang tidak ikut pemerintahan, pengusaha sepert ini hanya fokus mengurusi usahanya. Ada pengusaha yang ikut dalam pemerintahan, kebanyakan motif mereka ikut pemerintahan ataupun berpolitik untuk makin menjamin dan memudahkan segala urusan usahanya. Banyak pengusaha yang ikut berpolitik dalam partai, dengan harapan partai yang di dukungnya akan menjadi pemenang, dan tentunya akan berimbas dengan terjaminnya usaha mereka. Bagi pengusaha besar, ikut dalam suatu partai hampir menjadi sesuatu hal yang harus dilakukan. Karena dengan ikut partai, apalagi partai yang di dukungnya menang, maka segala perizinan yang berhubungan dengan usahanya akan jauh lebih mudah. Partai yang berkuasa tentu secara tidak langsung juga akan menguntungkan para pengusaha yang mendukung partai tersebut. Bagi para pengusaha ini mereka sebenarnya tidak terlalu peduli akan ideologi partai atau pun cita-cita partai maupun apa yang akan dilakukan partai itu pada negara jika nanti menang. Kebanyakan dari mereka ikut mendukung suatu partai demi menjamin usahanya, "it's all about business". Sangat munafik rasanya jika ada pengusaha yang mengaku ikut suatu partai hanya karena memiliki ideologi yang sama dengan partai dan menginginkan perubahan negara menjadi lebih baik lagi.

Bagi para elit politik kebanyakan dari mereka hanya berambisi meraih kehormatan dan kekuasaan dengan segala cara, apapun mereka lakukan demi mencapai tampuk kekuasaan. Mereka tidak sungguh-sungguh peduli dengan kemajuan bangsa dan negara, mereka hanya berpura-pura mengedepankan kepentingan kemajuan negara padahal sesungguhnya dalam kenyataan jika mereka telah benar-benar berkuasa hanya sedikit usaha mereka untuk memperbaiki maupun merubah keadaan negara ini menjadi lebih baik lagi. Faktanya dengan berkuasanya partai mereka, maka mereka berkuasa atas segala sesuatu di negara ini, dan kekuasaan yang besar itu di salahgunakan untuk memperkaya diri sendiri maupun kerabatnya. Dengan partai yang berkuasa mereka berkuasa atas segala perizinan, dan secara tidak langsung hampir diatas hukum secara kasat mata, walaupun sesungguhnya itu tidak bisa terjadi karena kita memiliki undang-undang. Akibatnya mereka menggunakan kekuasaan yang besar itu untuk melakukan praktek korupsi, dengan berbagai cara. Karena dengan berkuasa nya suatu partai, mereka dengan gampangnya akan mendapatkan uang, karena merekalah yang berkuasa.

Ini lah kenyataan yang terjadi di Indonesia negeri kita tercinta. Semua lapisan masyarakat perlu di perbaiki, sistem apa pun yang di buat jika orang yang menjalankannya rusak, maka sistem itu pun tidak akan berjalan. Sistem di Indonesia sudah bagus, tetapi 'orang' nya yang perlu diperbaiki, mulai dari lapisan terbawah hingga para elit pemerintahan. Semua harus mulai sadar, agar terwujudnya Indonesia yang lebih baik lagi. Kata-kata diatas mungkin terlihat terlalu munafik, naif dan terlalu muluk-muluk. Memang itu sangat sulit terwujud karena masyarakat kita sudah terlanjur rusak cara berfikirnya. Tapi, saya sangat berharap jika suatu saat nanti harapan Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi akan terwujud. Dengan cara sadarnya setiap individu di negeri ini dan mulai melakukan gebrakan, perubahan untuk mencapai Indonesia yang lebih baik.

TS ga nolakko hehe

jangan lupa komen ya gan