LI (inisial), seorang mahasiswi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kota Malang, Jawa Timur tidak punya rasa kasihan. Mahasiswi berusia 22 tahun ini tega membuang anaknya sendiri yang baru dilahirkan.
LI melahirkan bayinya dalam kamar kos yang selama ini ditempati. Setelah melahirkan, darah dagingnya sendiri itu dibuang. Ia membawa bayinya sampai ke Blitar dan membuangnya. Bayi itu kini meninggal.
Kasus tersebut terungkap, menyusul mahasiswi semester delapan itu, kedapatan warga Kesamben, Blitar membuang bayinya, Selasa (15/4/2015) sore. Warga lalu melaporkan temuan ini ke polisi di Blitar.
Beberapa jam setelah temuan itu, baru diketahui jika LI selama ini kos di jalan Sumbersari Gang II, Kota Malang. Polisi lalu mendatangi tempat kos pelaku, lalu menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
sumur
baca yg di jawapo* tmbh ngeri beritanya, nglahirin sendirian tengah malem
diketok2 temennya , jawabnya lagi nonton film,
pdhal sekos denger suara bayi
sungguh kasian sang bayi, lahir ke dunia belom apa2 sudah mengalami naas
pertanyaan,
SIAPAKAH BAPAKNYA?
Quote:
LI itu Mahasiswi Pendiam, Warga dan Teman Kos Tak Menyangka Hamil
Rumah di jalan Sumbersari Gg II, Kota Malang, Jawa Timur mendadak heboh, Rabu (15/4/2015). Ini seiring kedatangan polisi ke rumah kos LI (22), mahasiswi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Malang ini.
Polisi mendatangi rumah itu, lantaran tempat kos LI yang
diduga membuang bayinya di Blitar, Selasa (14/4/2015) lalu.
Siti Wahyuni (60), warga sekitar lokasi kos LI menjelaskan, polisi yang tiba di kampungnya berjumlah puluhan. Polisi datang dengan berpakaian lengkap dan preman.
"Saya pikir, tadi mereka (polisi) datang karena ada teroris. Apalagi, sekarang lagi ramai-ramai berita itu," tutur Siti yang membuka warung .
Setelah diberi tahu polisi, tebakan Siti salah. Kedatangan polisi pagi tadi untuk menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di kamar kos LI, yang berada di depan rumahnya.
Rumah Kos LI ini berlantai dua. Mahasiswi semester delapan itu tinggal di kamar nomor tiga, yang berada di lantai dua. LI sudah kos disana sejak empat tahun. Diduga, di lokasi itulah LI melahirkan bayinya pada Selasa (14/4/2015) dini hari.
"Saya tidak nyangka anaknya seperti itu. Soalnya dia (LI) pendiam, bahkan beberapa hari lalu dia sempar ke sini dan tidak ada tanda-tanda hamil," tutur Siti.
Pengakuan juga disampaikan warga lain. Mereka tak menyangka jika LI sedang hamil. Namun, mereka menduga kehamilan LI tersamarkan karena tubuh mahasiswi itu gemuk.
"Anaknya itu memang pendiam. Dia berbicara seperlunya saja," kata Apriani, teman kos LI saat ditemui SURYAMALANG.COM di kosnya.
Diberitakan sebelumnya, LI diamankan polisi karena dugaan membuang bayi di Blitar. Dia kini sedang dirawat di Rumah Sakit Wlingi, Blitar, karena dugaan kelelahan akibat melahirkn.
LI kedapatan warga Kesamben, Blitar, usai membuang bayinya, Selasa (15/4/2015) sore. Bayi LI, kini meninggal.
sumur
update : ternyata ama duetnya
Quote:
Dua Sejoli Kampus Naik Bus Malang-Blitar, Bawa Mayat Bayi Pakai Kresek
Dua pasang kekasih ini panik dan binggung terhadap bayi yang diduga dari hasil hubungan gelapnya. Sang perempuan, LI (22) yang merupakan mahasiswi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kota Malang, Jawa Timur didampingi seorang laki-laki membawa mayat bayi.
Bayi itu baru dilahirkan pada Selasa (14/4/2015) di kos LI, di Kelurahan Sumbersari Gang II, Kota Malang, Jawa Timur.
LI ditemani seorang laki-laki dan diduga pacarnya. Mereka berdua ketahuan berada di sekitar masjid Baitul Muta'qin jalan raya jurusan Malang-Blitar.
Tepatnya di Dusun Sembung, Desa Pagergunung, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Selasa (14/4/2015) malam.
Secara kebetulan, ada warga setempat yang melihatnya. Kedua muda-mudi itu terlihat seperti orang kebingungan. Mereka hanya mondar-mandir di depan masjid malam itu. Sementara, si laki-lakinya terus menenteng tas kresek.
Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Lahuri menjelaskan, saat itu kondisi di sekitar masjid itu sudah sepi. Sebab, jarum jam sudah menunjukkan pukul 21.00.
Namun, salah seorang warga setempat, melihat ada sepasang anak muda-mudi sedang berada di sekitar masjid itu. Mereka terlihat seperti kebingungan. Kadang, jalan sebentar, kemudian kembali duduk di serambi masjid (teras masjid). Sementara, tangan si laki-lakinya terus menenteng bungkusan tas kresek.
"Tidak diketahui, mereka naik apa. Namun, katanya naik bus. Entah mengapa, mereka turun di situ. Pokoknya, gerak-geriknya aneh. Kadang berdiri, terus duduk di serambi masjid. Sesekali jalan sebentar ke luar masjid, kemudian kembali lagi. Sementara si perempuannya terlihat lemas," papar Lahuri, Rabu (15/4/2015).
Yang lebih mencurigakan warga, jelas Lahuri, sesekali mereka bertengkar, seperti ada masalah serius. Kejadian itu diitip warga tanpa sepengetahuan mereka berdua. Lama kelamaan, warga curiga karena terlihat mereka sepertinya bukan sepasang suami istri. Sementara, tangan si laki-laki terus memegang bungkusan kresek.
"Tak lama kemudian, petugas (polisi) datang dan menanyainya. Saat ditanya petugas, si laki-lakinya menjawab kalau rumahnya Pacitan dan akan pulang ke Pacitan," ungkap Lahuri.
Karena banyak pertanyaan, jawaban tak masuk akal dan petugas bertanya bungkusan kresek yang terus ditenteng.
Oleh si laki-laki, dijawab, kalau bungkusan itu adalah anaknya. Karuan petugas kian curiga dan terus dikejar dengan pertanyaan lain.
"Masak, anak kok dimasukkan kresek. Katanya, anaknya sudah meninggal dan sudah dikafani, dan akan dibawa pulang ke Pacitan. Ketika ditanya, meninggalnya di mana, ia menjawab di Lowokwaru, Malang. Sementara, si perempuannya diam saja saat itu," jelas Lahuri.
Akhirnya, saat itu juga keduanya dibawa ke Polsek Kesamben. Selanjutnya, petugas menelpon ke Polsek Lowowaru. Setelah petugas Polsek Lowokaru datang, Li dibawa ke RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, Blitar karena kondisinya lemah.
Baru Rabu (15/4/2015) siang sekitar pukul 15.00, Li dan pacarnya dibawa ke Polsek Lowokwaru.
"Karena TKP-nya bukan di sini, melainkan di Malang, maka keduanya dibawa ke Malang," pungkasnya.
sumur
setelah berani2nya bayi sendiri 'dikresekin'
akhirnya giliran mereka 'dikarungin'
sungguh terlalu, doyan nangka kok ga mau getahnya
