Minim nya minat baca di Indonesia ini udah masuk level yang memngkhawatirkan.Ane sendiri lebih memilih gadget ketimbang buku . Untung nya masih ada orang2 yang berjuang demi meningkatkan minat baca di kalangan anak2 desa.

MELALUI jalan setapak, seorang laki-laki menuntun seekor kuda poni putih, berjalan menembus kabut di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Selasa (10/3) sekitar pukul 08.00. Angin dingin sesekali berhembus menusuk tulang, tapi kedua mahluk itu tetap berjalan. Laki-laki itu, Ridwan Sururi (41) warga RT 2 RW 3 desa setempat, dan kuda poni kesayangannya bernama Luna. Di punggung luna terdapat dua rak kayu penuh dengan buku cerita untuk anak-anak.

Di rak kayu itu itu tertulis ”Kuda Pustaka Gn Slamet”. Pagi itu mereka akan pergi ke sebuah sekolah dasar, sebab dipastikan anak-anak sudah menunggu mereka. Ya, pria yang akrab disapa Ruri ini, sudah tiga bulan terakhir, setiap Selasa, Rabu, dan Kamis berkeliling ke tempat berkumpul anak-anak untuk menawarkan buku bacaan.

Pada pagi hari mereka mendatangi beberapa SD dan pada sore hari ke TPQ. Ridwan mengaku, usahanya itu agar dia bisa bermanfaat bagi orang lain. ”Hari ini jadwal saya ke SD, jadi berangkat pagi supaya sampai di SD, tepat jam istirahat,” kata pria berkumis kelahiran 13 April 1973 itu. Pukul 09.00, Ruri dan Luna sudah sampai di depan sekolah yang dituju.

Sambil menunggu anak-anak istirahat, dia mulai menata buku yang dibawa di punggung Luna. Jarum jam di tangan menunjukkan angka 09.15, puluhan anak-anak mulai berhamburan keluar kelas. Sebagian dari mereka tidak ke kantin atau mendatangi penjual jajanan di depan sekolah, melainkan ke arah Luna.

Mereka ingin segera membaca buku-buku yang dibawa si poni itu. ”Awalnya saya ingin bisa bermanfaat bagi masyarakat, tetapi tetap ada kuda. Kemudian teman menyarankan untuk membuka Kudapustaka Gunung Slamet. Berkeliling meminjamkan buku pada anak-anak menggunakan kuda. Ide itu kemudian saya jalani, sebab saya juga prihatin karena anak-anak sekarang lebih menyukai bermain handphone, netbook, dan nonton TV, tetapi minat baca sangat kurang,” kisahnya.

Dengan menggunakan kuda yang membawa buku, terbukti bisa membuat anak tertarik pada buku. Meskipun awalnya senang karena ada kuda, tapi lama-kelamaan mereka mulai membuka buku yang dibawa Luna dan membacanya, akhirnya meminjamnya dan tidak membayar sama sekali. Kiriman Sampai saat ini ada 300 koleksi buku yang selalu dia bawa bersama Luna. Buku-buku tersebut merupakan kiriman dari temannya di Jakarta. Luna pun sepertinya ikut merasa senang, ketika anak-anak mengerebutinya dan memilih-milih buku bacaan. ”Sebagian buku saat ini sedang dipinjam oleh anak-anak, jadi yang dibawa tidak banyak,” kata pria yang bekerja sebagai perawat kuda itu.

Tawaran buku dari perpustakaan desa agar bisa dipinjamkan, juga sudah berapa kali ditawarkan kepadanya. Tetapi karena keterbatasan tempat, sehingga dia tidak bisa membawa semua buku. Hanya buku yang disukai oleh anak-anak yang selalu dia bawa. Di luar jadwal, Sabtu dan Minggu biasanya dia berada di Lembah Asri Wisata Desa Serang untuk mencari rezeki dari wisatawan yang berkunjung.

Dia menyewakan Luna untuk ditunggangi oleh wisatawan. ”Saya ia ingin memperluas Kudapustaka Gunung Slamet, bukan hanya di Desa Serang, tetapi juga desa-desa lain. Dengan begitu lebih banyak anak yang bisa menggemari membaca. Meskipun tidak dibayar, tapi saya ingin lebih banyak anak yang bisa bertambah pintar dengan membaca buku,” jelasnya.

Kepala Desa Serang Sugito, mengatakan adanya Kudapustaka Gunung Slamet memang membantu anak-anak untuk ingin membaca. Selain itu, bisa membuat anak-anak mendapatkan kegiatan yang postif.

sumur :http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/bersama-luna-sediakan-bacaan-anak/
FB : https://m.facebook.com/james.bruri?fref=nf&refid=52&__tn__=C

sori gan, lum bisa ngasih gambar akun imageshack ane udah expired . Bagi yang pengen lihat foto2 nya bisa buka di FB beliau...