- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Afrischa, Perempuan Pertama Yang Dituduh “Menyodomi”


TS
maiqueenda
Afrischa, Perempuan Pertama Yang Dituduh “Menyodomi”
haaaaa masak gan ada cewek menyodomi yang benar saja yaa.....?
sungguh anehh..??

SUMBER
Update :
Kasus kekerasan seksual di Jakarta Internasional School (sekarang ‘I’ menjadi Intercultural) atau JIS, telah menjadi perhatian media massa secara luas. Bukan hanya karena tuduhan itu terjadi di sekolah internasional terkemuka, namun juga karena banyak kejanggalan terjadi dalam kasus ini.
Salah satu kejanggalan, seorang pelaku yang dituduhkan adalah perempuan muda usia 24 tahun bernama Afriska. Wanita ini bahkan dituduh sebagai pelaku ‘sodomi’ atas MAK, siswa TK di JIS berusia 6 tahun. Secara kejam, media massa sempat menuduh Afriska adalah dalang perbuatan tersebut dan membantu memuluskan aksi “Bejad” pelaku pria.
Banyak pihak meragukan tuduhan itu, apalagi diawal tuduhannya tak logis samasekali yaitu perempuan menjadi pelaku sodomi. Keraguan ini bahkan sempat muncul di Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
“Secara akal sehat, saya tak percaya kalau Afriska terlibat dalam perbuatan itu. Perempuan itu punya perasaan halus, apalagi terhadap anak kecil,” kata Sekretaris Kompolnas, Syafrudin Cut Ali dalam pertemuan keluarga tersangka dengan Kompolnas di Jakarta.
Keraguan-keraguan itu mendorong publik mencari tahu, siapa sebenarnya sosok Afriska itu. Wanita seperti apakah dia, yang bisa ikut dituduh terlibat dalam kasus kejahatan seksual berat itu.
Anak tukang sayur tulang punggung keluarga
Memeriksa data-data seorang Afriska cukup menarik, banyak hal yang tak terungkap kepada publik. Gadis berusia 24 tahun ini, lahir di sebuah kota bernama Kudus, Propinsi Jawa Tengah.
Afriska bukanlah anak keluarga berada, sehingga ia harus ikut bekerja keras dalam menghidupi keluarganya. Ibunya adalah seorang pedagang sayur dikampungnya, sehingga tak mungkin bagi Afriska bergantung pada sang Ibu yang sudah renta pula. Penghasilan tak seberapa dari ibunya yang seorang janda tua penjual sayur di kampung, memaksa Afriska mengadu nasib di Jakarta.
Sebuah nilai pendidikan tentang kehidupan yang diterimanya dari sang ibu, bahwa dengan kerja keras mereka bisa bertahan hidup. Namun seperti remaja lainnya, Afrischa juga hobi membaca. Untuk diketahui, dia juga adalah seorang mahasiswa jurusan matematika yang cukup cerdas. Selain itu, Afrischa gemar berolahraga seperti bermain voli.
Setelah lulus dari sekolah tinggi, dia datang untuk mencari pekerjaan di Jakarta. Namun mendapatkan pekerjaan impiannya, memang bukan perkara mudah. Setelah mencari kesana-kemari, akhirnya Afriska dipekerjakan oleh PT ISS, sebuah perusahaan yang berpusat di Denmark yang membuka cabangnya di Jakarta.
Awalnya, tugas pertama yang diterimanya adalah di Rumah Sakit Prikasih, Jakarta Selatan. Tentu saja keluarga senang dengan berita gembira itu. Sebagai anak tertua dari empat bersaudara, Afriska memberikan sebagian penghasilannya untuk membayar biaya sekolah adik dan saudara-saudaranya.
Di Rumah Sakit Prikasih itulah, kisah cintanya bersemi. Ia bertemu lelaki yang kemudian menjadi tunangannya, seorang teknisi di Rumah Sakit tersebut. Dari tunangannya itulah, ia juga jadi hobi memanjat gunung.
Badai fitnah membuyarkan rencana nikah
Hubungan cinta Afrischa rupanya akan berlanjut ke jenjang lebih serius, ketika mereka berdua merencanakan pernikahannya di bulan Oktober 2014. Bahkan, resepsi juga direncanakan akan dilaksanakan 2 kali. Pertama diselenggarakan di kampung Afrischa di Kudus, lalu juga di Jakarta pada bulan Januari 2015 sebagai penghormatan bagi teman-temannya yang mungkin tak bisa hadir di Jawa Tengah. Afrischa bahkan sempat menghayalkan, ia akan menggunakan kebaya putih sebagai pakaian pengantinnya nanti.
Namun, kepindahannya bertugas pada November 2013 ke Kampus JIS di Pondok Indah ternyata menjadi awal bencana bagi dirinya. PT ISS memindahkan Afrischa ke JIS, dan diberikan tanggung jawab untuk menyediakan layanan cuci atau laundry.
Tujuh bulan kemudian, tanpa tahu kesalahan apa yang dilakukannya, Afrischa dijemput oleh petugas dari Polda Metro Jaya dan tak kembali lagi ke rumah kost itu setelahnya. Tuduhannya, Afriska menyodomi MAK siswa TK JIS di tempatnya bertugas.
Sejak awal, Icha mengatakan bahwa ia tidak bersalah. Ia memang tak pernah melakukan perbuatan itu, apalagi secara logika ia adalah perempuan. Selama masa penahanan, Afrischa satu-satunya tersangka yang didampingi pengacara sehingga selamat dari siksaan dan pemaksaan untuk menandatangani BAP yang telah diatur isinya.
Namun akibat pengakuan terpaksa 4 petugas lainnya, Afrischa terjerat dalam kasus yang irasional tersebut. Tuduhan melakukan sodomi, beralih menjadi membantu perbuatan tersebut.
Selama menjalani masa tahanan dan proses pengadilan, tunangan Afrischa menunjukan kesetiaan luarbiasa dengan tak pernah absen untuk mendampinginya. Ia percaya seratus persen, Afrischa tak bersalah dan tuduhan itu hanyalah fitnah keji.
Bahkan saat Afrischa di vonis dengan hukuman 7 tahun penjara secara semena-mena, tunangannya justeru menghibur dirinya.
“Icha, di dunia mungkin banyak gadis-gadis cantik dan setia di luar sana. Namun kamu adalah gadis luarbiasa yang diciptakan khusus untukku. Tak ada alasan bagiku meninggalkanmu, karena aku tahu engkau tak bersalah. Aku akan menunggu untuk Anda, berapapun nanti lamanya waktu yang dibutuhkan hingga engkau bebas, “itulah ucapan calon suaminya itu.
Setelah hakim membacakan kalimat putusannya, Afrischa menegakkan bahunya serta mengangkat kepalanya. Ia berjalan mendekati bangku untuk berjabat tangan mereka. Anehnya, tak satu pun dari mereka mau menatap matanya.
Setelah putusan itu, rumah bagi Afrischa adalah penjara yang akan ditinggalinya selama 7 tahun ke depan. Ia terpisah dengan adiknya dan ibunya yang selama ini dibiayai hidupnya dari kerja kerasnya. Ia harus rela, impiannya mengarungi bahtera rumah tangga bersama tunangannya buyar seketika oleh badai fitnah “Kasus JIS” itu.
Sumber :https://kabarterbaik.wordpress.com/2...alam-kasus-jis/
Kriminalisasi Buruh, Dulu Marsinah Sekarang Afrisca CS
SUMBER
Update nih gan.
simak ya pernyataan Dr. Ferryal
Penjelasan Dr. Ferial Tentang Kasus JIS

sungguh anehh..??

Afrischa, Perempuan Pertama Yang Dituduh “Menyodomi”

Quote:
Dalam sebuah tulisan panjang Kristian Julius di media Expatriat, jurnalis ini sempat melakukan liputan langsung mendalami kehidupan pribadi Afrischa dan keluarganya. Nama Afrischa menjadi dikenal luas di media massa, setelah tuduhan yang secara nalar sehat adalah ‘tak masuk akal’ sama sekali.
Awalnya, Afrischa bahkan dituduh menyodomi MAK, siswa Taman Kanak-kanak (TK) di Jakarta Internasional School (JIS) yang sekarang menjadi Jakarta Intercultural School. “Afrischa memasukan ‘burungnya’ kepada saya (menyodomi),” demikian kutipan laporan ucapan MAK dalam BAP awal.
Namun setelah tahu bahwa Afrischa perempuan, kalimat tak masuk akal itu dirubah dengan tuduhan membantu membantu pelaku memegangi korban dan melakukan pelecehan seksual.
Kejanggalan tuduhan itulah yang memotivasi Kristian mencari tahu, siapa sosok seorang wanita bernama Afrischa. Hingga April 2014 lalu, Afrischa adalah seorang wanita muda yang ceria dan pekerja keras. Bahkan ia merencanakan akan melangsungkan pernikahannya di bulan Oktober 2014.
Namun pernikahan itu tak kunjung terlaksana, bukan karena tak siap atau keraguan atas jalinan cintanya. Batalnya rencana itu adalah ketika kondisi hidupnya berubah secara tragis, saat polisi menjemputnya di kost yang ditinggalinya bersama sang adik di Cinere, Depok. Tanpa surat penangkapan resmi, Afrischa digelandang ke Polda Metro Jaya atas tuduhan bersekongkol sodomi, yang dilaporkan oleh TPW, Ibu dari siswa JIS yang keduanya tak pernah dikenalnya secara pribadi.
Menurut TPW, Afrischa dikatakan ikut terlibat bersama 5 pekerja kebersihan PT ISS yang bertugas di JIS saat itu melakukan tindakan sodomi seperti disebutkan diatas pada MAK, puteranya. Seperti disebutkan di BAP awal, cerita itu tidak berubah. Namun setelah TPW melihat bahwa Afrischa adalah perempuan hingga tuduhan itu terlihat tak masuk akal, barulah tuduhan berubah menjadi ikut bersekongkol dengan 5 pelaku lainnya.
Sadar dengan fakta bahwa tuduhan dalam kasus kekerasan seksual di JIS adalah rekayasa semata, akhirnya para orangtua murid dan segenap komunitas di JIS justeru berbalik mendukung para Afrischa dan tersangka lainnya. Mereka yakin, tuduhan itu hanya semata memuaskan keserakahan dan sikap koruptif beberapa pihak yang ingin JIS hancur.
Namun meski bukti-bukti nyata tuduhan tak pernah ada, Afrischa dan yang lainnya termasuk 2 guru JIS telah diputus bersalah dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Bahkan semua kesaksian ahli medis dan forensik yang membantah tuduhan itu, seluruhnya dikesampingkan.
Yang menyedihkan, salah satu pekerja kebersihan bernama Azwar harus tewas saat berada di tahanan polisi. Hingga kini, kematian Azwar rekan Afrischa dalam kasus ini masih menjadi misteri yang belum terungkap. Sebab, meskipun kematiannya diklaim akibat bunuh diri menenggak cairan pembersih lantai namun tak pernah ada tindakan otopsi apapun terhadap jenazah Azwar.
Afrischa kini sudah menjadi bagian dari misteri besar kasus JIS, ia bersama rekan-rekannya dan juga 2 guru JIS yang ditahan harus berhadapan dengan tuduhan perbuatan yang sama sekali ia merasa tak pernah melakukannya. Semua pihak berharap, suatu saat ada titik cerah dari suramnya keadilan dalam kasus JIS ini.
Awalnya, Afrischa bahkan dituduh menyodomi MAK, siswa Taman Kanak-kanak (TK) di Jakarta Internasional School (JIS) yang sekarang menjadi Jakarta Intercultural School. “Afrischa memasukan ‘burungnya’ kepada saya (menyodomi),” demikian kutipan laporan ucapan MAK dalam BAP awal.
Namun setelah tahu bahwa Afrischa perempuan, kalimat tak masuk akal itu dirubah dengan tuduhan membantu membantu pelaku memegangi korban dan melakukan pelecehan seksual.
Kejanggalan tuduhan itulah yang memotivasi Kristian mencari tahu, siapa sosok seorang wanita bernama Afrischa. Hingga April 2014 lalu, Afrischa adalah seorang wanita muda yang ceria dan pekerja keras. Bahkan ia merencanakan akan melangsungkan pernikahannya di bulan Oktober 2014.
Namun pernikahan itu tak kunjung terlaksana, bukan karena tak siap atau keraguan atas jalinan cintanya. Batalnya rencana itu adalah ketika kondisi hidupnya berubah secara tragis, saat polisi menjemputnya di kost yang ditinggalinya bersama sang adik di Cinere, Depok. Tanpa surat penangkapan resmi, Afrischa digelandang ke Polda Metro Jaya atas tuduhan bersekongkol sodomi, yang dilaporkan oleh TPW, Ibu dari siswa JIS yang keduanya tak pernah dikenalnya secara pribadi.
Menurut TPW, Afrischa dikatakan ikut terlibat bersama 5 pekerja kebersihan PT ISS yang bertugas di JIS saat itu melakukan tindakan sodomi seperti disebutkan diatas pada MAK, puteranya. Seperti disebutkan di BAP awal, cerita itu tidak berubah. Namun setelah TPW melihat bahwa Afrischa adalah perempuan hingga tuduhan itu terlihat tak masuk akal, barulah tuduhan berubah menjadi ikut bersekongkol dengan 5 pelaku lainnya.
Sadar dengan fakta bahwa tuduhan dalam kasus kekerasan seksual di JIS adalah rekayasa semata, akhirnya para orangtua murid dan segenap komunitas di JIS justeru berbalik mendukung para Afrischa dan tersangka lainnya. Mereka yakin, tuduhan itu hanya semata memuaskan keserakahan dan sikap koruptif beberapa pihak yang ingin JIS hancur.
Namun meski bukti-bukti nyata tuduhan tak pernah ada, Afrischa dan yang lainnya termasuk 2 guru JIS telah diputus bersalah dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Bahkan semua kesaksian ahli medis dan forensik yang membantah tuduhan itu, seluruhnya dikesampingkan.
Yang menyedihkan, salah satu pekerja kebersihan bernama Azwar harus tewas saat berada di tahanan polisi. Hingga kini, kematian Azwar rekan Afrischa dalam kasus ini masih menjadi misteri yang belum terungkap. Sebab, meskipun kematiannya diklaim akibat bunuh diri menenggak cairan pembersih lantai namun tak pernah ada tindakan otopsi apapun terhadap jenazah Azwar.
Afrischa kini sudah menjadi bagian dari misteri besar kasus JIS, ia bersama rekan-rekannya dan juga 2 guru JIS yang ditahan harus berhadapan dengan tuduhan perbuatan yang sama sekali ia merasa tak pernah melakukannya. Semua pihak berharap, suatu saat ada titik cerah dari suramnya keadilan dalam kasus JIS ini.
SUMBER
Update :
Quote:
Sosok Afriska, Perempuan Yang “Menyodomi” Dalam Kasus JIS
Kasus kekerasan seksual di Jakarta Internasional School (sekarang ‘I’ menjadi Intercultural) atau JIS, telah menjadi perhatian media massa secara luas. Bukan hanya karena tuduhan itu terjadi di sekolah internasional terkemuka, namun juga karena banyak kejanggalan terjadi dalam kasus ini.
Salah satu kejanggalan, seorang pelaku yang dituduhkan adalah perempuan muda usia 24 tahun bernama Afriska. Wanita ini bahkan dituduh sebagai pelaku ‘sodomi’ atas MAK, siswa TK di JIS berusia 6 tahun. Secara kejam, media massa sempat menuduh Afriska adalah dalang perbuatan tersebut dan membantu memuluskan aksi “Bejad” pelaku pria.
Banyak pihak meragukan tuduhan itu, apalagi diawal tuduhannya tak logis samasekali yaitu perempuan menjadi pelaku sodomi. Keraguan ini bahkan sempat muncul di Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
“Secara akal sehat, saya tak percaya kalau Afriska terlibat dalam perbuatan itu. Perempuan itu punya perasaan halus, apalagi terhadap anak kecil,” kata Sekretaris Kompolnas, Syafrudin Cut Ali dalam pertemuan keluarga tersangka dengan Kompolnas di Jakarta.
Keraguan-keraguan itu mendorong publik mencari tahu, siapa sebenarnya sosok Afriska itu. Wanita seperti apakah dia, yang bisa ikut dituduh terlibat dalam kasus kejahatan seksual berat itu.
Anak tukang sayur tulang punggung keluarga
Memeriksa data-data seorang Afriska cukup menarik, banyak hal yang tak terungkap kepada publik. Gadis berusia 24 tahun ini, lahir di sebuah kota bernama Kudus, Propinsi Jawa Tengah.
Afriska bukanlah anak keluarga berada, sehingga ia harus ikut bekerja keras dalam menghidupi keluarganya. Ibunya adalah seorang pedagang sayur dikampungnya, sehingga tak mungkin bagi Afriska bergantung pada sang Ibu yang sudah renta pula. Penghasilan tak seberapa dari ibunya yang seorang janda tua penjual sayur di kampung, memaksa Afriska mengadu nasib di Jakarta.
Sebuah nilai pendidikan tentang kehidupan yang diterimanya dari sang ibu, bahwa dengan kerja keras mereka bisa bertahan hidup. Namun seperti remaja lainnya, Afrischa juga hobi membaca. Untuk diketahui, dia juga adalah seorang mahasiswa jurusan matematika yang cukup cerdas. Selain itu, Afrischa gemar berolahraga seperti bermain voli.
Setelah lulus dari sekolah tinggi, dia datang untuk mencari pekerjaan di Jakarta. Namun mendapatkan pekerjaan impiannya, memang bukan perkara mudah. Setelah mencari kesana-kemari, akhirnya Afriska dipekerjakan oleh PT ISS, sebuah perusahaan yang berpusat di Denmark yang membuka cabangnya di Jakarta.
Awalnya, tugas pertama yang diterimanya adalah di Rumah Sakit Prikasih, Jakarta Selatan. Tentu saja keluarga senang dengan berita gembira itu. Sebagai anak tertua dari empat bersaudara, Afriska memberikan sebagian penghasilannya untuk membayar biaya sekolah adik dan saudara-saudaranya.
Di Rumah Sakit Prikasih itulah, kisah cintanya bersemi. Ia bertemu lelaki yang kemudian menjadi tunangannya, seorang teknisi di Rumah Sakit tersebut. Dari tunangannya itulah, ia juga jadi hobi memanjat gunung.
Badai fitnah membuyarkan rencana nikah
Hubungan cinta Afrischa rupanya akan berlanjut ke jenjang lebih serius, ketika mereka berdua merencanakan pernikahannya di bulan Oktober 2014. Bahkan, resepsi juga direncanakan akan dilaksanakan 2 kali. Pertama diselenggarakan di kampung Afrischa di Kudus, lalu juga di Jakarta pada bulan Januari 2015 sebagai penghormatan bagi teman-temannya yang mungkin tak bisa hadir di Jawa Tengah. Afrischa bahkan sempat menghayalkan, ia akan menggunakan kebaya putih sebagai pakaian pengantinnya nanti.
Namun, kepindahannya bertugas pada November 2013 ke Kampus JIS di Pondok Indah ternyata menjadi awal bencana bagi dirinya. PT ISS memindahkan Afrischa ke JIS, dan diberikan tanggung jawab untuk menyediakan layanan cuci atau laundry.
Tujuh bulan kemudian, tanpa tahu kesalahan apa yang dilakukannya, Afrischa dijemput oleh petugas dari Polda Metro Jaya dan tak kembali lagi ke rumah kost itu setelahnya. Tuduhannya, Afriska menyodomi MAK siswa TK JIS di tempatnya bertugas.
Sejak awal, Icha mengatakan bahwa ia tidak bersalah. Ia memang tak pernah melakukan perbuatan itu, apalagi secara logika ia adalah perempuan. Selama masa penahanan, Afrischa satu-satunya tersangka yang didampingi pengacara sehingga selamat dari siksaan dan pemaksaan untuk menandatangani BAP yang telah diatur isinya.
Namun akibat pengakuan terpaksa 4 petugas lainnya, Afrischa terjerat dalam kasus yang irasional tersebut. Tuduhan melakukan sodomi, beralih menjadi membantu perbuatan tersebut.
Selama menjalani masa tahanan dan proses pengadilan, tunangan Afrischa menunjukan kesetiaan luarbiasa dengan tak pernah absen untuk mendampinginya. Ia percaya seratus persen, Afrischa tak bersalah dan tuduhan itu hanyalah fitnah keji.
Bahkan saat Afrischa di vonis dengan hukuman 7 tahun penjara secara semena-mena, tunangannya justeru menghibur dirinya.
“Icha, di dunia mungkin banyak gadis-gadis cantik dan setia di luar sana. Namun kamu adalah gadis luarbiasa yang diciptakan khusus untukku. Tak ada alasan bagiku meninggalkanmu, karena aku tahu engkau tak bersalah. Aku akan menunggu untuk Anda, berapapun nanti lamanya waktu yang dibutuhkan hingga engkau bebas, “itulah ucapan calon suaminya itu.
Setelah hakim membacakan kalimat putusannya, Afrischa menegakkan bahunya serta mengangkat kepalanya. Ia berjalan mendekati bangku untuk berjabat tangan mereka. Anehnya, tak satu pun dari mereka mau menatap matanya.
Setelah putusan itu, rumah bagi Afrischa adalah penjara yang akan ditinggalinya selama 7 tahun ke depan. Ia terpisah dengan adiknya dan ibunya yang selama ini dibiayai hidupnya dari kerja kerasnya. Ia harus rela, impiannya mengarungi bahtera rumah tangga bersama tunangannya buyar seketika oleh badai fitnah “Kasus JIS” itu.
Sumber :https://kabarterbaik.wordpress.com/2...alam-kasus-jis/
Kriminalisasi Buruh, Dulu Marsinah Sekarang Afrisca CS
Quote:
Bicara tentang Hari Buruh Sedunia khususnya di Indonesia, tak lepas dari memorial akan sosok seorang perempuan pemberani bernama Marsinah. Buruh wanita di Jawa Timur yang menginspirasi keberanian, untuk menyuarakan perlawanan terhadap penindasan rakyat kecil dan kaum buruh dan pekerja. Jejak hidupnya penuh cerita perjuangan, membela nasib dirinya dan kawan-kawannya dari belitan kapitalisme.
Marsinah lahir tanggal 10 April 1969. Anak nomor dua dari tiga bersaudara ini merupakan buah kasih antara Sumini dan Mastin. Sejak usia tiga tahun, Marsinah telah ditinggal mati oleh ibunya. Pendidikan dasar ditempuhnya di SD Karangasem 189, Kecamatan Gondang. Sedang pendidikan menengahnya di SMPN 5 Nganjuk.
Ketika menjalani masa sekolah menengah atas, Marsinah mulai mandiri dengan mondok di kota Nganjuk. Selama menjadi murid SMA Muhammadiyah, ia dikenal sebagai siswa yang cerdas. Semangat belajarnya tinggi dan ia selalu mengukir prestasi dengan peringkat juara kelas.
Jalan hidupnya menjadi lain, ketika ia terpaksa harus menerima kenyataan bahwa ia tidak punya cukup biaya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. “Dia ingin sekolah di IKIP. Tapi, uang siapa untuk membiayai di perguruan tinggi itu,” ujar kakek Marsinah.
Ujungnya adalah tidak ada pilihan lagi selain pergi ke kota. Maka ia berusaha mengirimkan sejumlah lamaran ke berbagai perusahaan di Surabaya, Mojokerto, dan gresik. Akhirnya ia diterima di pabrik sepatu di Surabaya tahun 1989. setahun kemudian ia pindah ke pabrik arloji di Rungkut Industri, sebelum akhirnya ia pindah mengikuti perusahaan tersebut yang membuka cabang di Siring, Porong, Sidoarjo. Marsinah adalah generasi pertama dari keluarganya yang menjadi buruh pabrik.
Marsinah selain dikenal sebagai sosok yang cerdas, ia juga sosok pemberani. Inilah karakter yang mendorongnya terlibat dalam gerakan memimpin buruh mendapatkan hak-haknya. Ia selalu mampu mematahkan argumentasi pengusaha kapitalis, dengan data-data akurat yang dicarinya sendiri ke pemerintah.
Malangnya, karena kecerdasan dan keberaniannya itulah yang membuat kesal beberapa pihak. Tindakannya meresahkan pengusaha, hingga mereka tak canggung menyeret aparat bersenjata masuk menyelesaikan urusan kaum buruh. Marsinah dianggap sebagai kriminal, namun eksekusinya bukan penjara atau peradilan meja hijau. Namun dengan tindakan kekerasan langsung, yang menyebabkan nyawanya melayang setelah ia keluar rumahnya untuk meneruskan aksi perjuangannnya.
Marsinah telah mati. Mayatnya ditemukan di gubuk petani dekat hutang Wilangan, Nganjuk tanggal 9 Mei 1993. Ia yang tidak lagi bernyawa ditemukan tergeletak dalam posisi melintang. Sekujur tubuhnya penuh luka memar bekas pukulan benda keras. Kedua pergelangannya lecet-lecet, mungkin karena diseret dalam keadaan terikat. Tulang panggulnya hancur karena pukulan benda keras berkali-kali. Di sela-sela pahanya ada bercak-bercak darah, diduga karena penganiayaan dengan benda tumpul. Pada bagian yang sama menempel kain putih yang berlumuran darah. Mayatnya ditemukan dalam keadaan lemas, mengenaskan.
Marsinah adalah sosok perjuangan yang telah dihancurkan oleh sebuah ketakutan dan kecurigaan. Tapi kita tidak bisa mengingkari bahwa jiwanya tidak bisa dipenjara. Jiwanya akan membumbung tinggi untuk berubah menjadi lidah-lidah api yang akan menghanguskan segala bentuk ketidakadilan.
Anak-anak desa yang menemukan Marsinah, dan kita, menjadi saksi. Sekarang atau esok, anak-anak itu dan kita akan terus bersaksi dan bercerita tentang ketidakadilan, tentang gugurnya seorang buruh pejuang, tentang buruh perempuan yang tidak ragu untuk kehilangan nyawanya demi keyakinannya tentang kebenaran.
Kriminalisasi atas Afrisca dan Cleaners JIS
Jika di masa Marsinah, kuku aparat bersenjata secara tegas memperlihatkan keangkuhannya atas rakyat tak berdaya. Kini, arogansi itu sebetulnya tak pernah pudar. Sebutlah sosok Afrisca, satu-satunya perempuan yang dituduh melakukan tindakan “Sodomi” atas korbannya siswa TK bernama MAK. Sejanggal apapun fakta yang ada, ternyata tak membuat pengadilan curiga bahwa tuduhan itu adalah “Kriminalisasi” atas buruh.
Dengan pandangan dingin dan suara datar, vonis 7 tahun bagi Afrisca dan 8 tahun bagi rekannya yang lain jatuh usai Hakim Ketua mengetok palunya. Vonis itu adalah puncak, dari penderitaan ia dan rekan-rekannya selama berbulan-bulan hidup dalam tekanan dan intimidasi. Mereka dipaksa mengakui perbuatan yang tak pernah dilakukannya, hanya demi memuaskan keinginan pihak yang ingin menangguk untung dari kasus itu.
Jika Marsinah dikriminalisasi karena tindakannya melawan kekuasaan kapitalisme, Afrisca dan 4 pekerja kebersihan lainnya justeru dijadikan tumbal bagi kapitalisme berkedok hukum dan aparaturnya. Semua demi untuk mendapatkan uang senilai 125 juta USD, atau setara dengan Rp 1,5 Triliun.
Sudah saatnya tuntutan para buruh tak melulu berkutat dalam bilangan angka gaji, ataupun kepastian status mereka dalam bekerja. Salah satu tuntutan yang harus diperjuangkan yaitu, membebaskan buruh dan pekerja dari tindakan kriminalisasi mereka yang menjadikan kaum buruh dan rakyat kecil sebaga “Tumbal” semata.
Jika tidak diperjuangkan, niscaya masih akan banyak Marsinah lainnya dan Afrisca serta pekerja kecil seperti Cleaners JIS yang bakal dijebloskan ke penjara tanpa kesalahan. Selamat Hari Buruh!
Marsinah lahir tanggal 10 April 1969. Anak nomor dua dari tiga bersaudara ini merupakan buah kasih antara Sumini dan Mastin. Sejak usia tiga tahun, Marsinah telah ditinggal mati oleh ibunya. Pendidikan dasar ditempuhnya di SD Karangasem 189, Kecamatan Gondang. Sedang pendidikan menengahnya di SMPN 5 Nganjuk.
Ketika menjalani masa sekolah menengah atas, Marsinah mulai mandiri dengan mondok di kota Nganjuk. Selama menjadi murid SMA Muhammadiyah, ia dikenal sebagai siswa yang cerdas. Semangat belajarnya tinggi dan ia selalu mengukir prestasi dengan peringkat juara kelas.
Jalan hidupnya menjadi lain, ketika ia terpaksa harus menerima kenyataan bahwa ia tidak punya cukup biaya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. “Dia ingin sekolah di IKIP. Tapi, uang siapa untuk membiayai di perguruan tinggi itu,” ujar kakek Marsinah.
Ujungnya adalah tidak ada pilihan lagi selain pergi ke kota. Maka ia berusaha mengirimkan sejumlah lamaran ke berbagai perusahaan di Surabaya, Mojokerto, dan gresik. Akhirnya ia diterima di pabrik sepatu di Surabaya tahun 1989. setahun kemudian ia pindah ke pabrik arloji di Rungkut Industri, sebelum akhirnya ia pindah mengikuti perusahaan tersebut yang membuka cabang di Siring, Porong, Sidoarjo. Marsinah adalah generasi pertama dari keluarganya yang menjadi buruh pabrik.
Marsinah selain dikenal sebagai sosok yang cerdas, ia juga sosok pemberani. Inilah karakter yang mendorongnya terlibat dalam gerakan memimpin buruh mendapatkan hak-haknya. Ia selalu mampu mematahkan argumentasi pengusaha kapitalis, dengan data-data akurat yang dicarinya sendiri ke pemerintah.
Malangnya, karena kecerdasan dan keberaniannya itulah yang membuat kesal beberapa pihak. Tindakannya meresahkan pengusaha, hingga mereka tak canggung menyeret aparat bersenjata masuk menyelesaikan urusan kaum buruh. Marsinah dianggap sebagai kriminal, namun eksekusinya bukan penjara atau peradilan meja hijau. Namun dengan tindakan kekerasan langsung, yang menyebabkan nyawanya melayang setelah ia keluar rumahnya untuk meneruskan aksi perjuangannnya.
Marsinah telah mati. Mayatnya ditemukan di gubuk petani dekat hutang Wilangan, Nganjuk tanggal 9 Mei 1993. Ia yang tidak lagi bernyawa ditemukan tergeletak dalam posisi melintang. Sekujur tubuhnya penuh luka memar bekas pukulan benda keras. Kedua pergelangannya lecet-lecet, mungkin karena diseret dalam keadaan terikat. Tulang panggulnya hancur karena pukulan benda keras berkali-kali. Di sela-sela pahanya ada bercak-bercak darah, diduga karena penganiayaan dengan benda tumpul. Pada bagian yang sama menempel kain putih yang berlumuran darah. Mayatnya ditemukan dalam keadaan lemas, mengenaskan.
Marsinah adalah sosok perjuangan yang telah dihancurkan oleh sebuah ketakutan dan kecurigaan. Tapi kita tidak bisa mengingkari bahwa jiwanya tidak bisa dipenjara. Jiwanya akan membumbung tinggi untuk berubah menjadi lidah-lidah api yang akan menghanguskan segala bentuk ketidakadilan.
Anak-anak desa yang menemukan Marsinah, dan kita, menjadi saksi. Sekarang atau esok, anak-anak itu dan kita akan terus bersaksi dan bercerita tentang ketidakadilan, tentang gugurnya seorang buruh pejuang, tentang buruh perempuan yang tidak ragu untuk kehilangan nyawanya demi keyakinannya tentang kebenaran.
Kriminalisasi atas Afrisca dan Cleaners JIS
Jika di masa Marsinah, kuku aparat bersenjata secara tegas memperlihatkan keangkuhannya atas rakyat tak berdaya. Kini, arogansi itu sebetulnya tak pernah pudar. Sebutlah sosok Afrisca, satu-satunya perempuan yang dituduh melakukan tindakan “Sodomi” atas korbannya siswa TK bernama MAK. Sejanggal apapun fakta yang ada, ternyata tak membuat pengadilan curiga bahwa tuduhan itu adalah “Kriminalisasi” atas buruh.
Dengan pandangan dingin dan suara datar, vonis 7 tahun bagi Afrisca dan 8 tahun bagi rekannya yang lain jatuh usai Hakim Ketua mengetok palunya. Vonis itu adalah puncak, dari penderitaan ia dan rekan-rekannya selama berbulan-bulan hidup dalam tekanan dan intimidasi. Mereka dipaksa mengakui perbuatan yang tak pernah dilakukannya, hanya demi memuaskan keinginan pihak yang ingin menangguk untung dari kasus itu.
Jika Marsinah dikriminalisasi karena tindakannya melawan kekuasaan kapitalisme, Afrisca dan 4 pekerja kebersihan lainnya justeru dijadikan tumbal bagi kapitalisme berkedok hukum dan aparaturnya. Semua demi untuk mendapatkan uang senilai 125 juta USD, atau setara dengan Rp 1,5 Triliun.
Sudah saatnya tuntutan para buruh tak melulu berkutat dalam bilangan angka gaji, ataupun kepastian status mereka dalam bekerja. Salah satu tuntutan yang harus diperjuangkan yaitu, membebaskan buruh dan pekerja dari tindakan kriminalisasi mereka yang menjadikan kaum buruh dan rakyat kecil sebaga “Tumbal” semata.
Jika tidak diperjuangkan, niscaya masih akan banyak Marsinah lainnya dan Afrisca serta pekerja kecil seperti Cleaners JIS yang bakal dijebloskan ke penjara tanpa kesalahan. Selamat Hari Buruh!
SUMBER
Update nih gan.
simak ya pernyataan Dr. Ferryal
Penjelasan Dr. Ferial Tentang Kasus JIS

Diubah oleh maiqueenda 13-05-2015 14:12
0
12.9K
Kutip
91
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan