- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Efek Freakonomics: Debat Ibu Pekerja vs Ibu Rumah Tangga


TS
odddonkey
Efek Freakonomics: Debat Ibu Pekerja vs Ibu Rumah Tangga
Efek Freakonomics:
Debat Ibu Pekerja vs Ibu Rumah Tangga
Lahiran normal apa caesar section?
ASI atau susu formula?
Wanita karir atau ibu rumah tangga?
Selalu jadi perdebatan. Belum lagi cara asuh bayi dan anak.
Kenapa ngurusin orang lain banget dan kenapa maksain pendapat sendiri ke orang lain?
Ternyata ga cuma modern moms di sini aja lho yang kayak gitu. Di US juga sama (karena saya baca buku Freakonomics).
Cara asuh anak atau parenting jadi hal yang penting dan bisnis parenting pun diminati sehingga menjalar luas.
Mungkin faktor teknologi informasi yang gampang dijangkau juga jadi faktornya ya, menimbang dampak positif dan negatif, mencari kebenaran bahkan pembenaran tentang apa sih yang harus dilakukan tentang parenting.
Apa sih yang jadi patokan kesuksesan anak (yang mungkin juga jadi ukuran kesuksesan orang tua).
Sampe sekarang masih rancu antara karakter, perilakunya, moralnya, kecerdasan, setelah menjadi dewasa profesinya apa dan berapa besar gajinya. Apa aja sih yang jadi faktornya? Dan orang tua bisa kontribusi dalam apa untuk kesuksesan atau keberhasilan anak?
Berdasarkan buku Freakonomics, yang saya baca dan dalam interpretasi saya,
ilmu sosial dan psikologi punya dasar bahwa perilaku dan kecerdasan anak didasari atas dua yaitu
1. nature (geneitk) dan
2. nurture (cara asuh)
Setelah anak lahir, 50% dari anak udah ga bisa diubah lagi karena telah diturunkan secara genetis.
Tapi kemana yang 50% sisanya?
Dan apa yang bisa dilakukan terhadap 50% sisanya supaya nasib anak menjadi lebih baik ke depannya menjadi sukses atau berhasil?
Bakal banyak banget yang jadi faktor atau indikator yang nentuin keberhasilan anak yang tentunya di dalemnya termasuk faktor orang tua.
Tapi ada satu kajian yang simpel (tetep rumit sih) tapi menurut saya di luar dugaan.
Saya akan menjabarkan kajiannya.
Tahun 1990an Kementerian Pendidikan US ngadain proyek yang namanya ECLS (Early Childhood Longitudinal Study).
Jadi mereka melakukan kajian pada lebih dari 20.000 anak,
dengan melihat hubungan antara 16 faktor terhadap kemampuan akademik anak dari TK sampai SD kelas 5. Kemampuan akademik yang diukur yaitu kemampuan bahasa dan matematika.
Temuannya,
Faktor yang berpengaruh:
Anak yang orang tuanya berpendidikan tinggi.
Anak yang orang tuanya memiliki status sosial ekonomi yang tinggi.
Anak yang ibunya berusia 30 tahun ketika melahirkan anak pertama.
Anak yang lahir dengan berat rendah.
Anak yang orang tuanya menggunakan bahasa inggris di rumah.
Anak yang diadopsi.
Anak yang orang tuanya ikut serta di PTA (sejenis penyaringan untuk masuk ke PTN).
Anak yang punya banyak buku di rumah.
Faktor yang tidak berpengaruh:
Anak yang memiliki keluarga yang utuh.
Anak yang orang tuanya baru saja pindah ke lingkungan dengan tetangga yang lebih baik.
Anak yang ibunya tidak bekerja dari anak lahir sampai anak TK.
Anak yang mengikuti kelas playgroup.
Anak yang sering diajak orang tuanya ke museum.
Anak yang sering dipukul.
Anak yang selalu dibacakan buku oleh orang tuanya hampir setiap hari.
Perbedaan di antara kedua kelompok faktor tersebut adalah
Faktor yang berpengaruh merupakan siapa orang tua dan
faktor yang tidak berpengaruh merupakan apa yang orang tua lakukan.
Kesimpulannya,
tidak ada pengaruh terhadap apa yang dilakukan orang tua kepada anaknya untuk membuat anaknya lebih pintar atau memiliki kemampuan akademik yang tinggi di kelas.
Terus bagaimana berupaya?
Pada kasus adopsi anak.
Anak yang diadopsi cenderung memiliki orang tua kandung yang kurang berpendidikan, miskin, cenderung memiliki IQ yang lebih rendah.
Ketika orang tua yang mengadopsi kecenderungannya berpendidikan tinggi, status sosial ekonominya baik, mereka mampu mempersiapkan anak atau memberi bekal anak supaya anak bisa hidup yang lebih baik di masa depan.
Got it?
Kajian ECLS ini pun sulit untuk menjadi acuan dalam parenting karena di buku Freakonomics juga diceritakan berdasarkan fakta bahwa.
Ada dua anak yang satu berkulit putih dan yang satunya lagi berkulit hitam.
Anak yang berkulit putih merupakan anak yang pintar, menyenangkan, mencintai orang tua yang menekankan pada pendidikan dan keluarga.
Anak yang berkulit hitam ditinggalkan ibunya, dipukuli bapaknya , dan ketika remaja berada masuk ke dalam gangster.
Setelah 28 tahun, anak yang berkulit hitam berhasil lulu dari Harvard dan menjadi economist yang mempelajari tentang kehidupan orang kulit hitam yang belum pernah ada sebelumnya.
Sementara anak yang berkulit putih berhasil lulus dari Harvard tapi mengalami hal yang buruk tidak lama setelah itu.
Moral of the story.
Kita kadang merasa paling baik melakukan sesuatu hingga kita mencomooh orang lain atau sebaliknya?
Kita mencemooh orang lain karena kita merasa tertekan tidak bisa melakukan yang baik?
Debat atau saling mengkritik tetap dibutuhkan sebagai pelajaran, namun, akan lebih baik juka menyertakan statistik atau kajian ilmiah agar bisa dipertanggung jawabkan dan bukan sekedar ingin menyerang orang lain.
Im opened to discuss.
Id love statistics.
Terima kasih.
Debat Ibu Pekerja vs Ibu Rumah Tangga
Lahiran normal apa caesar section?
ASI atau susu formula?
Wanita karir atau ibu rumah tangga?
Selalu jadi perdebatan. Belum lagi cara asuh bayi dan anak.
Kenapa ngurusin orang lain banget dan kenapa maksain pendapat sendiri ke orang lain?
Ternyata ga cuma modern moms di sini aja lho yang kayak gitu. Di US juga sama (karena saya baca buku Freakonomics).
Cara asuh anak atau parenting jadi hal yang penting dan bisnis parenting pun diminati sehingga menjalar luas.
Mungkin faktor teknologi informasi yang gampang dijangkau juga jadi faktornya ya, menimbang dampak positif dan negatif, mencari kebenaran bahkan pembenaran tentang apa sih yang harus dilakukan tentang parenting.
Apa sih yang jadi patokan kesuksesan anak (yang mungkin juga jadi ukuran kesuksesan orang tua).
Sampe sekarang masih rancu antara karakter, perilakunya, moralnya, kecerdasan, setelah menjadi dewasa profesinya apa dan berapa besar gajinya. Apa aja sih yang jadi faktornya? Dan orang tua bisa kontribusi dalam apa untuk kesuksesan atau keberhasilan anak?
Berdasarkan buku Freakonomics, yang saya baca dan dalam interpretasi saya,
ilmu sosial dan psikologi punya dasar bahwa perilaku dan kecerdasan anak didasari atas dua yaitu
1. nature (geneitk) dan
2. nurture (cara asuh)
Setelah anak lahir, 50% dari anak udah ga bisa diubah lagi karena telah diturunkan secara genetis.
Tapi kemana yang 50% sisanya?
Dan apa yang bisa dilakukan terhadap 50% sisanya supaya nasib anak menjadi lebih baik ke depannya menjadi sukses atau berhasil?
Bakal banyak banget yang jadi faktor atau indikator yang nentuin keberhasilan anak yang tentunya di dalemnya termasuk faktor orang tua.
Tapi ada satu kajian yang simpel (tetep rumit sih) tapi menurut saya di luar dugaan.
Saya akan menjabarkan kajiannya.
Tahun 1990an Kementerian Pendidikan US ngadain proyek yang namanya ECLS (Early Childhood Longitudinal Study).
Jadi mereka melakukan kajian pada lebih dari 20.000 anak,
dengan melihat hubungan antara 16 faktor terhadap kemampuan akademik anak dari TK sampai SD kelas 5. Kemampuan akademik yang diukur yaitu kemampuan bahasa dan matematika.
Temuannya,
Faktor yang berpengaruh:
Anak yang orang tuanya berpendidikan tinggi.
Anak yang orang tuanya memiliki status sosial ekonomi yang tinggi.
Anak yang ibunya berusia 30 tahun ketika melahirkan anak pertama.
Anak yang lahir dengan berat rendah.
Anak yang orang tuanya menggunakan bahasa inggris di rumah.
Anak yang diadopsi.
Anak yang orang tuanya ikut serta di PTA (sejenis penyaringan untuk masuk ke PTN).
Anak yang punya banyak buku di rumah.
Faktor yang tidak berpengaruh:
Anak yang memiliki keluarga yang utuh.
Anak yang orang tuanya baru saja pindah ke lingkungan dengan tetangga yang lebih baik.
Anak yang ibunya tidak bekerja dari anak lahir sampai anak TK.
Anak yang mengikuti kelas playgroup.
Anak yang sering diajak orang tuanya ke museum.
Anak yang sering dipukul.
Anak yang selalu dibacakan buku oleh orang tuanya hampir setiap hari.
Perbedaan di antara kedua kelompok faktor tersebut adalah
Faktor yang berpengaruh merupakan siapa orang tua dan
faktor yang tidak berpengaruh merupakan apa yang orang tua lakukan.
Kesimpulannya,
tidak ada pengaruh terhadap apa yang dilakukan orang tua kepada anaknya untuk membuat anaknya lebih pintar atau memiliki kemampuan akademik yang tinggi di kelas.
Terus bagaimana berupaya?
Pada kasus adopsi anak.
Anak yang diadopsi cenderung memiliki orang tua kandung yang kurang berpendidikan, miskin, cenderung memiliki IQ yang lebih rendah.
Ketika orang tua yang mengadopsi kecenderungannya berpendidikan tinggi, status sosial ekonominya baik, mereka mampu mempersiapkan anak atau memberi bekal anak supaya anak bisa hidup yang lebih baik di masa depan.
Got it?
Kajian ECLS ini pun sulit untuk menjadi acuan dalam parenting karena di buku Freakonomics juga diceritakan berdasarkan fakta bahwa.
Ada dua anak yang satu berkulit putih dan yang satunya lagi berkulit hitam.
Anak yang berkulit putih merupakan anak yang pintar, menyenangkan, mencintai orang tua yang menekankan pada pendidikan dan keluarga.
Anak yang berkulit hitam ditinggalkan ibunya, dipukuli bapaknya , dan ketika remaja berada masuk ke dalam gangster.
Setelah 28 tahun, anak yang berkulit hitam berhasil lulu dari Harvard dan menjadi economist yang mempelajari tentang kehidupan orang kulit hitam yang belum pernah ada sebelumnya.
Sementara anak yang berkulit putih berhasil lulus dari Harvard tapi mengalami hal yang buruk tidak lama setelah itu.
Moral of the story.
Kita kadang merasa paling baik melakukan sesuatu hingga kita mencomooh orang lain atau sebaliknya?
Kita mencemooh orang lain karena kita merasa tertekan tidak bisa melakukan yang baik?
Debat atau saling mengkritik tetap dibutuhkan sebagai pelajaran, namun, akan lebih baik juka menyertakan statistik atau kajian ilmiah agar bisa dipertanggung jawabkan dan bukan sekedar ingin menyerang orang lain.
Im opened to discuss.
Id love statistics.
Terima kasih.
0
1.2K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan