Pada bulan September 2014 lalu sebuah perusahaan media yang terdiri dari beberapa anak perusahaan menyelenggarakan rekrutmen akbar yang bertujuan membuka kesempatan berkarir bagi lulusan berbagai universitas di Indonesia. Sebagaimana rekrutmen akbar lainnya, rekrutmen ini juga diadakan di beberapa kota.
Pada waktu itu saya mengikuti tes di Kota Bandung, tes diselenggarakan melalui tiga tahap, yaitu psikotes, interview hrd, dan interview user. Tes berjalan dengan sangat rapi dan teratur, meski kami (peserta) harus menunggu lama untuk interview.
Hasil rekrutmen tersebut diumumkan secara resmi di web milik perusahaan tersebut pada tanggal 3 Oktober 2014. Pada laman pengumuman tersebut terdapat dua kelompok daftar nama, kelompok A untuk nama-nama peserta yang DITERIMA dan tinggal menunggu telpon dari pihak perusahaan untuk kabar selanjutnya, dan kelompok B untuk nama-nama peserta yang masih harus mengikuti interview lagi. Alhamdulillah nama saya termasuk di kelompok A, saya diterima sebagai Creative Production 2 di salah satu anak perusahaan tertua-nya. Saya yang memang tertarik di dunia broadcasting saat itu merasa sangat bersyukur karena keinginan saya untuk bekerja di televisi tercapai.
Setelah pengumuman, saya sangat menunggu-nunggu telpon dari pihak perusahaan. Sambil menunggu saya pun mencari kontak teman-teman saya yang sama-sama diterima, dan ternyata mereka pun sama-sama belum mendapatkan panggilan. Lalu saya mendapatkan kabar dari teman saya yang namanya tidak ada di pengumuman, baik di kelompok A maupun kelompok B, dipanggil untuk interview, dan tidak lama kemudian dia dipanggil untuk mulai bekerja di sana. Dari sini saya mulai heran dengan manajemen perekrutan di perusahaan tersebut. Tapi saya masih berpikir positif, mungkin memang posisi dimana saya diterima memang belum siap menerima karyawan baru sedangkan posisi dimana teman saya diterima memang sedang membutuhkan karyawan dengan segera.
Kemudian beberapa hari setelahnya, teman -teman yang sama-sama diterima sudah mulai dipanggil untuk mulai bekerja, dengan jarak waktu mendapat panggilan dari HRD dengan tanggal mulai bekerja tidak lama. Misalkan ditelpon Hari Rabu dan diminta mulai bekerja Hari Senin depannya. Oleh karena itu, saya pun menyempatkan mencari-cari kosan di daerah perusahaan tersebut dan membeli beberapa pakaian hitam-hitam, dengan tujuan ketika dipanggil untuk mulai bekerja secepatnya saya sudah siap. Saya yang bekerja sebagai freelancer di beberapa biro atau kantor konsultan psikologi, tidak berani mengambil pekerjaan yang membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup lama atau pekerjaan yang tanggal pelaksanaannya masih agak lama. Semuanya saya lakukan untuk dapat memenuhi panggilan perusahaan tersebut ketika sudah mendapat telpon dari HRD tadi, meskipun panggilannya mendadak.
Dua bulan berlalu sejak pengumuman di web, namun saya belum mendapatkan panggilan. Teman-teman yang sama –sama diterima sudah semakin banyak yang dipanggil dan mulai bekerja. Ada juga yang tidak mendapat panggilan namun datang ke kantor untuk memastikan kapan mereka mulai bekerja, dan beberapa dari mereka langsung offering dan mulai kerja 1 minggu kemudian. Pada tanggal 17 Desember 2014 saya akhirnya memutuskan untuk menemui HRD di Jakarta dengan tujuan untuk memastikan kapan mulai bekerja dan saya khawatir dokumen saya tercecer sehingga mereka tidak menemukan nomor kontak saya. Saya kemudian bertemu langsung dengan HRD, namun menurut beliau saya tidak bisa masuk kerja dalam waktu dekat ini, karena perusahaan sudah tutup buku dan tidak bisa menerima karyawan baru, beliau berkata saya baru bisa masuk Bulan Januari, namun tanggalnya belum pasti. Akhirnya beliau memberikan nomor kontak pribadinya untuk saya menghubungi lagi pada Bulan Januari 2015 jika masih belum dihubungi juga oleh pihak.
Pada tanggal 5 Januari saya mencoba menghubungi HRD untuk menanyakan apakah sudah ada informasi atau belum, tetapi tidak dibalas. Kemudian tanggal 7 Januari saya akhirnya menelpon beliau, dan beliau berkata bahwa daftar nama calon karyawan yang akan mulai bekerja di Bulan Januari baru akan keluar setalah 2 minggu HRD masuk kerja sejak libur Tahun Baru, dan karena saya bukan satu-satunya orang yang belum dipanggil, maka saya belum tentu dipanggil. Saya bingung, kenapa beliau sekarang berkata bahwa nama saya belum tentu dipanggil untuk mulai Kerja Januari, sedangkan waktu saya menemuinya di kantornya beliau berkata saya bisa masuk Bulan Januari. Hal ini membuat saya bingung, kenapa jawaban HRD tersebut tidak konsisten.
Saya tunggu sampai akhir Januari belum juga ada kabar, lalu saya bertanya lagi kepada HRD tersebut via sms. Dan betapa kecewanya saya ketika beliau menjawab sms saya seperti berikut :
“Mohon maaf sekali. Bukannya kami tidak menerima anda yang lolos dari bulan oktober. Namun memang sebelumnya kandidat di bulan oktober sudah masuk sesuai dengan kebutuhan yang ada dr ***** tv & berdasarkan atas pilihan user scr langsung. Untuk skrg di awal tahun manajemen atas instruksi bpk ** tidak membolehkan adanya penambahan karyawan s/d jangka waktu yang tdk bs ditentukan. Inipun menjadi dilema bagi kami sebagai hrd. Kami minta maaf.”
Setelah menerima sms tersebut pada pagi hari, sorenya saya mencoba menelpon untuk meminta penjelasan mengapa sampai pengumuman di web resmi tidak dapat mereka pertanggungjawabkan. Tetapi berkali-kali saya mencoba menelpon, sama sekali tidak diangkat.
Saya kandidat lolos yang TIDAK JADI DITERIMA merasa sangat kecewa dan dirugikan.
Saya sebagai sarjana psikologi mengetahui sedikit banyak hal mengenai proses rekrutmen. Idealnya sebelum melakukan rekrutmen, HR Recruitment mengetahui terlebih dahulu jumlah karyawan baru yang dibutuhkan, lalu barulah menganalisa pekerjaan yang akan dilakukan oleh karyawan baru tersebut, sehingga keluarlah kriteria karyawan yang dibutuhkan. Pada proses ini, mengetahui jumlah karyawan yang dibutuhkan jauh lebih mudah daripada melakukan analisa lainnya. Saya kecewa bagaimana bisa karyawan di perusahaan sebesar itu tidak bisa atau salah memperhitungkannya.
Saya pun menjadi ragu akan diselenggarakannya rekrutmen akbar pada Bulan September 2014, apakah hanya untuk mempertahankan pride perusahaan tersebut yang pernah memecahkan rekor memiliki jumlah pelamar yang banyak, atau HRD yang tidak mau melakukan perekrutan berulang kali sehingga dengan rekrutmen akbar ini maka mereka mendapatkan TABUNGAN calon karyawan, atau ada alasan lainnya. Saya tidak tahu ada apa dibalik itu, yang jelas saya kecewa perusahaan tersebut bisa sampai tidak siap dengan perekrutan yang mereka selenggarakan.
Saya tidak tahu apakah HR Recruitment tersebut merupakan lulusan psikologi atau bukan, tetapi seharusnya semua HR Recruitment memegang prinsip bahwa kesalahan pengetesan psikologi yang dilakukan sama saja dengan malpraktik yang dilakukan dokter, karena akan merubah masa depan peserta tes. Lalu bagaimana dengan pernyataan DITERIMA yang mereka pampang dengan huruf kapital di web resmi mereka?, lalu kemudian mereka lepas tanggungjawab atas nama-nama kami yang tertera di sana dengan TIDAK MEMBERIKAN KABAR APAPUN kepada kami. Saya mendapatkan informasi ini karena saya mencari tahu, sedangkan teman-teman lain yang tidak mencari tahu, sama sekali tidak mendapatkan kabar apapun.
Saya merasa kecewa dan dirugikan karena kejadian ini. Memang saya tidak mengalami kerugian uang atau harta lainnya, namun disini saya mengalami kerugian waktu dan kesempatan yang saya sia-siakan demi menunggu panggilan dari perusahaan tersebut. Apakah pihak perusahaan tidak pernah berpikir seberapa besar kesempatan dan waktu yang saya dan teman-teman saya sia-siakan?. Apakah mereka juga tidak pernah berpikir kalo kesempatan yang disia-siakan untuk menunggu panggilan mereka itu sebetulnya dapat merubah masa depan kami?.
Saya memang sangat kecewa, tetapi mungkin rejeki saya bukan di sini, dan saat ini saya tidak mengharapkan apapun dari pihak perusahaan. Saya hanya ingin peristiwa ini menjadi pembelajaran untuk banyak orang, agar kejadian serupa tidak berulang lagi dan menimpa orang lain.

Terimakasih.
Wasalam.