- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[pacman] Politikus PDIP 'Pukul' Jokowi


TS
jholden87
[pacman] Politikus PDIP 'Pukul' Jokowi
INILAHCOM, Jakarta - Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Effendi Simbolon kembali melakukan 'pukulan politik' terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jotosan politik ini sebaiknya tak diabaikan Jokowi, sebab hampir pasti atas restu Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Effendi menegaskan, untuk mengembalikan kewibawaan negara dan pemerintah, maka harus dilakukan reposisi presiden. Sebab, reshuffle kabinet tidak dapat menyelesaikan persoalan negara.
"Reposisi Presiden Jokowi," kata Effendi, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (21/4/2015). Hal itu satu-satunya jalan yang dapat mengembalikan kewibawaan negara dan pemerintah Indonesia. Benarkah?
Effendi tahu bahwa perombakan kabinet merupakan alternative untuk memperbaiki kinerja pemerintahan Jokowi. Namun, Effendi melihat, reshuffle kabinet itu tidak banyak gunanya, sehingga dia menginginkan reposisi presiden alias penggusuran/pelengseran Jokowi dari istana.
Tidak aneh, sebab Effendi selama ini sering menyatakan, sudah saatnya pemakzulan atau impeachment terhadap Presiden Jokowi dilakukan. Alasannya macam-macam, namun alasan ekonomi-politik nampaknya yang paling menentukan.
Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) menjadi bukti bahwa tim ekonomi pemerintahan Jokowi lemah. Dan kondisi itu tak pernah terjadi di era kepresidenan Habibie sampai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang juga tak berhasil menciptakan kesejahteraan dan keadilan sosial.
Di tengah daya beli rakyat yang menurun, Jokowi juga gagal memperkuat sektor riil. Padahal sektor riil merupakan salah satu solusi yang bisa memperkuat Rupiah. Memang harus diakui bahwa sejak awal 2014 nilai ekspor cenderung menurun, karena salah satu indikatornya sektor riil tidak berkembang, stagnan.
Kabinet Jokowi harus menyadari bahwa sektor riil lebih banyak berdiri sendiri, bahkan akses ke bank-pun sulit. Sektor riil tidak pernah mendapatkan insentif memadai, sementara suku bunga tinggi, dan beban pajak tinggi.
Tak mengherankan kalau pengamat ekonomi dari Universitas Sebelas Maret, Solo, Jawa Tengah Lukman Hakim mengatakan, terpuruknya nilai Rupiah era pemerintahaan Jokowi paling buruk dibandingkan era pemerintahan Habibie sampai SBY. Dan itu memukul keras sektor riil dewasa ini.
Karena itu, pukulan Effendi Simbolon kepada Jokowi, perlu mendapat respon konstruktif dari Jokowi sendiri. Jokowi harus melihat pukulan politik Banteng ini sebagai tekanan untuk memperbaiki kinerja pemerintahan karena ekonomi terus memburuk. Dan untuk itu, perombakan kabinet tak bisa lagi dielakkan. Harus ada perombakan kabinet yang komprehensif dan kredibel.
Jika Jokowi tetap abai atau lalai, maka reposisi Presiden Jokowi yang diserukan Effendi Simbolon, bisa saja terjadi, dengan 'bogem politik yang lebih dahsyat lagi. [berbagai sumber]
http://m.inilah..com/news/detail/2199167/politikus-pdip-pukul-jokowi
Effendi menegaskan, untuk mengembalikan kewibawaan negara dan pemerintah, maka harus dilakukan reposisi presiden. Sebab, reshuffle kabinet tidak dapat menyelesaikan persoalan negara.
"Reposisi Presiden Jokowi," kata Effendi, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (21/4/2015). Hal itu satu-satunya jalan yang dapat mengembalikan kewibawaan negara dan pemerintah Indonesia. Benarkah?
Effendi tahu bahwa perombakan kabinet merupakan alternative untuk memperbaiki kinerja pemerintahan Jokowi. Namun, Effendi melihat, reshuffle kabinet itu tidak banyak gunanya, sehingga dia menginginkan reposisi presiden alias penggusuran/pelengseran Jokowi dari istana.
Tidak aneh, sebab Effendi selama ini sering menyatakan, sudah saatnya pemakzulan atau impeachment terhadap Presiden Jokowi dilakukan. Alasannya macam-macam, namun alasan ekonomi-politik nampaknya yang paling menentukan.
Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) menjadi bukti bahwa tim ekonomi pemerintahan Jokowi lemah. Dan kondisi itu tak pernah terjadi di era kepresidenan Habibie sampai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang juga tak berhasil menciptakan kesejahteraan dan keadilan sosial.
Di tengah daya beli rakyat yang menurun, Jokowi juga gagal memperkuat sektor riil. Padahal sektor riil merupakan salah satu solusi yang bisa memperkuat Rupiah. Memang harus diakui bahwa sejak awal 2014 nilai ekspor cenderung menurun, karena salah satu indikatornya sektor riil tidak berkembang, stagnan.
Kabinet Jokowi harus menyadari bahwa sektor riil lebih banyak berdiri sendiri, bahkan akses ke bank-pun sulit. Sektor riil tidak pernah mendapatkan insentif memadai, sementara suku bunga tinggi, dan beban pajak tinggi.
Tak mengherankan kalau pengamat ekonomi dari Universitas Sebelas Maret, Solo, Jawa Tengah Lukman Hakim mengatakan, terpuruknya nilai Rupiah era pemerintahaan Jokowi paling buruk dibandingkan era pemerintahan Habibie sampai SBY. Dan itu memukul keras sektor riil dewasa ini.
Karena itu, pukulan Effendi Simbolon kepada Jokowi, perlu mendapat respon konstruktif dari Jokowi sendiri. Jokowi harus melihat pukulan politik Banteng ini sebagai tekanan untuk memperbaiki kinerja pemerintahan karena ekonomi terus memburuk. Dan untuk itu, perombakan kabinet tak bisa lagi dielakkan. Harus ada perombakan kabinet yang komprehensif dan kredibel.
Jika Jokowi tetap abai atau lalai, maka reposisi Presiden Jokowi yang diserukan Effendi Simbolon, bisa saja terjadi, dengan 'bogem politik yang lebih dahsyat lagi. [berbagai sumber]
http://m.inilah..com/news/detail/2199167/politikus-pdip-pukul-jokowi
Diubah oleh jholden87 27-04-2015 21:51
0
1.2K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan