“Kau boleh acuhkan diriku dan anggapku tak ada...
Tapi tak ‘kan merubah perasaanku kepadamuuu...”
Buat yang nggak tau karena selama ini mungkin hidup di bawah batu, yang di atas itu merupakan penggalan lirik lagu ‘Kucinta Kau Apa Adanya’ dari Once. Lagunya emang enak banget dan bisa dipakai buat kode-kodean, walaupun sebenernya rada ngenes juga soalnya kayak cinta bertepuk sebelah tangan gitu.
Selain ngenes karena bertepuk sebelah tangan itu ternyata susah, ngenes juga karena sebenernya ada penggunaan kata yang nggak tepat. Ada yang bisa nebak, kata yang mana yang Ane maksud? Yak, kamu yang duduk di paling belakang tepat sekali! Acuh dan merubah. Yang satu salah diartikan, yang satu lagi salah imbuhannya. Mereka adalah kata-kata yang sering jadi korban malpraktik (salah dalam praktik pemakaiannya gitu ceritanya).
Contoh lainnya adalah kata-kata berikut.
Quote:
1. Merubah
Kata dasarnya ‘ubah’ jadi harusnya setelah dikasih awalan me- bakalan jadi mengubah, bukan merubah. Sayangnya, merubah justru lebih sering dipakai. Bahkan sampai jadi lirik lagu kayak yang udah disebutkan di atas. Padahal yang dimaksud jelas-jelas beda. Kalau merubah itu artinya kira-kira... menyerupai rubah gitu. Nah loh, jadi aneh kan lagunya. Makanya, jangan salah lagi ya. Besok-besok kalau nemu pengamen yang nyanyinya masih salah juga, kasih tau aja pas dia udah selesai nyanyi. MENGUBAH, BUKAN MERUBAH! DIUBAH, BUKAN DIRUBAH! GITU MAS! *digebuk okulele*
Quote:
2. Acuh
Spoiler for :
“Bete banget malam mingguan bareng tapi malah diacuhin pacar!” Kalau diacuhin, kamu harusnya sih seneng, bukannya malah bete. Soalnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘acuh’ berarti peduli atau mengindahkan. Jadi, kalau yang kamu maksud adalah dicuekin alias nggak diperhatiin, harusnya kamu bilang, “Bete banget nggak diacuhin sama pacar!” Gitu.
Quote:
3. Bergeming
“Burhan tidak bergeming karena ketakutan mendengar suara jeritan menyeramkan yang datang dari loteng.”
Mirip sama kata ‘acuh’, kata geming juga sering salah diartikan. Geming atau bergeming sendiri artinya ‘tidak bergerak sedikit juga’ alias ‘diam saja’. Tapi dalam kalimat kayak contoh di atas, jadinya malah dobel karena pakai kata ‘tidak’. Tidak bergeming = tidak tidak bergerak = artinya malah jadi bergerak, dong?
Quote:
4. Nyinyir
Biasanya ‘nyinyir’ dipakai untuk aktivitas bergosip. Misalnya lagi asik ngomongin teman kuliah yang kelakuannya aneh, suka nyuci piring sendiri setelah makan di warteg depan kampus. Terus salah satu temen kamu ada yang lagi bener dan menegur, “Udah dong, jangan nyinyir aja ngomongin orang.” Ya kan, ya kaaan? Padahal nyinyir itu sepupunya Nyunyu artinya ‘mengulang-ulang perintah atau permintaan’ atau ‘cerewet’. Beda kan, sama yang selama ini suka kita pakai?
Quote:
5. Anarkis
Nah, kata ini juga sering banget salah pakai. Biasanya nih, kalau lagi nonton berita terus ada aksi demonstrasi di mana massanya melakukan perusakan. Terus reporternya ngomong, “Demonstran melakukan aksi anarkis dengan merusak telepon umum yang biasa dipakai anak muda setempat untuk pacaran.” Salah banget nih.
Anarki berasal dari kata serapan bahasa Inggris anarchy (yang berakar dari bahasa Yunani) yang bisa diartikan dengan ‘tanpa pemerintahan’. Anarkis adalah orang percaya adanya anarki. Sementara anarkisme berarti ajaran, ideologi, atau paham soal anarki. Jadi anarkisme adalah paham yang percaya bahwa segala bentuk negara serta pemerintahan merupakan lembaga yang menumbuhkan penindasan terhadap kehidupan. Paham ini menyatakan negara, pemerintahan, serta perangkatnya harus dihapuskan.
Mungkin kalau dibayangkan suatu tempat tanpa ada negara atau pemerintahan bakalan kacau-balau. Makanya kalau ada yang kacau dikit aja langsung dibilang anarkis. Mungkin juga karena anarkis cenderung diartikan sebagai ‘anti-pemerintah’ yang doyan melakukan perlawan, termasuk dengan kekerasan. Padahal nggak gitu. Anarkisme justru percaya pada kesetaraan, anti-brutalitas, dan tanpa kekerasan. Mereka percaya justru negara yang bikin keadilan dan kesetaraan jadi susah diterapkan.
Kalau yang dimaksud adalah aksi yang merusak fasilitas umum, berarti kata yang dipakai harusnya ‘vandalisme’. Atau bisa juga ‘brutalisme’ maupun ‘bar-baris’.
Quote:
6. Senonoh
Spoiler for :
Senonoh berarti tidak patut, tidak sopan, tidak menentu, atau dalam hal berpakaian bisa diartikan tidak manis dipandang. Kadang kata ini suka ditambahin lagi pakai ‘tidak’. Misalnya di judul berita di koran-koran yang di lampu merah itu; “Siswi SMP Ketahuan Melakukan Perbuatan Tidak Senonoh.”
Kalau yang dimaksud perbuatan nggak sopan, berarti harusnya nggak perlu pakai kata ‘tidak’ lagi. Tidak senonoh = tidak tidak sopan = sopan, dong?
Quote:
7. Absen
Kalau mengabsen berarti memanggil, menyebutkan, atau membacakan nama-nama orang pada daftar nama untuk memeriksa kehadirannya, absen sendiri memiliki arti ‘tidak masuk’ atau ‘tidak hadir’. Jadi kalau selama ini kalian titip absen sama teman kuliah, jangan salahin teman kamu itu kalau nama kamu nggak ada di daftar kehadiran. Nitip absen berarti nitip nggak hadir, kan?
Kalau yang satu ini, ane ngaku deh, masih sering salah pakai juga. Soalnya udah biasa banget kan pakai kata absen. “Absen dulu ah, sebelum pulang.” Padahal di kantor seharian. Maksudnya mau mendaftarkan kehadiran, malah jadi lain banget artinya. kalian jangan kayak ane gitu, ya.
Spoiler for Update Dari Kaskusers:
Quote:
Original Posted By rizkiandrianto►Silahkan gan, harusnya silakan
Quote:
Original Posted By dewajashin►Kata "Seronok" Gan gmana tuh