- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pencuri Jarah Batu Akik di Dua Makam Seniman di Yogyakarta


TS
sadjar
Pencuri Jarah Batu Akik di Dua Makam Seniman di Yogyakarta
Yogyakarta - Kawanan pencuri mulai menjarah batu akik yang ada di dua makam seniman terkenal di Yogyakarta. Mereka sengaja mengambil dengan cara merusak nisan yang ada batu akik yang bagus atau bernilai.
Pertama kali para pencuri menjarah di makam seniman Sapto Hudoyo di kompleks makam seniman Giri Sapto, Imogiri, Bantul. Kedua, di makam maestro tari, Bagong Kussudiardjo di kompleks Makam Gunung Sempu, Kasiha, Bantul.
Kasus pencurian batu akik di makam Sapto Hudoyo terjadi sekitar seminggu yang lalu. Hal itu diketahui setelah penjaga makam kompleks tersebut, Jamhari dan Muswadi membersihkan bangunan cungkup makam.
"Sekitar seminggu yang lalu kejadiannya. Kami tahu baru siang hari saat bersih-bersih menyapu di sekitar cungkup," kata dia, Selasa (14/4/2015).
Kasus serupa juga terjadi pada makam maestro seni tari Bagong Kussudiardjo di Gunung Sempu. Nisan almarhum Bagong terbuat dari batuan pancawarna yang di pesan dari Pacitan Jawa Timur sebelum meninggal. Setelah Bagong meninggal, batu pancawarna senilai Rp 5 juta itu dipasang.
Pihak keluarga almarhum yakni G. Djaduk Ferianto mengetahui ketika mulai ramai pemberitaan seputarnya hilangnya batu nisan di makam Sapto Hudoyo di Imogiri. Ketika Djaduk mengecek langsung nisan ayahnya, sudah kelihatan rusak bekas di congkel oleh pencuri. Beberapa batuan kecil juga berserakan di sekitar kompleks makam keluarga di Gunung Sempu.
... udah pada gila ... batu nisan diembat juga ...
Pertama kali para pencuri menjarah di makam seniman Sapto Hudoyo di kompleks makam seniman Giri Sapto, Imogiri, Bantul. Kedua, di makam maestro tari, Bagong Kussudiardjo di kompleks Makam Gunung Sempu, Kasiha, Bantul.
Kasus pencurian batu akik di makam Sapto Hudoyo terjadi sekitar seminggu yang lalu. Hal itu diketahui setelah penjaga makam kompleks tersebut, Jamhari dan Muswadi membersihkan bangunan cungkup makam.
"Sekitar seminggu yang lalu kejadiannya. Kami tahu baru siang hari saat bersih-bersih menyapu di sekitar cungkup," kata dia, Selasa (14/4/2015).
Kasus serupa juga terjadi pada makam maestro seni tari Bagong Kussudiardjo di Gunung Sempu. Nisan almarhum Bagong terbuat dari batuan pancawarna yang di pesan dari Pacitan Jawa Timur sebelum meninggal. Setelah Bagong meninggal, batu pancawarna senilai Rp 5 juta itu dipasang.
Pihak keluarga almarhum yakni G. Djaduk Ferianto mengetahui ketika mulai ramai pemberitaan seputarnya hilangnya batu nisan di makam Sapto Hudoyo di Imogiri. Ketika Djaduk mengecek langsung nisan ayahnya, sudah kelihatan rusak bekas di congkel oleh pencuri. Beberapa batuan kecil juga berserakan di sekitar kompleks makam keluarga di Gunung Sempu.
Quote:

Diubah oleh sadjar 15-04-2015 14:07


tien212700 memberi reputasi
1
2.6K
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan