

TS
angkatigabelas.
House of Sampoerna, Museum Unik di Surabaya
Spoiler for :

Replika gubuk Liem Seeng Tee (Rangga/detikTravel)
Quote:
Surabaya - Surabaya adalah kota dengan banyak pesona sejarah. Salah satu tempat untuk menikmati Surabaya tempo doeloe adalah Museum House of Samporna. Di sini, wisatawan bisa belajar mengenai sejarah rokok kretek di Tanah Air.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dari Tuban menuju Surabaya, Jawa Timur, saya bersama rider lain yang ikut ajang Yamaha Tour de Soul 125 Moments To Go menyempatkan diri untuk mampir ke kediaman pendiri Sampoerna. Tak salah untuk mengunjungi rumah yang dijadikan museum itu. Soalnya, nama Sampoerna sudah tidak asing lagi terdengar di telinga orang-orang Indonesia.
Adalah museum House of Sampoerna yang kami singgahi. Awalnya, kami hanya sekadar makan siang dan berfoto ria di objek wisata di Surabaya ini. Namun, selesai makan kami menyempatkan diri untuk mampir ke museum melihat sejarah kesuksesan Sampoerna.
Museum House of Sampoerna akan menceritakan kesuksesan Sampoerna dengan gamblang. Cerita kesuksesan Sampoerna berawal dari merantaunya Liem Seeng Tee sebagai pendiri Sampoerna dari Tiongkok dan mendarat di Surabaya. Pada tahun 1913, Tiongkok dilanda wabah penyakit yang mengharuskan Liem Seeng Tee memilih Surabaya untuk tujuan rantauannya.
Untuk bertahan hidup di Kota Pahlawan ini, Liem mendirikan sebuah warung gubuk yang terbuat dari susunan bambu. Warung gubuk itu pun dihadirkan di museum ini dalam bentuk replika.
Cerita berikutnya dilanjutkan dengan ditampilkannya sepeda ontel antik. Konon, sepeda itu dipakai Liem untuk menjajakan rokok pertama kali. Saat itu, rokok dijajakan bukan dalam kemasan. Tapi, Liem menjualnya dengan membawa toples dan rokok dijajakan dalam bentuk per batang.
Bangunan House of Sampoerna tetap mempertahankan ciri khas bangunan Belanda. Bangunan itu masih sama seperti pertama kali didirikan tepatnya pada tahun 1862. Saat itu, bagunan bergaya kolonial masih menjadi panti asuhan putra yang dikelola kolonial Belanda. Baru pada tahun 1932, Liem membeli bangunan tersebut untuk dijadikan pabrik rokok Sampoerna yang pertama.
Pada tahun 2003 saat memperingati hari jadi Sampoerna yang ke-90 tahun, bangunan telah dipugar. Namun, ciri khas bangunan tersebut tetap dipertahankan.
Kompleks House of Sampoerna terdiri dari beberapa bagian seperti auditorium sentral dengan dua bangunan kecil di sebelah timur dan baratnya. Auditorium sentral itu dijadikan museum. Sedangkan sayap timurnya diubah menjadi sebuah kafe, shop dan galeri seni. Sayap barat tetap dipertahankan kediaman resmi keluarga Sampoerna.
House of Sampoerna terletak di Jl Taman Sampoerna 6, Surabaya. Untuk berkunjung ke museum ini, traveler tidak perlu mengeluarkan uang. Sebab, museum ini tidak memungut biaya.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dari Tuban menuju Surabaya, Jawa Timur, saya bersama rider lain yang ikut ajang Yamaha Tour de Soul 125 Moments To Go menyempatkan diri untuk mampir ke kediaman pendiri Sampoerna. Tak salah untuk mengunjungi rumah yang dijadikan museum itu. Soalnya, nama Sampoerna sudah tidak asing lagi terdengar di telinga orang-orang Indonesia.
Adalah museum House of Sampoerna yang kami singgahi. Awalnya, kami hanya sekadar makan siang dan berfoto ria di objek wisata di Surabaya ini. Namun, selesai makan kami menyempatkan diri untuk mampir ke museum melihat sejarah kesuksesan Sampoerna.
Museum House of Sampoerna akan menceritakan kesuksesan Sampoerna dengan gamblang. Cerita kesuksesan Sampoerna berawal dari merantaunya Liem Seeng Tee sebagai pendiri Sampoerna dari Tiongkok dan mendarat di Surabaya. Pada tahun 1913, Tiongkok dilanda wabah penyakit yang mengharuskan Liem Seeng Tee memilih Surabaya untuk tujuan rantauannya.
Untuk bertahan hidup di Kota Pahlawan ini, Liem mendirikan sebuah warung gubuk yang terbuat dari susunan bambu. Warung gubuk itu pun dihadirkan di museum ini dalam bentuk replika.
Cerita berikutnya dilanjutkan dengan ditampilkannya sepeda ontel antik. Konon, sepeda itu dipakai Liem untuk menjajakan rokok pertama kali. Saat itu, rokok dijajakan bukan dalam kemasan. Tapi, Liem menjualnya dengan membawa toples dan rokok dijajakan dalam bentuk per batang.
Bangunan House of Sampoerna tetap mempertahankan ciri khas bangunan Belanda. Bangunan itu masih sama seperti pertama kali didirikan tepatnya pada tahun 1862. Saat itu, bagunan bergaya kolonial masih menjadi panti asuhan putra yang dikelola kolonial Belanda. Baru pada tahun 1932, Liem membeli bangunan tersebut untuk dijadikan pabrik rokok Sampoerna yang pertama.
Pada tahun 2003 saat memperingati hari jadi Sampoerna yang ke-90 tahun, bangunan telah dipugar. Namun, ciri khas bangunan tersebut tetap dipertahankan.
Kompleks House of Sampoerna terdiri dari beberapa bagian seperti auditorium sentral dengan dua bangunan kecil di sebelah timur dan baratnya. Auditorium sentral itu dijadikan museum. Sedangkan sayap timurnya diubah menjadi sebuah kafe, shop dan galeri seni. Sayap barat tetap dipertahankan kediaman resmi keluarga Sampoerna.
House of Sampoerna terletak di Jl Taman Sampoerna 6, Surabaya. Untuk berkunjung ke museum ini, traveler tidak perlu mengeluarkan uang. Sebab, museum ini tidak memungut biaya.
Spoiler for Pics BWK:
Spoiler for Sepeda onthel Liem Seeng Tee:

(Rangga/detikTravel)
Spoiler for Suasana di dalam museum:

(Rangga/detikTravel)
Spoiler for Aneka model kemasan rokok kretek:

(Rangga/detikTravel)
Spoiler for Aneka cengkeh yang menjadi bahan rokok kretek:

(Rangga/detikTravel)
Sumber: detik.com








0
2.6K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan