- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Lounge Pictures
PRT / Baby Sitter Lebih Baik dari Ibu [Kontroversial]


TS
LanternaAnima
PRT / Baby Sitter Lebih Baik dari Ibu [Kontroversial]
Buffer dulu Gan bentar

Spoiler for Sopiler:
Quote:
Merdeka.com - Sebuah video yang dibuat oleh Ogilvy & Mather bertajuk "Mums & Maids" menuai kontroversi terkait isu yang diangkat di dalamnya. Video ini membandingkan pengetahuan ibu dan pembantu rumah tangga (PRT) mengenai anak mereka. Ibu dan PRT sama-sama diberikan pertanyaan, kemudian jawaban mereka dicocokkan dengan si anak.
Video ini menunjukkan bahwa banyak ibu yang salah menjawab pertanyaan mengenai anak mereka. Misalkan mengenai cita-cita, teman dekat, teman yang disukai oleh anak mereka, atau apa yang dilakukan anak saat mereka terbangun dari mimpi buruk di malam hari. Sementara itu, banyak jawaban dari PRT yang lebih cocok dengan jawaban si anak.
Dalam satu kesempatan ibu ditanyakan "Apa cita-cita anaknya?" Si ibu menjawab "Kupikir dia ingin menjadi guru." Tapi si PRT menjawab bahwa anaknya ingin menjadi Princess, atau putri. Si anak kemudian menjawab bahwa dia ingin menjadi seorang putri atau Princess. Di bagian lain juga terlihat kedekatan PRT dengan anak ketika si anak menjawab bahwa dia akan langsung mencari bibi (atau pembantunya) dan memintanya tidur di sebelahnya jika terbangun dari mimpi buruk.
Hal ini membuat banyak orang berkesimpulan bahwa sang ibu tidak bertanggung jawab pada anak mereka dan PRT justru lebih banyak tahu tentang anak-anak tersebut. Dengan kata lain, para PRT tersebut lebih mengenal anak-anak yang diasuhnya dibandingkan dengan ibunya sendiri. Di akhir video kampanye ini, O&M mengajak para ibu untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak mereka dan memberikan kesempatan libur bagi para PRT sebagai hak kerja mereka, seperti dilansir The Straits Times Singapore.
Sontak saja, video ini menuai kontroversi di kalangan para ibu yang bekerja dan para wanita. Banyak wanita yang mempertanyakan bagaimana dengan peran ayah? Sementara itu menurut banyak wanita video ini berusaha mempermalukan para ibu. Mereka menyebut bahwa jika tujuan video kampanye ini untuk memberikan hari libur bagi para pekerja rumah tangga, seharusnya tidak perlu dengan mempermalukan para ibu.
Namun juga ada yang menangkap video ini sebagai hal positif. Beberapa orang mengatakan bahwa video ini merefleksikan kenyataan bagi beberapa orang tua. Banyak orang tua yang terlalu bergantung pada PRT dalam mengasuh anak mereka dan tidak menghabiskan banyak waktu untuk mengenal anak mereka sendiri.
Video kontroversial ini dibuat oleh firma komunikasi pemasaran Ogilvy & Mather bersama kelompok pekerja imigran Transient Workers Count Two (TWC2) untuk hari buruh 1 Mei mendatang. Presiden TWC2, Noorashkin Abdul Rahman, menjelaskan bahwa video ini menunjukkan bahwa memberikan hari libur bagi para PRT adalah kesempatan bagi para orang tua untuk lebih mengenal anaknya sendiri.
Video ini menunjukkan bahwa banyak ibu yang salah menjawab pertanyaan mengenai anak mereka. Misalkan mengenai cita-cita, teman dekat, teman yang disukai oleh anak mereka, atau apa yang dilakukan anak saat mereka terbangun dari mimpi buruk di malam hari. Sementara itu, banyak jawaban dari PRT yang lebih cocok dengan jawaban si anak.
Dalam satu kesempatan ibu ditanyakan "Apa cita-cita anaknya?" Si ibu menjawab "Kupikir dia ingin menjadi guru." Tapi si PRT menjawab bahwa anaknya ingin menjadi Princess, atau putri. Si anak kemudian menjawab bahwa dia ingin menjadi seorang putri atau Princess. Di bagian lain juga terlihat kedekatan PRT dengan anak ketika si anak menjawab bahwa dia akan langsung mencari bibi (atau pembantunya) dan memintanya tidur di sebelahnya jika terbangun dari mimpi buruk.
Hal ini membuat banyak orang berkesimpulan bahwa sang ibu tidak bertanggung jawab pada anak mereka dan PRT justru lebih banyak tahu tentang anak-anak tersebut. Dengan kata lain, para PRT tersebut lebih mengenal anak-anak yang diasuhnya dibandingkan dengan ibunya sendiri. Di akhir video kampanye ini, O&M mengajak para ibu untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak mereka dan memberikan kesempatan libur bagi para PRT sebagai hak kerja mereka, seperti dilansir The Straits Times Singapore.
Sontak saja, video ini menuai kontroversi di kalangan para ibu yang bekerja dan para wanita. Banyak wanita yang mempertanyakan bagaimana dengan peran ayah? Sementara itu menurut banyak wanita video ini berusaha mempermalukan para ibu. Mereka menyebut bahwa jika tujuan video kampanye ini untuk memberikan hari libur bagi para pekerja rumah tangga, seharusnya tidak perlu dengan mempermalukan para ibu.
Namun juga ada yang menangkap video ini sebagai hal positif. Beberapa orang mengatakan bahwa video ini merefleksikan kenyataan bagi beberapa orang tua. Banyak orang tua yang terlalu bergantung pada PRT dalam mengasuh anak mereka dan tidak menghabiskan banyak waktu untuk mengenal anak mereka sendiri.
Video kontroversial ini dibuat oleh firma komunikasi pemasaran Ogilvy & Mather bersama kelompok pekerja imigran Transient Workers Count Two (TWC2) untuk hari buruh 1 Mei mendatang. Presiden TWC2, Noorashkin Abdul Rahman, menjelaskan bahwa video ini menunjukkan bahwa memberikan hari libur bagi para PRT adalah kesempatan bagi para orang tua untuk lebih mengenal anaknya sendiri.
Sumber: http://www.merdeka.com/dunia/video-k...-dari-ibu.html
Diubah oleh LanternaAnima 26-04-2015 02:21




4iinch dan anasabila memberi reputasi
2
6.5K
Kutip
23
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan