- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah Mario, Terbang ke Ibukota Menyusup ke Rongga Roda Pesawat
TS
OmgOne
Kisah Mario, Terbang ke Ibukota Menyusup ke Rongga Roda Pesawat
Alhamdulillah... Ini HT Pertama Ane selama 10 tahun Ngaskus..
Terima Kasih Mimin dan Momod.. I Love Kaskus..
Terima Kasih Mimin dan Momod.. I Love Kaskus..
Spoiler for HT:
Spoiler for No Repost:
Kisah Mario, Terbang ke Ibukota Menyusup ke Rongga Roda Pesawat
Quote:
Aksi nekat Mario Steven Ambarita bikin heboh. Pemuda 21 tahun ini ingin terbang ke Jakarta dari Pekanbaru, Riau. Tapi sayangnya dia tak punya uang untuk membeli tiket pesawat.
Akhirnya Mario nekat bersembunyi di rongga roda pesawat Garuda Indonsia dengan nomor penerbangan GA 177 rute Pekanbaru-Jakarta, dan berhasil mendarat dengan selamat di Bandara International Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, pukul 15.15 WIB, kemarin (7/4).
Banyak orang geleng-geleng kepala mendengar aksi nekatnya ini. Sebab, rute Pekanbaru-Jakarta ditempuh sekitar 1 jam 10 menit. Ketinggian pesawat antara 30 ribu hingga 34 ribu kaki di atas permukaan laut. Pada ketinggian 16 ribu kaki saja oksigen sudah sangat tipis. Apalagi di ketinggian 30 ribu kaki.
Tidak terbayangkan bagaimana seseorang bisa bertahan hidup dalam kondisi nyaris tidak ada oksigen selama lebih dari satu jam. Udara di ketinggian juga sangat dingin.
”Mungkin dia dilindungi Tuhan sehingga bisa selamat,” kata Ikhsan Rosan, Senior Manager Public Relations Garuda Indonesia ketika dihubungi di Jakarta, tadi malam.
Menurut pengakuan Mario kepada pihak Garuda Indonesia dan PT Angkasa Pura II yang menginterogasinya di Bandara Soekarno-Hatta kemarin, dia merencanakan aksi penyusupan itu selama 10 hari.
Dalam kurun waktu tersebut, ia melakukan pengamatan secara detail terhadap pergerakan pesawat ketika hendak terbang di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.
”Dia juga belajar dari internet,” kata Pujobroto, Vice President Corporate Communications PT Garuda Indonesia. Setelah cukup lama mempelajari situasi, akhirnya ia menemukan celah untuk menjalankan aksinya tanpa ketahuan petugas pengamanan bandara.
Akhirnya Mario nekat bersembunyi di rongga roda pesawat Garuda Indonsia dengan nomor penerbangan GA 177 rute Pekanbaru-Jakarta, dan berhasil mendarat dengan selamat di Bandara International Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, pukul 15.15 WIB, kemarin (7/4).
Banyak orang geleng-geleng kepala mendengar aksi nekatnya ini. Sebab, rute Pekanbaru-Jakarta ditempuh sekitar 1 jam 10 menit. Ketinggian pesawat antara 30 ribu hingga 34 ribu kaki di atas permukaan laut. Pada ketinggian 16 ribu kaki saja oksigen sudah sangat tipis. Apalagi di ketinggian 30 ribu kaki.
Tidak terbayangkan bagaimana seseorang bisa bertahan hidup dalam kondisi nyaris tidak ada oksigen selama lebih dari satu jam. Udara di ketinggian juga sangat dingin.
”Mungkin dia dilindungi Tuhan sehingga bisa selamat,” kata Ikhsan Rosan, Senior Manager Public Relations Garuda Indonesia ketika dihubungi di Jakarta, tadi malam.
Menurut pengakuan Mario kepada pihak Garuda Indonesia dan PT Angkasa Pura II yang menginterogasinya di Bandara Soekarno-Hatta kemarin, dia merencanakan aksi penyusupan itu selama 10 hari.
Dalam kurun waktu tersebut, ia melakukan pengamatan secara detail terhadap pergerakan pesawat ketika hendak terbang di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.
”Dia juga belajar dari internet,” kata Pujobroto, Vice President Corporate Communications PT Garuda Indonesia. Setelah cukup lama mempelajari situasi, akhirnya ia menemukan celah untuk menjalankan aksinya tanpa ketahuan petugas pengamanan bandara.
Quote:
Kok Mario Bisa Nyelonong? Ini Jawaban Pihak Bandara Pekanbaru
Rabu, 08 April 2015 , 06:05:00
Mario Steven Ambarita. Foto: facebook
PEKANBARU - Kadiv Yan Ops Bandara SSK II Pekanbaru, Hasturman Yunus juga mengaku heran dengan aksi nekat Mario Steven Ambarita berusia (21) yang terbang ke Jakarta dari Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru dengan menyusup ke rongga roda pesawat Garuda Indonesia.
Disebutkan Hasturman, pihaknya mendapat informasi dari Jakarta. "Dan saat ini anak nekat itupun masih diinterogasi di Jakarta. Kami tidak tahu, dan kaget juga," kata Hasturman saat dihubungi pukul 20.10 WIB Selasa malam.
Dijelaskan Hasturman, seluruh penumpang Garuda Indonesia yang masuk ke pesawat itu melalui garbarata, dan duduk di kursi sesuai dengan nomor tiket. Pesawat take off dari Pekanbaru dan mendarat mulus di Jakarta. "Soal ada anak muda itu kami benar-benar tidak tahu bagaimana dia bisa masuk ke roda pesawat," ungkapnya.
Tanggung jawab siapa? Karena tidak sembarangan orang bisa masuk ke apron bandara, kecuali petugas dan pegawai dan ada izin?. Dijelaskan Hasturman lagi, bahwa ini merupakan kesalahan semua, dan tidak bisa saling menyalahkan.
"Tentu ini juga menjadi tanggung jawab kami, tapi tidak bisa juga menyalahkan. Tunggu saja keterangan dari Garuda Indonesia Jakarta. Kami tidak bisa mereka-reka kronologisnya," tambahnya, seperti diberitakan Riaupos.co (grup JPNN). (gus/fas)
Rabu, 08 April 2015 , 06:05:00
Mario Steven Ambarita. Foto: facebook
PEKANBARU - Kadiv Yan Ops Bandara SSK II Pekanbaru, Hasturman Yunus juga mengaku heran dengan aksi nekat Mario Steven Ambarita berusia (21) yang terbang ke Jakarta dari Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru dengan menyusup ke rongga roda pesawat Garuda Indonesia.
Disebutkan Hasturman, pihaknya mendapat informasi dari Jakarta. "Dan saat ini anak nekat itupun masih diinterogasi di Jakarta. Kami tidak tahu, dan kaget juga," kata Hasturman saat dihubungi pukul 20.10 WIB Selasa malam.
Dijelaskan Hasturman, seluruh penumpang Garuda Indonesia yang masuk ke pesawat itu melalui garbarata, dan duduk di kursi sesuai dengan nomor tiket. Pesawat take off dari Pekanbaru dan mendarat mulus di Jakarta. "Soal ada anak muda itu kami benar-benar tidak tahu bagaimana dia bisa masuk ke roda pesawat," ungkapnya.
Tanggung jawab siapa? Karena tidak sembarangan orang bisa masuk ke apron bandara, kecuali petugas dan pegawai dan ada izin?. Dijelaskan Hasturman lagi, bahwa ini merupakan kesalahan semua, dan tidak bisa saling menyalahkan.
"Tentu ini juga menjadi tanggung jawab kami, tapi tidak bisa juga menyalahkan. Tunggu saja keterangan dari Garuda Indonesia Jakarta. Kami tidak bisa mereka-reka kronologisnya," tambahnya, seperti diberitakan Riaupos.co (grup JPNN). (gus/fas)
Quote:
PEKANBARU - Sebelum sampai ke Jakarta, Mario Steven Ambarita (21) sempat meminta uang pada ibunya, Viar Sitanggang. Oleh ibunya, dia hanya diberi Rp200 ribu.
Diberitakan Riaupos.co (grup JPNN), aksi nekat Mario menyusup masuk ke roda pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Jakarta Selasa (7/4) siang, sangat mengejutkan Viar Sitanggang.
Sebab, waktu dia memberikan uang tersebut, Mario hanya pamit hendak berangkat ke Pekanbaru.
Melalui sambungan telepon selular, Viar Sitanggang yang dikonfirmasi mengatakan, dia tidak mengetahui sama sekali kalau anaknya itu berbuat nekat itu.
Ia pertama kali dihubungi seseorang bernama Bambang yang mengaku sebagai teman Mario menjelang magrib. ''Si Bambang yang mengaku kenal melalui Faceebok,'' kata Viar Sitanggang. (dac/fas)
Diberitakan Riaupos.co (grup JPNN), aksi nekat Mario menyusup masuk ke roda pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Jakarta Selasa (7/4) siang, sangat mengejutkan Viar Sitanggang.
Sebab, waktu dia memberikan uang tersebut, Mario hanya pamit hendak berangkat ke Pekanbaru.
Melalui sambungan telepon selular, Viar Sitanggang yang dikonfirmasi mengatakan, dia tidak mengetahui sama sekali kalau anaknya itu berbuat nekat itu.
Ia pertama kali dihubungi seseorang bernama Bambang yang mengaku sebagai teman Mario menjelang magrib. ''Si Bambang yang mengaku kenal melalui Faceebok,'' kata Viar Sitanggang. (dac/fas)
Quote:
PEKANBARU - Viar Sitanggang cerita, pada Selasa (31/3) lalu, Mario Steven Ambarita (21) pulang ke Bagan Batu dengan keadaan lesu, baju kotor dan muka pucat.
Sebagai ibu, dia beberapa kali menanyakan kondisi anak sulungnya itu.
Ketika ditanya, Mario ketika itu menjawab, kalau dia sudah berkeliling mencari kerja ke Medan, Siantar, tetapi tidak berhasil juga. ''Dia bilang kerjaku cuma buruh kasar Mamak,'' ujarnya lagi, seperti diberitakan Riaupos.co (grup JPNN).
Mario Steven Ambarita, menamatkan jenjang pendidikan mulai SD, SMP hingga STM di Bagan Batu, Rohil.
Sewaktu pulang ke rumah, Viar menyebutkan kalau Mario minta uang untuk ke Pekanbaru untuk mencari pekerjaan. Sementara, dia menumpang tempat adiknya di Pekanbaru yang sedang sekolah.
Hingga akhirnya Mario menyusup masuk ke roda pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Jakarta Selasa (7/4) siang. (dac/fas)
Sebagai ibu, dia beberapa kali menanyakan kondisi anak sulungnya itu.
Ketika ditanya, Mario ketika itu menjawab, kalau dia sudah berkeliling mencari kerja ke Medan, Siantar, tetapi tidak berhasil juga. ''Dia bilang kerjaku cuma buruh kasar Mamak,'' ujarnya lagi, seperti diberitakan Riaupos.co (grup JPNN).
Mario Steven Ambarita, menamatkan jenjang pendidikan mulai SD, SMP hingga STM di Bagan Batu, Rohil.
Sewaktu pulang ke rumah, Viar menyebutkan kalau Mario minta uang untuk ke Pekanbaru untuk mencari pekerjaan. Sementara, dia menumpang tempat adiknya di Pekanbaru yang sedang sekolah.
Hingga akhirnya Mario menyusup masuk ke roda pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Jakarta Selasa (7/4) siang. (dac/fas)
Quote:
Menyelundup di Roda Pesawat, Pengamat: Ini Mukjizat! Mario Masih Hidup
Selasa, 7 April 2015 21:01
Menyelundup di Roda Pesawat, Pengamat: Ini Mukjizat! Mario Masih Hidup
TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Pengamat Penerbangan Alvin Lie menilai nasib Mario Steve Ambarita (21) mujur.
Pasalnya, pemuda berhasil menyelundup ke dalam rongga tempat roda pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Cengkareng dalam keadaan selamat dan itu adalah mujizat.
"Harusnya nggak hidup ya, ini mukjizat masih hidup," kata Alvin ketika dihubungi Tribunnews.com, Jakarta, Selasa (7/4/2015).
Waktu tempuh Pekanbaru-Cengkareng sekitar 1 jam 45 menit, dengan ketinggian rata-rata 34 ribu kaki dan suhu di roda pesawat diperkirakan minus 30 derajat.
Berdasarkan data ini, maka untuk bernafas dan bisa bertahan di roda pesawat sangat mustahil terjadi.
"Itu suhu saya kira minus 30 derajat ya, harusnya ini pembuluh darah sudah pecah. Mungkin ini dia (Mario) terbantu oleh panasnya roda pesawat ketika akan lepas landas," tutur Alin.
Mario menjadi penumpang gelap Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 177 karena menyusup roda pesawat. Dirinya kedapetan petugas Bandara Soekarno-Hatta berjalan sempoyongan dari pesawat tersebut dengan kondisi telinga berdasar dan jari-jarinya membiru.
Selasa, 7 April 2015 21:01
Menyelundup di Roda Pesawat, Pengamat: Ini Mukjizat! Mario Masih Hidup
TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Pengamat Penerbangan Alvin Lie menilai nasib Mario Steve Ambarita (21) mujur.
Pasalnya, pemuda berhasil menyelundup ke dalam rongga tempat roda pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Cengkareng dalam keadaan selamat dan itu adalah mujizat.
"Harusnya nggak hidup ya, ini mukjizat masih hidup," kata Alvin ketika dihubungi Tribunnews.com, Jakarta, Selasa (7/4/2015).
Waktu tempuh Pekanbaru-Cengkareng sekitar 1 jam 45 menit, dengan ketinggian rata-rata 34 ribu kaki dan suhu di roda pesawat diperkirakan minus 30 derajat.
Berdasarkan data ini, maka untuk bernafas dan bisa bertahan di roda pesawat sangat mustahil terjadi.
"Itu suhu saya kira minus 30 derajat ya, harusnya ini pembuluh darah sudah pecah. Mungkin ini dia (Mario) terbantu oleh panasnya roda pesawat ketika akan lepas landas," tutur Alin.
Mario menjadi penumpang gelap Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 177 karena menyusup roda pesawat. Dirinya kedapetan petugas Bandara Soekarno-Hatta berjalan sempoyongan dari pesawat tersebut dengan kondisi telinga berdasar dan jari-jarinya membiru.
Quote:
Waktu tempuh Pekanbaru-Cengkareng sekitar 1 jam 45 menit, dengan ketinggian rata-rata 34 ribu kaki dan suhu di roda pesawat diperkirakan minus 30 derajat.
Quote:
Kondisi Kejiwaan Mario Normal
Rabu, 8 April 2015 09:55
Kondisi Kejiwaan Mario Normal
TRIBUNNEWS.COM/ABDUL QODIR
TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Kasubag Humas Polres Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, AKP Sutrisna hanya menggeleng-gelengkan kepala mengetahui adanya orang yang masuk ke dalam roda pesawat Garuda Indonesia dan ikut penerbangan Pekanbaru-Jakarta pada Selasa (7/4/2015) petang.
Namun, hasil pemeriksaan sementara pihak Otoritas Bandara, diketahui orang yang melakukan aksi nekat tersebut, Mario Steven Ambarita (21), tidak mengalami ganggung kejiwaan. "Informasinya yang bersangkutan normal, bisa diajak komunikasi," ujar Kasubag Humas Polres Bandara Soekarno-Hatta, AKP Sutrisna di kantornya, Cengkareng, Tangerang, Selasa (7/4/2015) malam.
Sejumlah petugas Otoritas Bandara Wilayah I tampak hadir di Mapolresta Bandara Soekarno-Hatta. Mereka berkoordinasi dengan pihak kepolisian perihal kasus yang dilakukan oleh Mario ini. Mario juga hadir di mapolres tersebut dengan diamankan di dalam mobil petugas Otoritas Bandara.
"Nantinya kasus ini tetap ditangani oleh Otoritas Bandara. Soal kepastian kejiwaan yang bersangkutan juga didalami oleh Otoritas Bandara," jelas Sutrisna.
Indikasi normalnya kejiwaan Mario diketahui setelah petugas Otoritas Bandara dapat memintai keterangan sementara darinya. "Kami tadi cenderung mendengar keterangan dia sebagai pemeriksaan awal. Seperti kami minta ceritakan awal bagaimana bisa dia masuk ke roda pesawat, naik dari mana," ujar Kabag Tata Usaha Otoritas Bandara Wilayah I, Israfulhayat.
Mario menyusup ke rongga roda pesawat Garuda Indonesia GA 177 Boeing 737-800 rute Pekanbaru-Jakarta, dari Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, Selasa (7/4/2015) petang.
Ia memulai aksinya dengan melompati pagar bandara dan menyelinap ke roda saat pesawat tersebut tengah mengantre lepas landas di ujung landasan pacu. Ia bersembunyi di rongga pesawat itu selama pesawat terbang 1 jam 10 menit di ketinggian 30 ribu-34 ribu kaki, dengan suhu udara 0 derajat dan tekanan udara rendah.
Mario ditemukan dalam kondisi selamat beberapa saat pesawat itu mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Ia ditemukan petugas bandara beberapa saat keluar dari roda dan berjalan dengan terhuyung-huyung. Ia ditemukan dengan kondisi beberapa bagian tubuh sudah membiru, lecet-lecet dan telinga kiri mengeluarkan darah.
Pengakuan sementara ke petugas bandara, Mario melakukan aksi nekat tersebut demi bertemu langsung dengan Presiden Jokowi. Ada pesan rahasia yang hendak disampaikannya kepada presiden yang dielu-elukan sewaktu masa kampanye itu. Namun, Mario ingin menyampaikan pesan tersebut langsung kepada Jokowi. (tribunnews.com)
Rabu, 8 April 2015 09:55
Kondisi Kejiwaan Mario Normal
TRIBUNNEWS.COM/ABDUL QODIR
TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Kasubag Humas Polres Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, AKP Sutrisna hanya menggeleng-gelengkan kepala mengetahui adanya orang yang masuk ke dalam roda pesawat Garuda Indonesia dan ikut penerbangan Pekanbaru-Jakarta pada Selasa (7/4/2015) petang.
Namun, hasil pemeriksaan sementara pihak Otoritas Bandara, diketahui orang yang melakukan aksi nekat tersebut, Mario Steven Ambarita (21), tidak mengalami ganggung kejiwaan. "Informasinya yang bersangkutan normal, bisa diajak komunikasi," ujar Kasubag Humas Polres Bandara Soekarno-Hatta, AKP Sutrisna di kantornya, Cengkareng, Tangerang, Selasa (7/4/2015) malam.
Sejumlah petugas Otoritas Bandara Wilayah I tampak hadir di Mapolresta Bandara Soekarno-Hatta. Mereka berkoordinasi dengan pihak kepolisian perihal kasus yang dilakukan oleh Mario ini. Mario juga hadir di mapolres tersebut dengan diamankan di dalam mobil petugas Otoritas Bandara.
"Nantinya kasus ini tetap ditangani oleh Otoritas Bandara. Soal kepastian kejiwaan yang bersangkutan juga didalami oleh Otoritas Bandara," jelas Sutrisna.
Indikasi normalnya kejiwaan Mario diketahui setelah petugas Otoritas Bandara dapat memintai keterangan sementara darinya. "Kami tadi cenderung mendengar keterangan dia sebagai pemeriksaan awal. Seperti kami minta ceritakan awal bagaimana bisa dia masuk ke roda pesawat, naik dari mana," ujar Kabag Tata Usaha Otoritas Bandara Wilayah I, Israfulhayat.
Mario menyusup ke rongga roda pesawat Garuda Indonesia GA 177 Boeing 737-800 rute Pekanbaru-Jakarta, dari Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, Selasa (7/4/2015) petang.
Ia memulai aksinya dengan melompati pagar bandara dan menyelinap ke roda saat pesawat tersebut tengah mengantre lepas landas di ujung landasan pacu. Ia bersembunyi di rongga pesawat itu selama pesawat terbang 1 jam 10 menit di ketinggian 30 ribu-34 ribu kaki, dengan suhu udara 0 derajat dan tekanan udara rendah.
Mario ditemukan dalam kondisi selamat beberapa saat pesawat itu mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Ia ditemukan petugas bandara beberapa saat keluar dari roda dan berjalan dengan terhuyung-huyung. Ia ditemukan dengan kondisi beberapa bagian tubuh sudah membiru, lecet-lecet dan telinga kiri mengeluarkan darah.
Pengakuan sementara ke petugas bandara, Mario melakukan aksi nekat tersebut demi bertemu langsung dengan Presiden Jokowi. Ada pesan rahasia yang hendak disampaikannya kepada presiden yang dielu-elukan sewaktu masa kampanye itu. Namun, Mario ingin menyampaikan pesan tersebut langsung kepada Jokowi. (tribunnews.com)
Quote:
Mario akan Disangkakan Pasal dalam UU Penerbangan
Rabu, 8 April 2015 08:04
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Mario Steven Ambarita sendiri sempat tidak sadarkan diri saat berada di ruang medis pos kesehatan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Tidak berapa lama, pemuda berusia 21 tahun itu sudah kembali sadar. Namun, Otoritas Bandara Soekarno-Hatta tidak bisa langsung menggali keterangan darinya lantaran pembicaraannnya tidak fokus.
Mario justru maracau ketika ditanyai aksi nekatnya bersembunyi di roda belakang pesawat. "Tadi sudah kita cek, kondisinya sudah sadar," ujar Kapolres Bandara AKBP CH Patoppoi di Jakarta, Selasa (7/4/2015).
Menurutnya, kasus ini masih ditangani Otoritas Bandara Soekarno-Hatta. Kepolisian hanya memantau perkembangan perkara tersebut. "Ini sepenuhnya dipegang penyidik Otoritas Bandara," ucapnya.
Namun demikian, aparat kepolisian akan membantu bila mendapat permintaan bantuan dari Otoritas Bandara ataupun dari PT AP II. Pasal yang disangkakan terhadap Mario adalah pasal dalam UU Penerbangan. "Kita siap bila memang dibutuhkan," ujarnya.
Selasa malam sekitar pukul 21.00 WIB, Mario yang terlihat mengenakan baju biru diantar oleh otoritas bandara dengan menggunakan mobil untuk dititipkan di Markas Polres Bandara Soekarno-Hatta. (Tribun Pekanbaru Cetak)
Rabu, 8 April 2015 08:04
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Mario Steven Ambarita sendiri sempat tidak sadarkan diri saat berada di ruang medis pos kesehatan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Tidak berapa lama, pemuda berusia 21 tahun itu sudah kembali sadar. Namun, Otoritas Bandara Soekarno-Hatta tidak bisa langsung menggali keterangan darinya lantaran pembicaraannnya tidak fokus.
Mario justru maracau ketika ditanyai aksi nekatnya bersembunyi di roda belakang pesawat. "Tadi sudah kita cek, kondisinya sudah sadar," ujar Kapolres Bandara AKBP CH Patoppoi di Jakarta, Selasa (7/4/2015).
Menurutnya, kasus ini masih ditangani Otoritas Bandara Soekarno-Hatta. Kepolisian hanya memantau perkembangan perkara tersebut. "Ini sepenuhnya dipegang penyidik Otoritas Bandara," ucapnya.
Namun demikian, aparat kepolisian akan membantu bila mendapat permintaan bantuan dari Otoritas Bandara ataupun dari PT AP II. Pasal yang disangkakan terhadap Mario adalah pasal dalam UU Penerbangan. "Kita siap bila memang dibutuhkan," ujarnya.
Selasa malam sekitar pukul 21.00 WIB, Mario yang terlihat mengenakan baju biru diantar oleh otoritas bandara dengan menggunakan mobil untuk dititipkan di Markas Polres Bandara Soekarno-Hatta. (Tribun Pekanbaru Cetak)
Quote:
Kasus Mario Dikhawatirkan Ditiru Teroris, Pihak Bandara Harus Perketat Keamanan
Herianto Batubara - detikNews
Jakarta - Kasus Mario Steven Ambarita (21) yang menyusup ke Pesawat Garuda Indonesia lewat roda amat sangat fatal karena bisa mengancam keselamatan penumpang. Evaluasi menyeluruh di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru harus dilakukan karena aksi tersebut bisa ditiru kelompok teroris.
"Aksi itu memang ada panduannya di internet. Mungkin Mario belajar dari website, tapi tetap butuh mental dan nyali yang kuat untuk praktik," ujar peneliti intelijen keamanan Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib, Rabu (8/3/2015) pagi.
Dari hasil penelitian Ridlwan, diketahui sejak 1947 sebanyak 105 orang berusaha terbang dengan bersembunyi di ruang roda pesawat. Katanya, menurut data Federal Aviation Administration Civil Aerospace Medical Institute, ada 94 penerbangan yang berusaha disusupi. Dari 105 orang yang mencoba itu, 25 sukses, bahkan ada seorang anak berusia 9 tahun.
Lalu pada 22 April 2014 seorang pemuda 16 tahun berhasil bersembunyi di roda pesawat yang terbang selama lima jam dari San Jose California ke Hawai dengan pesawat Boeing 767. "Bandara secanggih Amerika Serikat saja bisa bobol, manajemen pesawatnya juga bobol," ucap alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen UI ini.
"Keberhasilan Mario ini yang pertama dalam sejarah penerbangan Indonesia," sambung Ridlwan. Menurutnya, kasus ini harus diantisipasi serius oleh pihak pengelola bandara kenapa bisa diterobos.
Menurut Ridlwan, untung saja aksi nekad Mario itu tidak menghalangi roda pendarat keluar dari bodi pesawat. "Jika stuck atau macet, akibatnya fatal sekali, pesawat harus emergency landing tanpa roda pendarat," imbuh Ridlwan. Ahli kontra terorisme ini juga mengingatkan aksi Mario bisa menjadi inspirasi kelompok teroris melakukan serangan.
"Harus segera dilakukan evaluasi menyeluruh ke sistem bandara dan prosedur tambahan sebelum take off," ucap Ridlwan.
Plot serangan teroris dengan sasaran bandara dan pesawat, lanjut Ridlwan sebenarnya sudah diendus Densus 88 sejak pengungkapan jaringan Syaifudin Zuhri (pengebom JW Marriott) pada 2009. Saat itu, Muhammad Syahrir (tewas ditembak) adalah seorang eks teknisi maskapai penerbangan. Syahrir juga diduga sudah berupaya melakukan rekruitmen pada sejumlah orang yang bekerja di lingkup Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Ditambahkan Ridlwan, modus pembajakan pesawat juga pernah dilakukan kelompok Imron pada 1981. Mereka membajak pesawat Garuda dan mendaratkannya di Woyla Thailand. Aksi itu dilumpuhkan Kopassus pimpinan Sintong Panjaitan dalam sergapan tujuh menit.
"Aksi nekad Mario ini banyak memberikan pelajaran untuk aparat keamanan. Stop saling menyalahkan dan segera lakukan evaluasi dan langkah antisipasi," imbuh Ridlwan.
Herianto Batubara - detikNews
Jakarta - Kasus Mario Steven Ambarita (21) yang menyusup ke Pesawat Garuda Indonesia lewat roda amat sangat fatal karena bisa mengancam keselamatan penumpang. Evaluasi menyeluruh di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru harus dilakukan karena aksi tersebut bisa ditiru kelompok teroris.
"Aksi itu memang ada panduannya di internet. Mungkin Mario belajar dari website, tapi tetap butuh mental dan nyali yang kuat untuk praktik," ujar peneliti intelijen keamanan Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib, Rabu (8/3/2015) pagi.
Dari hasil penelitian Ridlwan, diketahui sejak 1947 sebanyak 105 orang berusaha terbang dengan bersembunyi di ruang roda pesawat. Katanya, menurut data Federal Aviation Administration Civil Aerospace Medical Institute, ada 94 penerbangan yang berusaha disusupi. Dari 105 orang yang mencoba itu, 25 sukses, bahkan ada seorang anak berusia 9 tahun.
Lalu pada 22 April 2014 seorang pemuda 16 tahun berhasil bersembunyi di roda pesawat yang terbang selama lima jam dari San Jose California ke Hawai dengan pesawat Boeing 767. "Bandara secanggih Amerika Serikat saja bisa bobol, manajemen pesawatnya juga bobol," ucap alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen UI ini.
"Keberhasilan Mario ini yang pertama dalam sejarah penerbangan Indonesia," sambung Ridlwan. Menurutnya, kasus ini harus diantisipasi serius oleh pihak pengelola bandara kenapa bisa diterobos.
Menurut Ridlwan, untung saja aksi nekad Mario itu tidak menghalangi roda pendarat keluar dari bodi pesawat. "Jika stuck atau macet, akibatnya fatal sekali, pesawat harus emergency landing tanpa roda pendarat," imbuh Ridlwan. Ahli kontra terorisme ini juga mengingatkan aksi Mario bisa menjadi inspirasi kelompok teroris melakukan serangan.
"Harus segera dilakukan evaluasi menyeluruh ke sistem bandara dan prosedur tambahan sebelum take off," ucap Ridlwan.
Plot serangan teroris dengan sasaran bandara dan pesawat, lanjut Ridlwan sebenarnya sudah diendus Densus 88 sejak pengungkapan jaringan Syaifudin Zuhri (pengebom JW Marriott) pada 2009. Saat itu, Muhammad Syahrir (tewas ditembak) adalah seorang eks teknisi maskapai penerbangan. Syahrir juga diduga sudah berupaya melakukan rekruitmen pada sejumlah orang yang bekerja di lingkup Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Ditambahkan Ridlwan, modus pembajakan pesawat juga pernah dilakukan kelompok Imron pada 1981. Mereka membajak pesawat Garuda dan mendaratkannya di Woyla Thailand. Aksi itu dilumpuhkan Kopassus pimpinan Sintong Panjaitan dalam sergapan tujuh menit.
"Aksi nekad Mario ini banyak memberikan pelajaran untuk aparat keamanan. Stop saling menyalahkan dan segera lakukan evaluasi dan langkah antisipasi," imbuh Ridlwan.
Update :
Quote:
Status FB Mario si Penyusup Roda Pesawat: Terkenal Aku, Mak...
on 08 Apr 2015 at 13:42 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Mario Steven Ambarita, masih berada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten untuk menjalani pemeriksaan. Di tengah pemeriksaan, pria 22 tahun yang menyusup di pesawat Garuda Indonesia penerbangan Pekanbaru, Riau-Jakarta itu sempat-sempatnya meng-update status lewat akun Facebook-nya (FB).
Adalah akun dengan nama Mario Steven Ambarita Part II yang diduga miliknya. Dalam statusnya, dia mengungkapkan rasa sukacitanya telah sampai di Jakarta.
"Mamak aku sekarang di Jakarta. Terkenal aku mak," tulis Mario sekitar pukul 12.38 WIB, Rabu (8/4/2015).
Berdasarkan pantauan lewat akun Facebook-nya, Mario terbilang tak rajin 'berkicau'. Selain posting-an yang mengabarkan dirinya telah sampai di Jakarta itu, status terakhir Mario dibuat pada 22 Desember 2014.
Kala itu dia menyinggung-nyinggung nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Fight melawan Prabowo Subianto Ketua Umum (Gerindra)," tulis Mario.
Selain itu, Mario juga terpantau rajin mem-posting link dari blog motivator kondang Mario Teguh. Ada berbagai macam tulisan Mario Teguh yang dibagikannya lewat FB.
Pria asal Pekanbaru itu tercatat memiliki 123 teman di Facebook. Lewat profilnya, dia diketahui sebagai penggemar pesepak bola Cristiano Ronaldo.
Mario sebelumnya nekat menyusup ke roda pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 177 yang terbang dari Pekanbaru menuju Jakarta. Ketika dibawa petugas dia masih berjalan sambil terhuyung.
Hal ini dikarenakan ia pingsan akibat kekurangan oksigen selama penerbangan. Kepada petugas Mario mengaku nekat menumpang di ruang roda pesawat untuk bertemu Presiden Jokowi. (Ndy/Mut)
Quote:
Mario Bukan Orang Pertama Penyusup di Ban Pesawat Garuda
TEMPO.CO, Tangerang - Aksi nekat menyusup di rongga ban pesawat yang dilakukan Mario Steven Ambarita, 21 tahun, ternyata bukanlah yang pertama di Indonesia. Menumpang pesawat dengan cara mengerikan itu pernah juga dilakukan seorang pria asal Medan, Sumatera Utara.
"Kejadiannya sekitar tahun 1990-an," kata Kepala Bagian Tata Usaha Otoritas Bandara Soekarno-Hatta, Israfulhayat, di kantornya, Rabu, 8 April 2015.
Cara yang dilakukan pria itu juga sama: masuk ke rongga ban pesawat. Israfulhayat tidak bisa merinci secara detail kasus tersebut, "Karena sudah cukup lama kejadiannya," katanya.
Menurut dia, pria itu menyusup di rongga ban pesawat Garuda Indonesia yang terbang dari Bandara Polonia, Medan, ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Sedangkan Mario menyusup masuk ke Bandara Sultan Syarif Hasim II, Riau, dengan cara melompat pagar. Ia kemudian menyusup ke rongga ban pesawat yang saat itu sedang bersiap tinggal landas.
Tiba di Soekarno-Hatta, Mario ditemukan petugas Aviation Security dalam kondisi lemas keluar dari ban pesawat Garuda Indonesia GA I77. Ia kemudian dilarikan ke Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno-Hatta untuk menjalani perawatan. "Di KKP hanya satu jam, ia sehat-sehat saja," kata Israfulhayat.
TEMPO.CO, Tangerang - Aksi nekat menyusup di rongga ban pesawat yang dilakukan Mario Steven Ambarita, 21 tahun, ternyata bukanlah yang pertama di Indonesia. Menumpang pesawat dengan cara mengerikan itu pernah juga dilakukan seorang pria asal Medan, Sumatera Utara.
"Kejadiannya sekitar tahun 1990-an," kata Kepala Bagian Tata Usaha Otoritas Bandara Soekarno-Hatta, Israfulhayat, di kantornya, Rabu, 8 April 2015.
Cara yang dilakukan pria itu juga sama: masuk ke rongga ban pesawat. Israfulhayat tidak bisa merinci secara detail kasus tersebut, "Karena sudah cukup lama kejadiannya," katanya.
Menurut dia, pria itu menyusup di rongga ban pesawat Garuda Indonesia yang terbang dari Bandara Polonia, Medan, ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Sedangkan Mario menyusup masuk ke Bandara Sultan Syarif Hasim II, Riau, dengan cara melompat pagar. Ia kemudian menyusup ke rongga ban pesawat yang saat itu sedang bersiap tinggal landas.
Tiba di Soekarno-Hatta, Mario ditemukan petugas Aviation Security dalam kondisi lemas keluar dari ban pesawat Garuda Indonesia GA I77. Ia kemudian dilarikan ke Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno-Hatta untuk menjalani perawatan. "Di KKP hanya satu jam, ia sehat-sehat saja," kata Israfulhayat.
Update lagi ..
Quote:
Mario si Penyusup Pesawat Garuda Ingin Bahagiakan Orangtuanya
JAKARTA – Pengamat Psikologi Intan Erlita yakin Mario Steven Ambarita nekat menyusup ke ruang roda pesawat Garuda Indonesia hanya untuk membahagiakan orang tuanya. Keyakinan itu muncul dari semua pesan-pesan yang ditulis Mario dalam akun Facebooknya.
“Dari sisi psikologi, saya yakin tujuannya cuma satu. Membahagiakan orang tuanya,” ujar Intan kepada Okezone, Kamis (9/4/2015).
Dalam status facebook-nya sebelum terbang ke Jakarta dengan menyusup ke ruang roda pesawat Garuda, Mario menulis sebuah nasehat untuk temannya.
"Kalau punya cewek ya jangan dicuekinlah, jangan nunggu apa-apa harus cewek duluan," tutur Mario di Faceboo.
Dalam kesempatan yang sama, pria berdarah batak itu menyindir sahabatnya lewat facebook.
"Masih jaman nakal? Sekarang sudah harus berpikir gimana buat orangtua bisa bangga sama kita!!! Bisa bikin orang tua tersenyum itu ibadah di tahun 2015 ini mas bro,” tulis Mario.
Keyakinan Intan bahwa Mario ingin membahagiakan orang tuanya bertambah usai mengetahui pengakuan sang penyusup. Mario mengatakan dirinya ingin ke Jakarta, melihat tempat lahirnya serta mencari kerja.
“Namun di balik itu semua. Benang merahnya adalah ia nekat karena memendam sesuatu. Dan saya yakin itu untuk membahagiakan orang tuanya. Cuma caranya salah,” ucapnya.
Intan menambahkan, meski dikritik, status Mario usai diperiksa petugas di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, seolah mempertegas bahwa ia hanya ingin membahagiakan orang tuanya. Status Mario itu adalah Mamak aku sekarang dah di Jakarta. Terkenal aku sekarang mak.
“Status itu dikritik. Tapi pesan yang saya tangkap tetap dia ingin membahagiakan orang tuanya,” pungakas Intan.
[URL="Sumber"]http://news.okezone.com/read/2015/04/08/337/1131181/mario-si-penyusup-pesawat-garuda-ingin-bahagiakan-orangtuanya[/URL]
JAKARTA – Pengamat Psikologi Intan Erlita yakin Mario Steven Ambarita nekat menyusup ke ruang roda pesawat Garuda Indonesia hanya untuk membahagiakan orang tuanya. Keyakinan itu muncul dari semua pesan-pesan yang ditulis Mario dalam akun Facebooknya.
“Dari sisi psikologi, saya yakin tujuannya cuma satu. Membahagiakan orang tuanya,” ujar Intan kepada Okezone, Kamis (9/4/2015).
Dalam status facebook-nya sebelum terbang ke Jakarta dengan menyusup ke ruang roda pesawat Garuda, Mario menulis sebuah nasehat untuk temannya.
"Kalau punya cewek ya jangan dicuekinlah, jangan nunggu apa-apa harus cewek duluan," tutur Mario di Faceboo.
Dalam kesempatan yang sama, pria berdarah batak itu menyindir sahabatnya lewat facebook.
"Masih jaman nakal? Sekarang sudah harus berpikir gimana buat orangtua bisa bangga sama kita!!! Bisa bikin orang tua tersenyum itu ibadah di tahun 2015 ini mas bro,” tulis Mario.
Keyakinan Intan bahwa Mario ingin membahagiakan orang tuanya bertambah usai mengetahui pengakuan sang penyusup. Mario mengatakan dirinya ingin ke Jakarta, melihat tempat lahirnya serta mencari kerja.
“Namun di balik itu semua. Benang merahnya adalah ia nekat karena memendam sesuatu. Dan saya yakin itu untuk membahagiakan orang tuanya. Cuma caranya salah,” ucapnya.
Intan menambahkan, meski dikritik, status Mario usai diperiksa petugas di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, seolah mempertegas bahwa ia hanya ingin membahagiakan orang tuanya. Status Mario itu adalah Mamak aku sekarang dah di Jakarta. Terkenal aku sekarang mak.
“Status itu dikritik. Tapi pesan yang saya tangkap tetap dia ingin membahagiakan orang tuanya,” pungakas Intan.
[URL="Sumber"]http://news.okezone.com/read/2015/04/08/337/1131181/mario-si-penyusup-pesawat-garuda-ingin-bahagiakan-orangtuanya[/URL]
Foto2 Mario..
Spoiler for Foto1:
oto2 nya..
Spoiler for Foto2:
Spoiler for Foto3:
Spoiler for Foto4:
Sumber
Ane Jangan ya Gan...
Kalo Ane terima dengan senang hati
Kalo Ane terima dengan senang hati
Alhamdulillah ada yang ngelempar Ane Makasih ya Gan..
.
Spoiler for Cendol:
0
113.5K
Kutip
1.3K
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan