
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti (Antara/Widodo S.Jusuf
Quote:
JAKARTA (gemaislam) – Dalam sebuah kesempatan bincang dengan wartawa, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menngatakan, kepolisian tidak akan pernah “tidur” untuk menghadapi kelompok teror. Sebagai bukti, polisi berhasil menangkap pelaku terror dari waktu ke waktu.
“Terorisme ini lebih banyak ideology, soal pemikiran, yang tidak akan selesai kalau hanya dipenjara. Meski demikian, kami akan terus menindak mereka yang melanggar hukum,” kata Badrodin, di Jakarta Minggu (26/4), seperti yang dilansir beritasatu.com
Jenderal yang belum lama dilantik sebagai pucuk pimpinan POLRI ini berharap, setelah ditangkap ada lembaga lain yang berkontribusi memberikan pencerahan kepada para pelaku terror. Inilah yang menjadi tugas BNPT bersama Kementrian Agama.
“Bukan tugas Polri. Kami tidak punya kemampuan untuk memberi pencerahan mereka. Termasuk soal Islamic State (IS) yang memberikan ancaman di dalam negeri lebih berbahaya dibanding organisasi seperti Al-Qaeda, misalnya,” jelasnya
Menurut perwira bintang empat yang pernah menjabat kapolda Jatim, Al Qaeda hanya menyasar kepentingan barat, khususnya Amerika Serikat, tetapi ancaman IS lebih besar daripada itu
“IS itu memiliki paham takfiri, yang artinya semua orang di luar kelompoknya dianggap kafir dan halal diperangi. Deteksi dini mereka itu hanya dengan dialog. Tidak bisa hanya dengan celananya gantung (di atas mata kaki) dan berjenggot, lalu dicurigai IS,” ungkap Haiti.
Dengan jalan dialog dapat diketahui pemahaman dan pemikiran seseorang, apakah dia berpaham takfiri atau tidak. “Intinya, kami akan terus deteksi dan monitor. Kalau tidak terlibat pidana akan kami biarkan, tetapi kalau terlibat, akan kami tangkap. Itulah manfaat pengawasan, dan ini berjalan cukup bagus,” jelas Badrodin
Redaktur: Rahmat Ariza Putra
sumber
Berjenggot dan cingkrang belum tentu berfaham takfiri ala isis. Kalau mau melabeli seorang atau suatu kelompok itu isis apa bukan dengan jalan dialog. Sayangnya di sini kebanyakan tipikal sumbu pendek dan berpikiran sempit tuan
