Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

aden.juicyAvatar border
TS
aden.juicy
CHANGE YOUR BELIEF, CHANGE YOUR LIFE – Bagian 1
oleh : Arif RH

Change your belief, change your life, apa artinya? Artinya kurang lebih begini, mengubah keyakinan anda sama dengan mengubah hidup anda. O ya? Benarkah demikian? Yess, itu kenyataannya. Jika anda pernah membaca catatan saya beberapa waktu lampau pernah kita bahas bahwa, desain alam semesta itu FRACTAL. Karena fractal maka konsekuensinya dunia di luar diri kita alias hidup kita adalah proyeksi (cerminan) dari dunia di dalam diri kita. Nah dunia di dalam diri yang kita bahas kali ini adalah soal BELIEF atau KEYAKINAN. Hidup kita adalah apa yang kita yakini. Salah satu sumber vibrasi terkuat yang kita pancarkan ke alam semesta ya belief kita itu.

.

Setiap dari kita pasti memiliki keyakinan (belief), bahkan bukan hanya satu belief melainkan serangkaian belief. Apa sih belief? Belief adalah SESUATU YANG KITA ANGGAP BENAR. Jadi belum tentu hal itu dalam kenyataannya benar-benar benar. Ini adalah soal ANGGAPAN KITA. Ketika kita ANGGAP ITU BENAR maka itu menjadi BELIEF, menjadi sesuatu yang kita yakini. Sejauh mana belief ini berpengaruh terhadap alur hidup yang kita jalani? Saya punya beberapa contoh yang menarik dan ini kisah nyata.

.

Beberapa waktu lalu saya ada kelas privat vibrasi di Surabaya. Nah salah satu pesertanya adalah murid sekaligus timnya seorang terapis yang terkenal di Indonesia. Beliau cerita ada satu klien yang pernah diterapi oleh gurunya dengan kasus yang menarik. Klien tersebut setiap beberapa bulan mengalami kecelakaan saat berkendaraan, dan itu terulang terus bukan hanya sekali dua kali. Saat terapi dilakukan terungkap di pikiran bawah sadarnya klien tersebut ikut program asuransi. Dan ia memiliki keyakinan bahwa kalo dana asuransinya tidak cair maka ia rugi. Setelah program keyakinan itu dihapus siklus kecelakaannya berhenti, alias tidak terjadi lagi. Nah lo? Bisa disimak khan bagaimana kekuatan belief dan hubungannya dengan peristiwa dalam hidup? Masih gak percaya? Saya ceritakan satu kisah lagi yang tidak kalah menarik.

.

Ada seorang wanita yang dia ini sudah menikah 2 kali. Namun selama bertahun-tahun menikah sampai dua kali itu dia masih perawan. Why? Setelah ditelusuri ternyata suaminya yang pertama ini impoten alias tidak bisa ereksi. Kemudian ia bercerai dan menikah dengan pria lain. Eh, ternyata suaminya yang kedua ini penyuka sesama jenis (homo). Setelah dijalani beberapa waktu dia gak kuat dan mencoba mencari calon suami ketiga, eh udah mau serius ternyata ketahuan bahwa calon suami ketikanya itu juga homo. Ini terjadi berkali-kali sodara-sodara, jelas ini adalah vibrasi yang terus menerus dipancarkan. Lalu apa belief wanita ini sehingga mengalami kejadian ini?

.

Ternyata, wanita ini dibesarkan dari keluarga katolik yang sangat taat. Dia didesain keluarganya untuk menjadi seorang perawan suci (biarawati). Saat dewasa ia kemudian sekolah untuk menjadi biarawati. Dalam perjalanannya ia kemudian pindah agama dan memutuskan menikah. Namun keyakinan bahwa manusia yang dekat dengan Tuhan tidak boleh tersentuh laki-laki (harus perawan) ini sangat kuat tertanam di pikiran bawah sadarnya. Meskipun sudah teridentifikasi apa sumber beliefnya ternyata tidak mudah mendeletenya. Bukan tidak bisa, hanya saja butuh waktu. Hingga saat ini masih dalam proses penghapusan program itu. Namun gimana ya? Lha statusnya masih jadi istri pria yang penyuka sesama jenis itu je. Kalopun program belief itu bisa dihapus akan terjadi dua kemungkinan, yaitu suaminya sembuh menjadi pria normal atau ia bercerai dan menemukan suami pria normal.

.

Belief = Reality

.

Beberapa kasus yang saya jumpai belakangan membuat saya semakin bertanya-tanya. Jangan-jangan masih banyak sekali program keyakinan dalam diri saya yang menghambat saya untuk lebih baik dari keadaan sekarang. Setelah saya telusuri memang buanyake poool keyakinan yang menghambat itu. Dan butuh waktu untuk menghapusnya karena ditanamkan oleh lingkungan sejak saya masih kecil. Menariknya lebih mudah bagi saya membantu orang lain mendelete sebuah keyakinan yang menghambat mereka daripada saya mendelete program yang ada dalam diri saya sendiri. Ya, saya butuh orang lain untuk melakukannya. Karena setiap saya mau delete, selalu muncul banyak pembenaran dalam diri saya. Salah satu pembenaran dalam diri saya misalnya, INI SUDAH DIGARISKAN / DITETAPKAN ALLAH.

.

Bagi saya ini menjawab pertanyaan saya sejak dulu, mengapa ada kiai di desa yang kesulitan finansial padahal pemahaman agamanya tinggi. Karena saya amati kalo saya berbincang dengan mereka atau mengamati ceramahnya bagi mereka kaya itu bikin sulit masuk sorga. Rasulullah dekat dengan orang miskin, dan karena dia ingin dekat dengan Rasulullah maka ia miskin. Ini sangat bahaya sekali, karena bungkusnya adalah ajaran agama. Padahal kalo kita lihat Nabi Sulaiman itu kaya loh, dan keimanannya jauh di atas kita. So, ini soal apa yang kita yakini, apa yang kita anggap benar. Lalu bagaimana sih sebenarnya proses keyakinan ini ditanamkan kepada kita semua? Kita akan bahas di bagian 2.

.

Bersambung …

.

Salam Vibrasi !!
0
2.8K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan