- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Berdoa: Memenangkan dengan menenangkan.


TS
kalbuadhitaufik
Berdoa: Memenangkan dengan menenangkan.

Quote:
Berdoa: Memenangkan dengan menenangkan
Quote:
MUKADIMAH

Gak nyangka ternyata poto ane yang lagi baca buku mejeng di aku instagram Hot Dude Reading. Ane tahu setelah banyak temen-temen yang ngabarin lewat sms, pesan facebook, dan BBM.
Tapi ane lebih terkejut lagi pas tahu bahwa semua itu cuma mimpi sewaktu ane ketiduran di KRL, terbangun oleh tumbukan halus gerbong yang berhenti di stasiun Senen. Pasti nih ane ketiduran sambil mangap dan merasa khawatir nanti yang menyebar malahan photo ane yang lagi mangap.
Ane bukan mau nyeritain tentang mimpi dan photo mangap. Jadi agan-agan jangan khawatir membayangkan iler di bibir ane yang dower.

Gak nyangka ternyata poto ane yang lagi baca buku mejeng di aku instagram Hot Dude Reading. Ane tahu setelah banyak temen-temen yang ngabarin lewat sms, pesan facebook, dan BBM.
Tapi ane lebih terkejut lagi pas tahu bahwa semua itu cuma mimpi sewaktu ane ketiduran di KRL, terbangun oleh tumbukan halus gerbong yang berhenti di stasiun Senen. Pasti nih ane ketiduran sambil mangap dan merasa khawatir nanti yang menyebar malahan photo ane yang lagi mangap.
Ane bukan mau nyeritain tentang mimpi dan photo mangap. Jadi agan-agan jangan khawatir membayangkan iler di bibir ane yang dower.

Quote:
Quote:
Kita langsung ke inti cerita aja yaa...


Setelah terbangun saat di KRL, ane meriksa hape dan ternyata ada mention dari temen ane yang bilang gini:
"Gue udah gak tahan lagi, gue capek"
Sesaat ane mikir lalu ngetik balasan sampe ngabisin maksimal huruf di twitter. Tapi ane hapus lagi.
Ane berasa terpojok sama twit dia. Dan memaksa pikiran ane buat mikir ulang siapa diri sendiri. Betapa ane juga bukan orang super yang selalu bisa ngatasin permasalahan dalam hidup. Betapa ane sebenernya seorang big looser. Ane bener-bener pernah ngalamin seperti yang dia tuliskan di twitter.
Ane protes sama Tuhan. Ane menyalahkan situasi, kondisi, waktu, dan semua orang. Kenapa sih Tuhan seneng banget ngeliat ane susah. Kenapa sih mau hidup tentram dan seneng aja dipersulit. Bukankah Tuhan sayang semua makhluknya? Dan sederet kenapa kenapa kenapa lainnya yang berujung pada keluh kesah.
Suatu hari ane sampai pada titik lelah. Kelelahan sampe ane bener-bener gak tahu harus berbuat apa lagi. Bahkan ane gak tau apa arti pasrah. Ane nyerah kaya ayam yang selalu siap untuk di potong. Dan saat ane memutuskan untuk menyerah pada Tuhan, ane ngerasa lepas dari kesusahan-kesusahan yang jadi beban itu.
Ane berhenti ngedumel sama Tuhan. Ane pun stop protas protes atas setiap kesusahan. Ane gak tahu apakah ayam setelah dipotong ngerasa lega terlepas dari beban.
Pada saat menyerah dan pasrah itulah ane baru bisa mikir kenapa ane ngedumel sama Tuhan. Pengen rasanya memutar balik waktu lalu ngapus peristiwa yang bikin ane susah. Mencari celah buat keluar dari setiap permasalahan dan nasib yang menimpa. Tapi itu adalah sebuah kekeliruan dan mustahil. Ibarat mengubah bubur menjadi nasi lagi. Satu hil yang mustahal.
Sepanjang hidup ane kenyang dengan kata-kata mutiara Jangan pernah menyerah, Never give up, Berlarilah mengejar cita-cita. Tapi kali ini ane menolak untuk setuju dengan kata-kata mutiara yang malah bikin ane makin depresi. Ane belajar mengenai 'berhenti sejenak' dari buku novel Perahu Kertas karya Dee. Ane setuju berhenti sejenak dan istirahat adalah hal yang sejatinya alamiah kita perlukan. Buktinya betapa gak berdaya ane ngelawan rasa ngantuk saat di KRL ini.
Tuhan membiarkan ane kalah dan menyerah supaya ane tahu betapa ada kekuatan besar yang harus dimintai pertolongan. Membuat ane menjadi manusia tak berdaya, manusia seutuhnya. Setidaknya, mungkin Tuhan menginginkan supaya ketika ada orang lain yang nanya, ane jadi tahu untuk menjawab bagaimana rasanya pahit, manis, menang dan kalah.
Kalimat no gain no pain itu gak selalu benar. Tahu waktu untuk menyerah kalah itu membebaskan beban. Dan masa-masa itu bisa digunakan untuk mengumpulkan kembali energi yang nantinya ane pakai buat membangun kembali kehidupan yang sudah porak poranda dari sudut kacamata yang sudah berbeda.
Keadaan ane gak berubah setelah menyerah. Perjalanan masih panjang dan berliku. Namanya aja kalah, artinya ane harus rela di olok-olok sama orang lain, harus rela juga dicibir dan dipandang sebelah mata.
Tapi ane masih punya benteng pertahanan terakhir. Satu kekuatan maha dahsyat yang disebut doa. Maka tiap hari ane berdoa dengan yakin bahwa semua akan baik-baik saja. Bahwa doa adalah pembeda batasan mana mahkluk, mana Tuhan yang maha kuasa. Ane pasrah, ane rela, maka ane menjalani hidup mengalir seperti air. Kalah sebenarnya kemenangan yang menenangkan. Ane jadi bisa melihat kemenangan dari sudut yang berbeda.
Quote:
PENUTUP

Lamunan ane buyar. Kembali ke layar hape, memandangi twitter dari temen tadi.
Berpikir keras mau membalas apa. Akhirnya ane cuma nulis: 'Nyerah aja dan berdoalah'
Karena menyerah itu merupakan kemenangan yang menenangkan. Menyerah itu ngilangin rasa capek.
Lalu ane berdiri, ngantongin hape sambil keluar gerbong KRL. Di luar stasiun udah kedengeran suara dangdut gerobak keliling yang lagi nyanyi Pusing Pala Barbie.


Spoiler for REKOMENDASI HOT THREAD:
https://docs.google.com/forms/d/1QGVu0Jq-mkrwv5iVmzS4hrA9A2JwM4apWELmJ4hjOT8/viewform
Quote:
Semoga tulisan ane bermanfaat. Yuk, kita berdoa dan berharap segala urusan kita dilancarin jalannya.
Spoiler for Sumber:
Pemikiran sendiri dan terinspirasi dari berbagai pengalaman.
Diubah oleh kalbuadhitaufik 13-03-2015 10:40
0
2.6K
Kutip
27
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan