MINGGU, 12 APRIL 2015



TEMPO.CO, Jakarta: Ketua Perkumpulan Endokrinologi Pusat Achmad Rudijanto mengingatkan betapa pentingnya seseorang untuk berolahraga demi membakar kalori yang dikonsumsi setiap orang. "1 kalori itu baru bisa terbakar setelah melangkah 25 kali," kata Rudijanto di Jakarta, Jumat, 10 April 2015.

Sebuah permen, menurut Rudijanto, memiliki rata-rata 3 kalori. Gula sachet yang biasa disediakan di hotel saat coffee break rata-rata memiliki sebanyak 6 kalori. "Bisa dihitung kan berapa langkah yang harus dilakukan untuk membakar semua kalori itu," ujar Rudijanto.

Rudijanto mengimbau agar setiap orang lebih memperhatikan jumlah kalori yang menjadi asupannya masing-masing agar menyadari berapa banyak kegiatan yang harus dihabiskan untuk membakar kalori itu. Salah satu caranya dengan lebih memperhatikan jumlah kalori pada label di setiap bungkus makanan yang terjual.

Bila kalori yang sudah dikonsumsi itu tidak terbakar maka akan mengendap sebagai lemak. Lama-kelamaan bisa menyebabkan kegemukan atau bahkan obesitas bagi seseorang. "Penderita obesitas dapat mengalami komplikasi kronis, seperti stroke, penyakit kardiovaskular, jantung, penyakit ginjal, serta penyakit saraf," kata Rudijanto.

Pada 1985 diperkirakan ada 30 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes. Sepuluh tahun kemudian angka tersebut meningkat menjadi 150 juta orang. Saat ini, menurut Federasi Diabetes Internasional, angkanya terus meningkat sampai dengan 285 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat sampai 438 juta orang pada 2030.

Di Indonesia, Organisasi Kesehatan Dunia menyebutkan, pada 2008 mencatat sekitar 8,4 juta orang Indonesia menderita diabetes. Angka itu diperkirakan mencapai 21,3 juta orang pada 2030.


MITRA TARIGAN

Source:
http://www.tempo.co/read/news/2015/0...-dalam-Makanan