ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH 
Selamat datang agan/sista sekalian. Tertarik menjadi novelis pro? Mengapa? Untuk cari tambahan? Supaya terlihat keren? Atau supaya terkenal? Tenang, kalian akan mendapatkan itu semua jika melakukannya sungguh-sungguh. Lalu langkah apa saja yang harus dilakukan? Ini dia jawabannya.
Quote:
1. Tulis, Tulis, dan Tulis
Mau menjadi novelis pro, tetapi malas menulis? Jangan jadi novelis! Percuma dijelaskan panjang lebar jika kalian tidak suka kegiatan menulis. 
Quote:
2. Baca, Baca, dan Baca
Mau menjadi novelis pro, tetapi tidak mau membaca? Pergi ke laut lah. Membaca bagi seorang novelis seperti tabung oksigen bagi seorang penyelam. Dengan membaca kita bisa mendapatkan banyak ide dan gagasan untuk mengembangkan naluri menulis. Membaca dan menulis ibarat maho, sulit dipisahkan. 
Quote:
3. EYD
Mau menjadi novelis pro, tetapi tidak paham EYD? Tidak paham karena tidak tahu atau tidak ingin tahu adalah hal berbeda. Belajarlah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, jangan biasakan menyingkat kata, jangan bergaul sama @L4y, jangan malas buka KBBI online, dll. Cari tahu juga tentang kata-kata yang serih salah eja, seperti sekadar bukan sekedar, nakhoda bukan nahkoda, jadwal bukan jadual, kualitas bukan kwalitas, Perancis bukan Prancis, saksama bukan seksama, antre bukan antri, dll. Kendala kuota inet untuk belajar? Jangan buat saya menggantung diri saya di monas! Cobalah mengunduh (donlot) KBBI offline, jangan cuma hentai atau JAV yang disedot. 
Buka kembali buku bahasa Indonesia anak SD. Jangan sampai manusia Indonesia tidak bisa membedakan makna antara kata "keluar" dengan "ke luar". Tata bahasa juga diperhatikan, contoh: awalan me- bertemu dengan huruf "p" menjadi mem-, misalnya me- + potret = memotret atau me- + poles = memoles. Untuk lebih jelas bisa menelusuri Gogol dengan kata kunci: Pedoman Ejaan dan Penulisan Kata Wikipedia. Ini bukan standar, tetapi bisa menjadi rujukan untuk yang baru belajar. 
Quote:
4. Inspirasi
Mau menjadi novelis pro, tetapi sulit mencari inspirasi? Bokis ah. Inspirasi bisa datang darimana saja. Tetangga kemalingan, demonstrasi pendukung Wowo, mimpi tadi malam, korupsi Pushtun (sapi maksudnya), berita di televisi, artikel di koran, pengalaman hidup orang lain, dll. Atau ikuti cara unik saya, jalan-jalan ke luar tanpa tujuan. Proyek novel saya yang sekarang bercerita tentang kehidupan kupu-kupu malam impor asal Asia Tengah. Bagaimana ceritanya bisa menjadi ide tulisan saya? Saya ke luar tanpa tujuan. Saat itu suntuk di rumah dan memutuskan pergi ke Jakarta Pusat. Siapa sangka kaki ini melangkah ke Jalan Jaksa dan menemukan pemandangan perempuan Uzbek sedang muntah di pinggir jalan. Cling, tiba-tiba ide bergelayut di kepala dan saya memutuskan untuk pulang dan kembali menulis. 
Quote:
5. Jenis
Mau menjadi novelis pro, tetapi bingung menentukan jenisnya apa? Jangan khawatir. Tulislah apa yang kalian bisa dan kuasai. Terserah mau menulis jenis romantis, sejarah, inspiratif, humor, horor, atau fantasi. Sstt … bocoran sedikit. Pangsa pasar Indonesia mayoritas romantis, humor, dan horor.
Quote:
6. Unsur Fiksi
Mau menjadi novelis pro, tetapi tidak tahu unsur fiksi? Oleh sebab itu saya kasih tahu sekarang. Dalam novel terdapat beberapa unsur fiksi, antara lain: 1) Tema, inti dasar cerita. Silakan pilih tema apa yang mau kalian tulis. Bisa tentang percintaan, keluarga, sosial politik, atau kritik sosial. 2) Alur, untuk novel hal ini tidak terlalu berpengaruh seperti cerpen karena dalam penulisan novel banyak adegan kembali ke masa lalu atau tiba-tiba ada di masa depan. 3) Karakterisasi, ini yang menjadikan apakah novel kita menarik atau tidak. Buatlah tokoh dengan sifat unik, psikopat misalnya. Saat menjelaskan tokoh, bisa menggunakan gambaran fisik (bentuk mata, perawakan, gaya rambut, proporsi hidung, dll) atau sifat (perilaku, sifat, emosi, dll).
Contoh gambaran fisik: Gadis berambut hitam kecoklatan itu sudah kukenal sejak hari pertama masuk sekolah dasar, Sista namanya. Badannya mungil, hanya setinggi bahuku saat kita jalan bersama. Sedikit saja ia tersenyum, lesung pipi di wajahnya langsung terlihat …. (bisa dibayangkan bagaimana wajah si Sista?)
Untuk gambaran sifat, dijelaskan satu-persatu dalam beberapa bagian untuk membuat pembaca penasaran. Biasanya yang menggunakan gambaran sifat adalah jenis novel horor atau petualangan. Contoh: Deni sebenarnya ingin membantu Ridwan saat pengeroyokan tadi malam, tetapi dia masih waras dan tidak ingin mati konyol mengingat beberapa hari lagi ujian nasional segera tiba. (bisa dibayangkan bagaimana watak si Deni?)
Quote:
7. Pakai Kerangka atau Tidak?
Mau menjadi novelis pro, tetapi bingung masalah kerangka? Jangan diambil pusing. Pakai kerangka atau tidak, itu semua kembali ke individu masing-masing. Sejak saya bekecimpung di bidang ini, saya tidak pernah menggunakan kerangka. Bagi saya, menulis itu seperti air mengalir. Jika kalian mau menggunakan kerangka juga tidak masalah. Lebih bagus lagi jika menggunakan bahasa sendiri supaya paham. Biar saya beri gambaran sedikit tentang contoh kerangka:
Judul novel: Kas, Kus, Ser
Kas pindah ke Jakarta.
Kas satu SMA dengan Kus.
Kas terlambat masuk sekolah sehingga dihukum guru.
Kus memerhatikan Kas saat dihukum.
Kas jatuh pingsan karena tidak kuat sinar matahari.
Kus menjenguk Kas diam-diam di UKS.
Kas pulang ke rumah diantar oleh Ser menggunakan mobil.
Hari kedua, Kas masuk sekolah dalam keadaan sehat.
dan seterusnya … dan seterusnya … dan seterusnya.
Ujung-ujungnya Kas, Kus, dan Ser threesome. 
Quote:
8. Sudut Pandang
Mau menjadi novelis, tetapi bingung menggunakan sudut pandang? Sekali lagi saya katakan, gunakan yang kalian kuasai. Boleh sudut pandang orang pertama atau sudut pandang orang ketiga. Jangan gunakan sudut pandang orang kedua karena itu kemustahilan bagi saya.
Contoh sudut pandang orang pertama (aku): Aku berharap yang kulihat tadi pagi adalah ilusi, bukan kenyataan. Aku tidak bisa membayangkan wajah Mama jika tahu masalah ini. Andai saja Kak Nisa ada di sini sekarang, mungkin dia bisa membantuku menghadapi ini semua.
Contoh sudut pandang orang ketiga: Dewi berharap yang dilihatnya tadi pagi adalah ilusi, bukan kenyataan. Dia tidak bisa membayangkan wajah Mama jika tahu masalah ini. Andai saja Kak Nisa ada di sisinya sekarang, mungkin Kak Nisa bisa membantunya menghadapi ini semua.
Masing-masing sudut pandang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan sudut pandang orang pertama adalah pembaca bisa ikut merasakan seolah-olah menjadi tokoh aku, sedangkan kekurangannya adalah tidak bisa mengeksplorasi tokoh-tokoh lainnya.
Quote:
9. Nalar
Mau menjadi penulis pro, tetapi menepikan nalar? Jangan sampai kalian melakukan ini. Nalar sangat penting untuk membangun isi cerita yang logis. Jangan sampai novel yang kalian tulis penuh "kebohongan" seperti serial drama di televisi. Contoh:
1. Kalian menciptakan tokoh kharismatik laksana Nicklas Bendtner yang super ganteng. Namun, dalam cerita kalian tokoh tersebut tidak laku, dalam artian tidak ada yang mau. Jangan jadi "pembohong".
2. Kalian menciptakan tokoh yang menyedihkan, hidup miskin, sering menderita, dan hal-hal kasihan lainnya. Namun, dalam cerita kalian tokoh tersebut tinggal di kontrakan sederhana dengan sofa dan televisi. Jangan jadi "pembohong".
3. Kalian mendeskripsikan suasana horor tengah malam ibu kota yang dingin, gelap, dan menyeramkan. Namun, tiba-tiba kalian juga menjelaskan ada suara lolongan serigala. WTF itu ibu kota Jakarta atau Siberia? Jangan jadi "pembohong".
4. Kalian menciptakan tokoh laki-laki introvert yang pemalu. Namun, di tengah cerita kalian tokoh tersebut beradegan tertawa terbahak-bahak. Jangan jadi "pembohong".
5. Kalian menciptakan tokoh seorang dokter. Namun, di tengah cerita ada adegan sang dokter mengalami kesulitan finansial. Kalau sekali wajar, tetapi kalau berkali-kali kurang ajar. Jangan jadi "pembohong".
Quote:
10. Vulgar Adalah Bumbu, Bukan Bahan Pokok
Novel yang baik adalah tulisan yang disisipi vulgar (sumpah gak bohong). Tetapi mentang-mentang boleh ditulis, lalu kalian jelaskan secara gamblang. Jangan sampai! Novel porno sekalipun tidak akan menjelaskan adegan merem-melekseorang wanita saat sedang berhe-eh. 
Quote:
11. Ending
Ending terbagi menjadi dua: tertutup dan terbuka. Ending tertutup berarti cerita selesai secara jelas, tuntas, dan tidak menggantung. Sementara itu, ending terbuka kebalikannya, yaitu cerita belum 100% selesai, menggantung, dan bikin PHP pembaca. Biasanya novelis yang suka PHP menginginkan ada kelanjutan cerita dalam buku yang baru, bisa bentuk dwilogi, trilogi, atau tetralogi.
Quote:
12. Cepat!
Cepat menulis! Jangan sampai ide cerita kalian didahului orang lain. Dulu saat SMP saya mempunyai ide cerita fantasi tentang masa depan dunia tanpa Amerika Serikat yang telah pecah menjadi negara-negara kecil. Apa daya, sebuah game telah mendahului saya dengan membuat skenario yang sama persis. 
Quote:
13. Judul
Judul adalah hal terpenting bagi sebuah novel. Buatlah judul semenarik mungkin yang membuat penasaran orang lain. Namun, untuk masalah satu ini, saya tidak bisa memberikan saran karena saya juga tidak mempunyai keahlian menentukan judul. Lalu solusinya apa? Konsultasikan hal ini ke redaksi kalian saat naskah sudah rampung.
Quote:
14. Sunting Dulu, Masbro!
Cek lagi dari awal, apakah terjadi kesalahan penulisan kata atau typo. Terkadang Ms Word suka merubah tulisan sendiri, seperti teh menjadi the, katakan menjadi katakana, gamblang menjadi gambling, dll. Atau mungkin ada kata-kata yang kurang huruf dan terbalik posisi, misalnya yang menjadi yg, konsekuensi menjadi konsekunsi, parameter menjadi parmeter, dll.
Quote:
15. Berdoa
Berdoa ... dimulai. 
Jika tahap kalian sudah sampai di sini, selamat kalian berhasil menjadi novelis! Lalu langkah selanjutnya apa? Bawalah naskah yang sudah dijilid ke penerbit. Yakinlah pada diri sendiri kalau novel akan diterima. Biasanya waktu menunggu sekitar 2-5 bulan, tergantung penerbit. Saat menunggu apa yang kita lakukan? Ya menulis novel yang lain. Lalu bagaimana jika novel ditolak? Jangan lebay. Saya dua kali ditolak penerbit, JK. Rowlings malah berkali-kali ditolak, bahkan dibilang orang gila saat hendak mengajukan Harry Potter.
Jangan ada alasan apapun karena alasan itu kita sendiri yang buat. FAQ:
A: Gak ada bakat sis? 
TS: Apalagi saya. Kuliah juga jurusan MI, bukan sastra atau bahasa. 
A: Sibuk sis?
TS: Apalagi saya yang punya warung di rumah, menulis sambil menunggu orang beli. 
A: Suka stagnan di tengah-tengah sis?
TS: Semua penulis mempunyai masalah serupa. Tetapi mereka tetap menulis ujung-ujungnya. Kalau stagnan, coba refreshing. Jalan-jalan atau ngapel pacar. 
A: Gak punya laptop/notebook sis?
TS: Lebay ah. Karya pertama saya malah saya tulis tangan di folio. Setelah punya flashdisk, baru kebut di warnet. 
A: Buat novel butuh waktu berapa lama sis?
TS: 3-4 bulan cukup, yang penting manajemen waktu. Targetkan sehari kita harus menulis berapa halaman/kata.
A: Novel biasanya berapa halaman sis?
TS: Ms Word 120-250 halaman Times New Roman size 12 A4. 
A: Penghasilannya berapa sis?
TS: Cukup lah. 
A: TSnya cantik dah.
TS: Terima kasih. 
Akhir kata, cintai aktivitas menulis kalian, niscaya tangan kalian akan menelurkan karya-karya luar biasa. Ayo menulis!