sancimeleketeAvatar border
TS
sancimelekete
(NOT FOR ABABIL) : Sedikit Cerita tentang media & Pembentukan Opini Masyarakat
HT Gan, gak nyangka...
Padahal ini Thread ane buat taun 2014.
emoticon-Matabelo


Spoiler for HT ke-2 sepanjang sejarah:


Introduction.


Media Massa (Mass Media) singkatan dari Media Komunikasi Massa (Mass Communication Media), yaitu sarana, channel, atau media untuk berkomunikasi kepada publik. Untuk efektifitas berbahasa, Istilah Media Massa sering disingkat “Media” saja, tanpa “Massa”. Media Massa merupakan suatu sumber informasi, hiburan, dan sarana promosi (iklan) dari suatu individu/ kelompok untuk disebarkanluaskan kepada khalayak ramai (masyarakat).



Sedangkan opiniadalah pandangan (yang bisa definitif) yang tertanam diotak seseorang.
emoticon-Cool

Berdasarkan definisi singkat diatas, kita titikberatkan perhatian kita bahwa media berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, yang artinya, dengan tersebarluasnya suatu objek informasi maka :
1. Media sanggup membentuk perhatian kepada suatu objek berita (Fase 1). Pada saat ini opini masyarakat berada di level low (rendah) karena baru mengenal objek tersebut, mereka belum bisa memasuki opini yg definitif.
2. Meningkatkan perhatian pada suatu objek tersebut (Fase 2). Pada tahap ini, apabila objek tersebut diberitakan terus menerus, maka fokus dan konsentrasi masyarakat akan “stucked” ke objek tersebut, sehingga muncullah “Kepopuleran” terhadap objek. Pada tahap ini, opini masyarakat makin menguat.
3. Mempopulerkan objek yang diberitakan (Fase 3). Hal ini timbul karena perhatian media yg begitu massif untuk terus meliput objek, Entah itu populer dalam arti negatif atau positif. Pada tahap ini, opini masyarakat masuk kedalam level percaya.
4. Mempertahankan kepopuleran objek. Pada fase ini opini dan nilai-nilai yang sudah terbentuk akan terus dipertahankan. Caranya? Tentu dengan terus-terusan memberitakan hal yang sama. Efeknya, Masyarakat yang sudah terlanjur mempercayai informasi yang diberitakan : akan KUKUH pada apa yg telah mereka percayai.


Can you see gan bahwa fase-fase yang kasat mata ini adalah :
Membentuk,
Meningkatkan,
Mempopulerkan,

lalu MEMPERTAHANKAN pandangan yang mereka perkenalkan.


Hal diatas hanya kulit luar saja atas apa yg bakal ane sajikan, silahkan terus dibaca trit ini karena Faktanya Media juga mempunyai Fungsi lanjutan yang lebih dahsyat. Nah untuk bisa lebih memahami, izinkan ane memberi sebuah contoh Opini yang Sangat kental dengan masyarakat Dunia Kekinian.


Apa itu?

Yah tentang
Spoiler for example:


Jreng...jreng...jreeengg!

Spoiler for Further Prologue :

Spoiler for For Instance:


Pada saat itu, karena pelaku terorisme adalah mereka yg berasal dari berbagai negara, berbagai agama, dan beragam latarbelakang, maka ane membentuk opini bahwa tindakan terorisme dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa terkecuali tanpa melihat apa latar belakang kewarganegaraannya, agamanya, sukunya, dan apapun.Setiap orang berpotensi menjadi Teroris yang menebar Teror. Dan kala itu memang istilah teroris tidak begitu populer, kalaupun ada istilah ini : maka yang terpikirkan oleh orang2 adalah Teroris itu bisa siapa saja (seperti kalimat sebelumnya)


Tapi semua berubah setelah kejadian ini.........
=======>

Spoiler for Ini dia:




Spoiler for Coba cocokkan:

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Contohnya Cuma segitu doank? Berarti fungsi media segitu aja?
Eiitts tunggu dulu, jangan menyimpulkan sesederhana itu dulu. Media adalah alat juga gan? Alat apa? Alat pertanian? Alat mesin mobil? Haha....Big No, guys!

Ane menyebutnya sebagai Alat Perebut Hegemoni dan Alat Untuk mempertahankan Hegemoni sebuah peradaban dan kekuasaan.



Kunci pertama : Media adalah MANUSIA-MANUSIA yang hidup dibelakangnya. Maksud ane, media adalah manusia pemilik media itu, direksi, pejabat, dan karyawan2 media itu sendiri. Disamping butuh makan, secara fitrahnya manusia juga butuh Uang, Power, dan rasa ingn dihormati+disegani yang absolutely didapatkan dari Kekuasaan. So, mengingat hal ini : (Manusia) Media rentan Dibeli untuk kepentingan kaum yang berduit (Kapitalis).


Kunci kedua : mari kaitkan dengan Fase-Fase yang ane sampaikan diatas. Dengan jargon Membentuk Meningkatkan, Mempopulerkan, dan Mempertahankan objek berita, Ente bisa cocok2in deh dengan fenomena terkini dengan polemik rebut-merebut kekuasaan. Apa ente masi ngeh dengan kejadian Arab Spring yang berawal dari gejolak Tunisia kemudian merebak ke negara-negara tetangga macam Mesir, Libia, hingga Yaman? Negara-negara ini memperlihatkan praktek rebutan kekuasaan yang diawali oleh
1. Panasnya Isu ketidakbecusan Kepala Negara dan
2. Panasnya isu ketidakpuasan masyarakat dinegaranya.

Dengan terus memelihara isu ini secara masif, maka gelombang protes dan revolusi muncul. Hasilnya : udah capek2 kemakan isu revolusi dan penggulingan pemimpin, Egypt is under military control again, and Libya is in a state of complete chaos.Dari sini Ente tau pihak mana yang paling diuntungkan? Yaitu mereka yang diangkat citranya oleh media dan manusia2 media itu sendiri.



Bagi negara yang menerapkandemokrasi yang pemilihan pemimpinnya didasarkan BANYAK SUARA – bukan Kualitas (Indonesia juga termasuk didalamnya), dimana pemikiran individu masyarakat adalah kunci dari kemenangan, maka sebagai alat perebut hegemoni, media digunakan untuk mengangkat citra seorang tokoh. Pemikiran individu-individu harus disisipi opini bahwa si fulan tokoh yang baik sedangkan si badu tokoh jahat. Menonjolkan Binary opposition :
sederhana vs kaya,
tokoh yang gayanya merakyat vs tokoh yang bergaya parlente yang menyimbolkan kaum elit,
yang bermuka malaikat vs yang bermuka masam

adalah teknik yang paling lazim dalam kesimpulan dasar manusia, yaitu = BAIK VS BURUK. Media berperan besar dalam memunculkan tokoh yang dianggap bisa menjadi problem solver dan problem maker ditengah negara Demokrasi. Dan sebenarnya gaya ini telah menjalar ke pemikiran orang2 di Indonesia. Dimana ada isu yang diperkenalkan, lebih diperhatikan, dipopulerkan, dan dipertahankan. Anda-anda tentu tahu apa maksud saya. Pencitraan Jokowi sekarang dan Soeharto dulu adalah Output penjelasan diatas.





Kesimpulan :
Spoiler for Read!:


Terima Kasih buat agan2 Kritis yang sudah membaca Trit ini dan Memberi komen

Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:



Diubah oleh sancimelekete 18-05-2017 05:14
0
108.9K
1K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan