Quote:
Jakarta -Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan tak akan membuka keran impor pangan, meski ada gejolak harga. Dia mencontohkan, ketika harga beras naik pada Januari-Februari lalu, di mana pemerintah tetap tak mengimpor beras.
Menurutnya, impor beras akan menjatuhkan harga sehingga merugikan petani. "Sampai hari ini, sejak kami bergabung di kabinet kerja, tidak ada impor beras, harganya beras sekarang sudah stabil," ungkap Mentan Amran dalam keterangan tertulis, Senin (27/4/2015).
Sama halnya dengan beras, ketika harga cabai dan bawang merah melonjak pun, pemerintah tetap tak membuka pintu untuk impor. Alasannya, harga yang tinggi menguntungkan para petani kecil yang menanam cabai dan bawang merah.
"Bawang merah rencana awal impor 30 ribu ton, sampai hari ini belum impor. Kalau harga cabai dan bawang rendah, tidak ada (masyarakat) yang mengeluhkan, padahal petani rugi," ujar dia.
Hal ini, lanjut A,ram, merupakan bukti dari komitmen Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) untuk sebisa mungkin memenuhi kebutuhan rakyat dari produksi dalam negeri sendiri. Pasalnya, ketergantungan pada pangan impor dapat mengancam kedaulatan negara.
"Kalau ketahanan pangan lemah, kedaulatan negara terancam, kriminalitas juga pasti meningkat," tegas dai.
Sebagai konsekuensinya, lanjut Amran, pemerintahan Jokowi-JK terus menyeriusi pengembangan pembangunan sektor pertanian.
Untuk mencapai swasembada beras, jagung, dan kedelai yang ditargetkan bisa dicapai pada 2017, Amran meminta para kepala daerah untuk menggenjot produksi ketiga pangan itu.
Bila target produksi di daerah terlampaui, dirinya berjanji akan menambah kucuran anggaran pertanian untuk daerah tersebut di tahun berikutnya. "Kalau produksi meningkat, kami akan tambah anggaran. Tapi kalau tidak naik, tahu diri saja," dia menegaskan.
Sebagai bentuk keseriusan lain untuk menggapai cita-cita swasembada pangan, pemerintah juga serius mengawasi penyaluran benih dan pupuk subsidi untuk para petani. Bila ada yang menyelewengkan, pemerintah tak segan-segan menindak tegas.
Untuk pupuk misalnya, dalam 4 bulan terakhir sudah ditahan 26 pelaku pengoplosan pupuk yang membuat pupuk subsidi langka. "Sampai hari ini 26 orang tertangkap karena mengoplos pupuk. Harus kita lindungi petani kita," pungkasnya.
Sebagai informasi, Kementerian Pertanian mengajukan tambahan dana Rp 16,9 triliun dalam APBN-P 2015 untuk menggenjot produksi pangan. Dalam APBN 2015, Kementerian Pertanian sudah mendapat anggaran Rp 15,8 triliun, sehingga total anggaran Kementan APBN-P 2015 adalah Rp 32,7 triliun. Tambahan anggaran ini diperoleh dari ruang fiskal yang luas pasca pengurangan besar-besaran subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Tambahan anggaran itu terutama difokuskan untuk rehabilitasi jaringan irigasi, bantuan benih, bantuan pupuk, dan bantuan alat mesin pertanian (alsintan). Tambahan anggaran rehabilitasi jaringan irigasi tersier untuk 1,1 juta areal lahan pertanian mencapai Rp1,32 triliun.
Ada juga anggaran pengadaan benih untuk 12 ribu Ha lahan tebu sebesar Rp 1,18 triliun. Anggaran bantuan pupuk untuk 3,6 juta Ha lahan padi dan jagung mencapai Rp 2,33 triliun. Dana untuk pengadaan 30 ribu ekor sapi indukan dan 1.200 ekor sapi bibit Rp 1 triliun
sumber :
http://finance.detik.com/read/2015/0...beras?f9911033
Quote:
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta Perum Bulog agar segera menyerap gabah petani, sehingga petani terus melakukan produksi dan tidak ada lagi impor beras yang dilakukan. Penyerapan gabah petani harus dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan yakni sebesar Rp3.700 per kilogram (kg).
"Dengan Bulog menyerap cepat gabah petani, maka petani dapat kembali melakukan penanaman dengan cepat karena telah memperoleh modal dari hasil penjualannya yang tinggi (sesuai HPP)," kata dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (25/4/2015).
Dia mengatakan, pemerintah tidak boleh membiarkan tengkulak bergerak cepat, dengan memberikan pinjaman modal, pupuk dan benih pada petani, yang akhirnya dapat merugikan petani. Pasalnya, hasil panen petani dibeli dengan harga yang sangat rendah.
“Kami harapkan Bulog bergerak cepat menyerap gabah petani sesuai dengan HPP yang telah ditetapkan sampai pada tingkat petani dan penggilingan kecil,"tuturnya.
"Pengecekan harga gabah akan dilanjutkan di Sulawesi Selatan, Maluku dan Maluku Utara. Hal ini dilakukan guna memperoleh langsung harga pembelian gabah petani secara nasional di tingkat petani dan penggilingan kecil," tambah dia.
sumber :
http://economy.okezone.com/read/2015...p-beras-petani
Waekasar - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengingatkan pentingnya ketahanan pangan untuk Indonesia, khususnya bagi para petani, di mana jika ketahanan pangan lemah maka kedaulatan negara akan terancam.
"Jika ketahanan pangan lemah, kedaulatan negara terancam, kriminalitas pasti meningkat," kata Amran, saat menghadiri panen raya di Desa Waekasar, Kabupaten Buru, Maluku, Sabtu (25/4).
Amran mengatakan, bahkan Presiden Joko Widodo memberikan instruksi langsung terkait dengan pentingnya ketahanan pangan serta memperhatikan nasib para petani agar bisa mendukung program pemerintah mencapai swasembada.
"Kami diminta Presiden memperhatikan para petani dengan turun ke lapangani untuk melakukan diskusi, dan lain sebagainya," ujar Amran.
Amran menambahkan, untuk melindungi para petani tersebut, sejak dilantik Presiden Jokowi menjadi Menteri Pertanian pada Oktober 2014 lalu, dirinya dan jajaran pemerintah lainnya sepakat untuk tidak membuka keran impor beras.
"Sampai hari ini, sejak kami bergabung di Kabinet Kerja, tidak ada impor beras. Harga beras sekarang sudah stabil," ucap Amran.
Kementerian Pertanian mencatat, dalam periode Oktober 2014 hingga Maret 2015 terdapat tambahan luas lahan pertanian padi seluas 700 hektare. Dengan adanya peningkatan tersebut, diharapkan produksi bisa mencapai tiga juta ton.
Beberapa waktu lalu, Kementerian Pertanian juga menyatakan bahwa rendahnya harga gabah kering di tingkat petani dapat menyebabkan petani kehilangan semangat untuk menanam padi.
Melalui dialog langsung, Menteri Pertanian dengan beberapa petani di Desa Talang Giring, Kabupaten OKU Timur harga gabah kering petani pada kisaran Rp 3.300 hingga Rp 3.500 per kg. Harga tersebut di bawah HPP yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp 3.700/kg.
Untuk itu Menteri Pertanian akan membicarakan masalah ini kepada Bulog dan Menteri BUMN Rini Soemarno untuk meningkatkan penyerapan beras oleh Bulog, sehingga tidak ada lagi harga gabah di tingkat petani yang tidak sesuai dengan HPP.
sumber :
http://www.beritasatu.com/nasional/2...an-pangan.html
ini baru kerja demi rakyat gak banyak drama
--------------------------------------------------------------------------------------------
Quote:
Quote:
Quote:
Original Posted By hhpurnomo►
sehat gan?
--edited--
sorry, maksud agan pak menteri nih salah ngomong gitu yah?
DUGAAN ANE, pak menteri gak teliti liat situsnya, soalnya script-nya nih situs memang agak 'tricky'
kemungkinan lainya
Selasa, 31 Maret 2015 | 03:19 WIB
Importir Beras Ilegal Ini Rame-rame Melawan Jokowi
Pekerja memindahkan beras impor dari Vietnam yang dibongkar di pelabuhan, di Manila, Filipina, 18 Agustus 2014. Minim keterampilan membuat banyak masyarakat Filipina menjadi buruh kuli. REUTERS/Romeo Ranoco
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo berkukuh menutup keran impor beras melalui Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015 yang diterbitkan Selasa, 17 Maret lalu. Jokowi memilih menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras kepada petani. Dengan cara ini Perum Bulog meyakini lebih mudah membeli beras domestik untuk mencapai volume aman cadangan beras sekitar dua juta ton.
Di tengah upaya pemerintah menjinakkan harga beras yang sempat tembus Rp 10.500 dari harga normal Rp 7.500-8.000 per kilogram, beras impor ilegal diduga kuat masuk melalui pantai pesisir timur Sumatera. Seorang pengusaha yang mengetahui aktivitas bongkar-muat beras ilegal ini mengatakan beras impor ilegal masih deras masuk hingga Ahad, 29 Maret lalu.
"Dua kapal menyelundupkan 28 kontainer beras sejak Sabtu lalu. Bongkar-muat di Sungai Kuala Betara, Serdang, Jambi," katanya kepada Tempo, Ahad, 29 Maret 2015.
Direktur Penindakan dan Penyidikan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Harry Mulya mengatakan belum ada laporan resmi mengenai dugaan bongkar-muat beras impor ilegal di Jambi. "Tolong konfirmasi ke Bea Cukai Jambi," katanya. Adapun Kepala Bea dan Cukai Jambi Suryana membantah adanya kapal mengangkut beras ilegal. "Tidak ada kapal membawa beras ke Tungkal atau Jambi," ujarnya.
Beras impor ilegal asal Vietnam yang diangkut dari Malaysia diduga masuk lewat pesisir timur Sumatera sejak Agustus lalu. Beras impor ilegal ini memanfaatkan siklus beras mahal di pasar domestik yang berlangsung November hingga Maret. Seorang pengusaha mengatakan beras impor ini dibeli dengan harga Sing$ 15 per 25 kilogram atau setara Rp 5.700 per kilogram di Malaysia. Harga tersebut lebih murah dari harga beras medium di level normal yaitu Rp 7.500-8.000, apalagi pada level mahal sekitar Rp 10.000-10.500 per kilogram.
Importir menggunakan beragam kapal untuk mengangkut beras impor. Kapal tersebut berukuran 300-700 ton. Beberapa nama kapal yang kerap digunakan adalah KM Lautan Jaya, KM Bintang Selamanya, KM Lautan Jaya III, KM Lautan Jaya V, KM Lili Jaya, KM Rezeki Hasil Laut, KM Citra Mareno, KM Wahyu Dua, KM Restu Wira, KLM Sabrida, dan KLM Kartajaya.
Kapal ini tidak hanya mengangkut beras impor tetapi mengangkut komoditas yang sedang mengalami lonjakan harga di dalam negeri. "Sering memasukkan gula rafinasi dan juga pernah mengangkut bawang merah," kata seorang pedagang yang mengetahui aktivitas bongkar-muat kapal-kapal tadi.
AKBAR TRI KURNIAWAN
sumur
Quote:
Original Posted By aak..►
mungkin maksud si menteri yang segmen rakyat biasa yg gak ngimpor, yg premium ya tetep aja harus impor karna gak produksi di dalam negeri
Quote:
Original Posted By blockback►ada yg udah pernah nyobain beras basmati gan...?
enak lho...
sekarang udah ada versi kw nya produksi lokal..
lanjut pak menteri... gw lebih sreg mentan yg sekarang drpd mentan yg dulu...
Quote:
Original Posted By 4001►jaman sby garem aja impor
Quote:
Original Posted By ontha.kaskus►Inilah bodohnya sebagian rakyat indo
Giliran impor beras utk mengendalikan harga nasional+stock malah dituduh ga merhatiin petani
pdhl tanpa "ancaman" keran impor komoditi rawan ditimbun dan dimaenin harga oleh tengkulak2 besar
sekarang loe ngerasain kan gimana "membela petani lokal dan tengkulak"
Makan tuh harga beras melejit
Quote:
Original Posted By namida.►
Lebih krn hukum ekonomi kok, krn beras impor yg selama ini memenuhi permintaan gak ada shg stok jd berkurang, dan saat permintaan tdk bs dipenuhi maka harga barang pasti naik.