Kaskus

Entertainment

brokenlatuAvatar border
TS
brokenlatu
MA'ATENU : Tradisi Uji Kekebalan Yang Sakral Dari Maluku
Di Maluku, tepatnya di Kabupaten Maluku Tengah, Kecamatan Pulau Haruku, Jazirah Hatuhaha, terdapat sebuah Desa yang memiliki adat dan tradisi yang sakral, yaitu Desa Pelauw.. Tradisi itu dinamakan Ma'atenu, yaitu uji coba kekebalan tubuh terhadap segala jenis senjata tajam..  Tradisi ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, dimana ritual Ma'atenu ini menggambarkan heroiknya perjuangan masyarakat Pelauw melawan penjajah..

Spoiler for Peta Desa Pelauw:



Tradisi Ma'atenu ini diselenggarakan setiap 3 (tiga) tahun sekali.. Dan pelaksanaan terakhir pada tanggal 12 Maret 2015.. Peserta Ma'atenu ini adalah para kaum Adam Desa Pelauw yang telah dewasa.. Dan apabila seseorang masih memiliki darah keturunan Pelauw, bisa juga ikut serta tradisi Ma'atenu ini.. Tak ada ritual khusus bagi para peserta Ma'atenu.. Semua lelaki Pelauw boleh ikut jika mendapat izin dari kedua orang tua.. Rupanya kekebalan senjata tajam oleh Orang Pelauw ini merupakan anugerah tersendiri dari Tuhan Yang Maha Kuasa, karena setiap orang Pelauw maupun yang berdarah turunan Pelauw, pasti memiliki kekuatan tersembunyi dalam dirinya, yang akan muncul sewaktu-waktu jika mereka dalam bahaya, atau dalam kondisi kebatinan yang menyedihkan.. Ketika mereka dalam kondisi Ka'a atau Trance itulah, mereka akan kebal dari segala jenis senjata tajam...


Peserta Ma'atenu wajib menggunduli rambutnya, kemudian menyiapkan senjata tajamnya, baik itu pedang, golok, kelewang, silet, pisau cuter, beling, bahkan kampak.. Sebelum memasuki hari H Ma'atenu, peserta harus mengasah senjata tajamnya hingga setajam mungkin.. Tak jarang, saat mengasah senjata tajam, ada peserta yang sudah Ka'a atau Trance (kondisi seperti kesurupan dimana yang bersangkutan meraung histeris), kemudian mulai beratraksi dengan menyayat dan memotong tubuhnya, namun tak mengalami luka sedikit pun.. Konon, kondisi Ka'a atau Trance inilah yang menjadi sumber kekebalan Orang Pelauw..

Memasuki hari H Ma'atenu, setiap peserta keluar dari rumah masing-masing menuju Rumah Soa atau Rumah Adat dan diantar oleh masing-masing orang tua atau sesepuh.. Sesampainya di Rumah Soa masing-masing (sesuai dengan tiap-tiap Marga), para peserta dikumpulkan dan dipakaikan pakaian serba putih, ikat kepala putih dan ikat pinggang atau sabuk merah.. Setelah semua peserta mengenakan pakaian adat serba putih itu, maka Kepala Soa melepaskan peserta menuju Soa Induk yang terbagi 3 (tiga) kelompok yaitu Kelompok Laturima yang terdiri dari Soa Latuconsina, Latupono, Latuamury, Sahubawa dan Talaohu.. Kelompok kedua yaitu Kelompok Waelapia yang terdiri dari Soa Tuasikal, Tualeka dan Tuahena.. Sedangkan kelompok ketiga yaitu Kelompok Waelurui yang terdiri dari Soa Salampessy, Tualepe, Tuankotta, Tuakia dan Angkotasan...
Sepanjang perjalanan menuju Soa Induk, para peserta dalam keadaan Ka'a atau Trance memotong-memotong dan menyayat anggota tubuhnya dengan segala jenis senjata tajam.. Dan ketika para peserta Ma'atenu melintas di depan keluarganya yang sementara berdiri menonton, keluarga mereka pun ikut Ka'a, baik Ibu-Ibu maupun remaja putri.. 

Sesampainya di Soa Induk, seluruh peserta yang terdiri dari beberapa Marga atau Soa itu, dilepas oleh tetua adat dan dipimpin oleh seorang Ma'ahala Lahat atau Panglima Perang yang selalu berada paling depan dari para peserta Ma'atenu..
Peserta Ma'atenu dalam jumlah ribuan itu pun beratraksi dengan senjata tajamn masing-masing.. Suasana mistis nan sakral sangat terasa.. Bulu kuduk penonton pun sontak merinding melihat atraksi demi atraksi peserta Ma'atenu yang menyayat, mengiris, memotong dan menusuk anggota tubuhnya dengan senjata tajam...

Spoiler for Ma'atenu:


Spoiler for Ma'atenu:


Spoiler for Ma'atenu:


Spoiler for Ma'atenu:


Spoiler for Ma'atenu:




Peserta Ma'atenu dari 3 kelompok besar tadi berjalan menuju keramat atau makam para leluhur dengan menempuh perjalanan sekitar 5 - 6 Km memasuki hutan.. Sesampainya di Keramat atau Makam Para Leluhur, mereka kemudian ziarah dan membersihkan rumput liar yang tumbuh di sekitar makam.. Setelah itu mereka makan bersama.. Makanan itu dibawa oleh petugas yang telah diberi tugas khusus membawa perbekalan untuk peserta Ma'atenu.. Setelah selesai makan, semua peserta dimandikan oleh Ma'ahala Lahat atau Panglima Perang atau Kapitan.. Satu per satu dimandikan di air sungai.. Setelah selesai mandi, peserta pun siap kembali ke kampung.. Tabuhan tifa dan pekikan semangat dari petugas penabuh tifa pun sontak membuat peserta semakin kesetanan untuk beratraksi sambil berjalan pulang menuju kampung halaman..
Setibanya di kampung, peserta akan berkumpul dan beatraksi di halaman masjid Pelauw, yang diiringi dengan tabuhan tifa masjid dan pekikan penyemangat dari para penonton.. Suasana pun menjadi semakin haru.. Raungan peserta maupun penonton yang Ka'a semakin menambah suasana mistis.. Hingga tabuhan tifa masjid pun berhenti, menandakan atraksi harus disudahi, dan semua peserta memasuki Baileo atau Balai Pertemuan Adat, dan dikalungi kain merah oleh para Ibu, sebagai simbol kemenangan dalam peperangan melawan penjajah...
Betul-betul sebuah tradisi yang sakral, unik dan mistis dari Maluku.. Itulah MA'ATENU...

Spoiler for Ma'atenu:



Spoiler for Ma'atenu:




Video Tradisi Ma'atenu :

Diubah oleh brokenlatu 10-04-2015 09:38
0
7.6K
21
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan