- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bedanya orang desa sama orang kota


TS
koffent
Bedanya orang desa sama orang kota
Sebelumya maaf kalau berantakan, soalnya masih newbie gan..newbie banget malah. Oke langsung saja ane jelasin gan.
Menurut saya, perbedaan karakter orang di desa dengan di kota adalah dalam hal berikut ini: tatakrama, solidaritas, dan tingkah laku. Dapat kita simpulkan: MORAL
Orang di desa cenderung mempunyai tatakrama yang baik, baik dari segi tutur katanya maupun kesopanan sikap, kode etik, akan lebih baik di banding di kota. Di kota, orang lebih cenderung tidak memperhatikan arti kesopanan terhadap dirinya dan orang lain karena pengaruh lingkungan dan budaya yang berbeda. Mulai dari perkataan yang tidak sopan, seperti bahasa kasar yang sering dipakai, maupun dari perbuatan ketika kita menyapa salam, atau dalam hal apapun lainnya. Orang kota lebih gampang marah dikarenakan pengaruh lingkungan seperti dunia kerja yang akan kita bahas di bawah.Orang di desa cenderung mempunyai solidaritas yang tinggi dan dapat diajak kerjasama. Berbeda dengan di kota, beberapa orang lebih cenderung memikirkan diri sendiri/egois dalam segala hal. Mementingkan diri sendiri, tidak peduli terhadap orang lain, dan sering menjelek-jelekkan orang lain, bahkan menghujat untuk kepentingan sendiri, misalnya: demi uang. Setelah kita memasuki dunia kerja di kota besar, kita akan banyak “diuji” dengan “plugin-plugin” penyakit hati, mulai dari iri, dengki, maupun hasud. Tidak sedikit orang membunuh rekan kerjanya karena suatu hal pekerjaan. Bukannya saya suka lihat sinetron, film, atau apalah, tapi ini fakta. Contoh kecil juga adalah: Iri terhadap gaji, bonus yang diberikan atasan, dan iri terhadap pekerjaan orang. Sehingga dengan kondisi ini, otak kita langsung menerima respon negatif terhadap orang, selalu negatif. Dan akhirnya, yang dilakukan adalah:
“Ngapain mentingin orang lain, orang lain udah sukses, sekarang giliran gue yang sukses, gak peduli lah orang lain, gue pengen duit banyak, gue pengen sukses”.
Doktrin tersebut membuat dirinya egois terhadap orang lain. Bahkan saya pernah mengalami seorang rekan kerja yang berani mengorbankan anak buahnya sendiri yang di-PHK sebab fitnah dari dia demi ingin dinilai bagus oleh atasannya.
Orang di desa cenderung memiliki tingkah laku/sikap yang lebih baik dibandingkan di kota. Hal ini dikarenakan suasana dan lingkungan di desa lebih tenteram dan santai dibanding di kota, sehingga tidak ada alasan untuk berbuat kejahatan. Pengguna narkotika, seks bebas, pembunuhan, korupsi, fitnah, dan sebagainya kita lebih sering mendengar semua kejadian itu ada di kota-kota besar. Hal ini dikarenakan karena di kota-kota besar tersebut lingkungannya sudah berbeda. Gaya hidup di masyarakat kota memang berbeda dibandingkan di desa/desa. Hiruk pikuk keadaan di kota, mulai dari lalu lintas, pekerjaan, dan pergaulan tidaklah serapi di desa, sehingga tidak menutup kemungkinan banyak orang yang iri, dengki, dan penyakit hati lainnya terhadap seseorang, sehingga susah melakukan tingkah laku yang baik, cenderung berbuat jahat demi keuntungan sendiri. Mungkin ada yang bertanya,
“lo bukannya di desa juga sering ada pembunuhan, rudapaksaan, pencurian, bahkan santet?
Jawabannya: Ya, tetapi tidak sebanyak di kota. Itupun sebagian karena sudah terpengaruh dari budaya-budaya kota dan barat di TV (Sinetron), Berita, Film, dan media lainnya. Seandainya budaya-budaya bejat tersebut tidak pernah diinformasikan, pasti tidak akan banyak kejadian di desa-desa terpencil seperti itu. Setelah kita masuk ke dunia kota, kita akan disuguhi berbagai macam sesuatu yang duniawi, padahal itu adalah sesuatu yang merusak. Lihat saja diskotik, spa, lokalisasi, dan hiburan malam lainnya sangat banyak di kota, bahkan di desa-desa tertentu tidak ada. Saya termasuk orang yang tidak setuju dengan diadakannya berita kriminal pembunuhan, pemerkosaan, mutilasi, berita tentang sesuatu yang baru tapi yang jelek (misal: berita tentang maraknya per**n ci**a). Karena jika diinformasikan, justru malah membuat penasaran orang untuk mencari, merasakan, dan membudayakan hal tidak lazim tersebut. Tetapi, anehnya malah sesuatu ini dianggap lazim oleh segelintir orang, seperti seks di luar nikah, katanya tidak keren kalo di dalam hubungan tanpa seks. Gila kali. Kata siapa itu sepele?
Juga, banyak orang yang berubah dari segala hal setelah dia hijrah dari desa ke kota. Ya sebagai contoh lah, kita lihat lagu jadul yang berjudul “Surti Tejo” dari Jamrud. Lagu tersebut merupakan interpretasi dari perubahan gaya hidup si Tejo setelah di ke kota dan kembali lagi untuk menemui Surti, dan Surti merasa ada yang berubah dari tingkah laku si Tejo yang dulunya baik, bahkan culun, dan Surti pun kecewa karena sikapnya yang jauh jauh berbeda dibanding sebelumnya ketika belum ke kota.
Saya tidak bermaksud menjelek-jelekkan moral orang-orang yang ada di kota, karena semuanya tergantung dari orang masing-masing. Namun, saya punya pendapat dan statistik sendiri untuk ini. Setiap orang berhak berpendapat
Semoga kehidupan di kota khususnya ibukota bisa lebih baik, obati penyakit hati kita, siapkan diri kita untuk memulai ke dunia ibukota yang penuh tantangan. Sebagai orang desa yang sudah lumayan lama tinggal di kota, saya mengajak teman2 untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang lebih bermoral dan lebih bersolidaritas, sehingga kita bisa sama-sama menjadikan negara kita menjadi negara maju seperti negara lain. Paling tidak ya ajarkan anak-anak kita, cucu-cucu kita nanti, dan cicit-cicit suatu moral yang baik, seperti yang dilakukan oleh orang tua orang tua kita. Jangan bedakan mana yang miskin, mana yang kaya. Miskin kaya, kita itu semua SAMA, perbedaan hanya ada dari segi finansial saja, hanya itu. Selain itu, kita semua hanya makhluk yang mempunyai derajat sama rata yang diciptakan oleh Sang Pencipta.
sekian thread dari ane gan..thread ini ane ambil dari google gan. sekali lagi maaf gan abru belajar bikin thread ini semoga agan agan berkenan minimal mampir doang
Menurut saya, perbedaan karakter orang di desa dengan di kota adalah dalam hal berikut ini: tatakrama, solidaritas, dan tingkah laku. Dapat kita simpulkan: MORAL
Orang di desa cenderung mempunyai tatakrama yang baik, baik dari segi tutur katanya maupun kesopanan sikap, kode etik, akan lebih baik di banding di kota. Di kota, orang lebih cenderung tidak memperhatikan arti kesopanan terhadap dirinya dan orang lain karena pengaruh lingkungan dan budaya yang berbeda. Mulai dari perkataan yang tidak sopan, seperti bahasa kasar yang sering dipakai, maupun dari perbuatan ketika kita menyapa salam, atau dalam hal apapun lainnya. Orang kota lebih gampang marah dikarenakan pengaruh lingkungan seperti dunia kerja yang akan kita bahas di bawah.Orang di desa cenderung mempunyai solidaritas yang tinggi dan dapat diajak kerjasama. Berbeda dengan di kota, beberapa orang lebih cenderung memikirkan diri sendiri/egois dalam segala hal. Mementingkan diri sendiri, tidak peduli terhadap orang lain, dan sering menjelek-jelekkan orang lain, bahkan menghujat untuk kepentingan sendiri, misalnya: demi uang. Setelah kita memasuki dunia kerja di kota besar, kita akan banyak “diuji” dengan “plugin-plugin” penyakit hati, mulai dari iri, dengki, maupun hasud. Tidak sedikit orang membunuh rekan kerjanya karena suatu hal pekerjaan. Bukannya saya suka lihat sinetron, film, atau apalah, tapi ini fakta. Contoh kecil juga adalah: Iri terhadap gaji, bonus yang diberikan atasan, dan iri terhadap pekerjaan orang. Sehingga dengan kondisi ini, otak kita langsung menerima respon negatif terhadap orang, selalu negatif. Dan akhirnya, yang dilakukan adalah:
“Ngapain mentingin orang lain, orang lain udah sukses, sekarang giliran gue yang sukses, gak peduli lah orang lain, gue pengen duit banyak, gue pengen sukses”.
Doktrin tersebut membuat dirinya egois terhadap orang lain. Bahkan saya pernah mengalami seorang rekan kerja yang berani mengorbankan anak buahnya sendiri yang di-PHK sebab fitnah dari dia demi ingin dinilai bagus oleh atasannya.
Orang di desa cenderung memiliki tingkah laku/sikap yang lebih baik dibandingkan di kota. Hal ini dikarenakan suasana dan lingkungan di desa lebih tenteram dan santai dibanding di kota, sehingga tidak ada alasan untuk berbuat kejahatan. Pengguna narkotika, seks bebas, pembunuhan, korupsi, fitnah, dan sebagainya kita lebih sering mendengar semua kejadian itu ada di kota-kota besar. Hal ini dikarenakan karena di kota-kota besar tersebut lingkungannya sudah berbeda. Gaya hidup di masyarakat kota memang berbeda dibandingkan di desa/desa. Hiruk pikuk keadaan di kota, mulai dari lalu lintas, pekerjaan, dan pergaulan tidaklah serapi di desa, sehingga tidak menutup kemungkinan banyak orang yang iri, dengki, dan penyakit hati lainnya terhadap seseorang, sehingga susah melakukan tingkah laku yang baik, cenderung berbuat jahat demi keuntungan sendiri. Mungkin ada yang bertanya,
“lo bukannya di desa juga sering ada pembunuhan, rudapaksaan, pencurian, bahkan santet?
Jawabannya: Ya, tetapi tidak sebanyak di kota. Itupun sebagian karena sudah terpengaruh dari budaya-budaya kota dan barat di TV (Sinetron), Berita, Film, dan media lainnya. Seandainya budaya-budaya bejat tersebut tidak pernah diinformasikan, pasti tidak akan banyak kejadian di desa-desa terpencil seperti itu. Setelah kita masuk ke dunia kota, kita akan disuguhi berbagai macam sesuatu yang duniawi, padahal itu adalah sesuatu yang merusak. Lihat saja diskotik, spa, lokalisasi, dan hiburan malam lainnya sangat banyak di kota, bahkan di desa-desa tertentu tidak ada. Saya termasuk orang yang tidak setuju dengan diadakannya berita kriminal pembunuhan, pemerkosaan, mutilasi, berita tentang sesuatu yang baru tapi yang jelek (misal: berita tentang maraknya per**n ci**a). Karena jika diinformasikan, justru malah membuat penasaran orang untuk mencari, merasakan, dan membudayakan hal tidak lazim tersebut. Tetapi, anehnya malah sesuatu ini dianggap lazim oleh segelintir orang, seperti seks di luar nikah, katanya tidak keren kalo di dalam hubungan tanpa seks. Gila kali. Kata siapa itu sepele?
Juga, banyak orang yang berubah dari segala hal setelah dia hijrah dari desa ke kota. Ya sebagai contoh lah, kita lihat lagu jadul yang berjudul “Surti Tejo” dari Jamrud. Lagu tersebut merupakan interpretasi dari perubahan gaya hidup si Tejo setelah di ke kota dan kembali lagi untuk menemui Surti, dan Surti merasa ada yang berubah dari tingkah laku si Tejo yang dulunya baik, bahkan culun, dan Surti pun kecewa karena sikapnya yang jauh jauh berbeda dibanding sebelumnya ketika belum ke kota.
Saya tidak bermaksud menjelek-jelekkan moral orang-orang yang ada di kota, karena semuanya tergantung dari orang masing-masing. Namun, saya punya pendapat dan statistik sendiri untuk ini. Setiap orang berhak berpendapat

Semoga kehidupan di kota khususnya ibukota bisa lebih baik, obati penyakit hati kita, siapkan diri kita untuk memulai ke dunia ibukota yang penuh tantangan. Sebagai orang desa yang sudah lumayan lama tinggal di kota, saya mengajak teman2 untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang lebih bermoral dan lebih bersolidaritas, sehingga kita bisa sama-sama menjadikan negara kita menjadi negara maju seperti negara lain. Paling tidak ya ajarkan anak-anak kita, cucu-cucu kita nanti, dan cicit-cicit suatu moral yang baik, seperti yang dilakukan oleh orang tua orang tua kita. Jangan bedakan mana yang miskin, mana yang kaya. Miskin kaya, kita itu semua SAMA, perbedaan hanya ada dari segi finansial saja, hanya itu. Selain itu, kita semua hanya makhluk yang mempunyai derajat sama rata yang diciptakan oleh Sang Pencipta.
sekian thread dari ane gan..thread ini ane ambil dari google gan. sekali lagi maaf gan abru belajar bikin thread ini semoga agan agan berkenan minimal mampir doang

0
4K
26


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan