Sabtu kemaren rencananya gue dan istri mau nonton sama anak dan keponakan plus bokap gue, anak gue 10 tahun, keponakan 15 tahun... Rencananya mau nonton FF7 atau Cobble di Lotte Avenue XII, dan ternyata... eng ing eng abrakadabra, anak dan keponakan gue ngga diperbolehkan beli tiket dan nonton salah satu dari kedua film itu (FF7 atau Cobbler), alasannya karena filmnya masuk kategori dewasa... Gue sempat debat di sana, gue bilang kalau FF7 atau Cobbler itu ratingnya PG-13 yang artinya biarpun ada peringatan ada adeganw tertentu, tapi dengan pilihan, kebijakan, dan pengawasan ortu, maka anak bisa nonton film tersebut... Tapi mereka tetep pada kebijakan atasan (kagak tau atasan mana), bahwa film-film tersebut masuk masuk kategori remaja... Gue tanya kalau gitu film (selain "Home" karena udah ditonton) yang bisa ditonton sama anak dan keponakan gue apa, dan jawabanya adalah... eng ing eng abrakadabra... film untuk anak2 yang bisa ditonton adalah "Kampung Zombie" yang ratingnya Semua Umur (WTF) atau "Tuyul" yang ratingnya Remaja (lagi2 WTF) atau film yang coming soon "Paku" yang ratingnya lagi-lagi Semua Umur (lagi2 gue bilang WTF)... Biarpun jengkel dan pengen ngomel2 tapi gue pikir mbak2 yang di loket cuma ikutin perintah bossnya, dan akhirnya keluar dengan kecewa dan ngga jadi nonton...

Sebetulnya kriteria pemberian rating di sini bijimana sih? Film2 model Kampung Zombie dan Paku jadi film semua umur, trus film model Tuyul jadi film remaja? Sedangkan film yang ratingnya PG atau PG-13 bisa tiba2 jadi film dewasa?
Apa karena biar film Indonesia laku atau apa?
Kalau begini caranya gue bisa-bisa anti film Indonesia...
Kalau begini caranya gimana pembajakan bisa habis, wong gue mau nonton film legal malah ngga boleh...