Tahukah kamu, kemungkinan besar, yang menghambat kamu itu pemikiran-pemikiran dan pola pikir kamu?
Menjadi ‘kaya’ tidak hanya seputar memiliki materi, tetapi juga sejauh mana pola pikir atau mindset kita juga ‘kaya’.Ini yang sering disebut dengan abundance mentality — mentalitas yang berkelimpahan. Sering kali kita mendengar banyak orang yang ingin menjadi kaya, tetapi akhirnya sulit mendapatkan banyak kekayaan, karena pola pikirnya belum ikut kaya. Maksudnya apa?
Pola pikir itu apa? Pola pikir, atau yang sering disebut dengan mindset itu adalah cara kita menyikapi segala sesuatu yang dihasilkan dari kumpulan pemikiran dan kepercayaan. Artinya, semua pengalaman dan informasi yang telah kita kumpulkan secara sadar dan tidak sadar dari kecil itu membentuk pola pikir kita — yang akhirnya juga membentuk pemikiran, tindakan, persepsi dan respon terhadap segala hal. Tergantung dari apa yang kamu pikirkan, rasakan dan lakukan, pola pikir bisa berubah. (Duh berat!)
Quote:
Intinya — kalau kita gak hati-hati, pola pikir/mindset kita itu ‘terbentuk’ dari lingkungan, dan bukan kita sendiri yang dengan sengaja embentuknya.
Gitu lho.
Quote:
Abundance thinking vs. Scarcity thinking.
Quote:
Abundance thinking= trust based thinking. Dimana kita percaya bahwa kita tidak pernah kekurangan, selalu hidup berkecukupan. Gak hitung-hitungan. Gak pamrih.
Kebalikannya…
Quote:
Scarcity thinking= fear based thinking. Dimana rasa takut menjadi acuan pemikiran kita. Bahwa nanti bisa kehabisan. Bahwa gak akan cukup.
Contohnya scarcity thinking seperti apa?
Semua itu permanen: “Ya emang seperti itu keadaannya, gak mungkin berubah.”
Selalu menggunakan bahasa yang melimitasi diri: “Saya gak bisa, Saya gak punya cukup, Gue bokek, Gue tak tau mesti ngapain”
Sulit melihat orang lain sukses. Merasa kalau orang lain sukses, diri kita yang kalah. Cenderung iri. Padahal ketika kita iri, itu artinya kita percaya bahwa apa yang dicapai orang lain itu tidak bisa kita capai.
Semua dikumpulin. Sampai rumahnya penuh. Sulit menyisihkan barang. Semua menjadi sentimental.
Sulit menerima. Dari menerima pujian, hadiah, kebaikan, juga meremehkan achievement. Jadi kalau dipuji jawabnya, “Ah enggak kok, biasa aja…” “Duh gak usah repot-repot.”
Melakukan gestur yang menunjukkan rasa ‘kurang’. Ngasih tips dibawah standar. Mencuri. Menipu. Menutup- nutupi sesuatu. Termasuk pelit ilmu. Takut idenya dicuri orang lain. Takut orang lain lebih jago dari kita. Takut orang lain lebih diuntungkan dari kita. Takut kehabisan jadi pas ada buffet makanannya dibungkusin semua. Mencari jalan pintas.
*jleb* ternyata selama ini banyak pemikiran-pemikiran gue yang masih scarcity.
Contohnya:
Teman mau pinjem buku aja gue suka gak rela, takut hilang. Karena beberapa kali memang hilang. Trus buku kan mahal. Ternyata gue masih hitung-hitungan ya….
Terkadang kesel kalo memesan sesuatu tetapi yang diinginkan gak ada. Di saat itu merasa dirugikan. Padahal kalau gak ada mungkin sebenarnya gue sedang diarahkan ke yang lebih baik, tapi gue malah kesyel.
Terkadang suka ada rasa negatif ketika membaca socmed orang-orang yang sedang menggemborkan nasib baiknya. Eh ternyata itu iri ya. Yang artinya gue sedang percaya bahwa gue gak bisa mencapai itu. Scarcity. Damn!!!!
Life will mirror the same beliefs back to you.
Di sini kita diajak untuk mempertanyakan kembali apa yang kita percayai. Karena apa yang kita percaya akan kembali ke kita. Jadi, kalau kita percaya, “hidup itu susah” maka hidup kita akan susah terus. Kalau kita percaya “kita gak pantas dapat pujian” maka kita akan jarang dapat pujian.
What’s your habit?
Sekarang pertanyaannya, dalam berfikir, yang mana yang sudah menjadi kebiasaan kita? Kalau kita sudah sadar kebiasaan yang mana yang melimitasi diri kita, maka kita bisa mengubah kebiasaan tersebut. Gak mudah. Gak dalam 1 hari berubah. Tetapi bisa.
Quote:
Until a person can say deeply and honestly: “I am what I am today because of the choices I made yesterday” that person cannot say, “I choose otherwise.” – Steven Covey
Apa langkah pertama mengubah habit?
Well, ngaku dulu ke diri sendiri bahwa semua yang telah terjadi dalam hidup gue itu sebenarnya karena hasil pilihan gue di masa lalu. Bukan malah menyalahkan situasi, keadaan dan orang lain. Selama kita masih menyalahkan orang lain, gak mungkin bisa berubah. Karena kontrol masih ada di tangan orang lain.
Mengapa Abundance Mentality menjadi penting?
Karena pola pikir mempengaruhi pemikiran, pemikiran mempengaruhi emosi, emosi mempengaruhi tindakan, dan tindakan mempengaruhi hasil. Jadi, kalau kita tidak puas dengan hasil yang kita peroleh, yang kita ubah adalah pola pikir kita. Biasanya yang kita ubah tindakannya. Tetapi apa gunanya melakukan sesuatu kalau kita tidak percaya hal tersebut? Akhirnya hasilnya toh juga tidak maksimal.
You become what you believe.
Apa yang kita percayai akhirnya menjadi kenyataan. Jadi tanyakan ke diri sendiri, belief kita itu limiting atau empowering? Dan abundance mentality didasari oleh empowering beliefs.
Selalu merasa diuntungkan.
Kalau saya ditanya bagaimana menafsirkan ‘Abundance Mentality’ jawaban saya sederhana.. untuk selalu merasa diuntungkan apapun yang terjadi. Saya beruntung kalau orang lain lebih sukses dari saya, karena berarti saya juga bisa sukses. Saya beruntung kalau ada yang mencuri dari saya berarti saya memiliki sesuatu yang diinginkan orang lain. Lucunya, begitu selalu me-RASA diuntungkan, semakin banyak hal-hal yang datang yang memperkuat RASA untung ini.
Gue suka sekali konsep ini. Sederhana, tetapi POWERFUL. Akhirnya sekarang setiap kali memikirkan atau merasakan sesuatu gue berhenti dan bertanya: itu pemikiran Abundance atau Scarcity?
Quote:
Pengalaman agan seputar Abundance Mentality seperti apa?
share di komentar yaaa, thank you!
Quote:
SUMBER?
Tulisan pribadi yang sudah lebih dulu dipublikasikan disini
Terimakasih atas apresiasi dan rate 5-nya Agan/Sista semua
Thanks to Mimin/Momod yang menjadikan ini HT
Ini thread ke-Empat theunlearnid yang jadi hot thread,
semoga bermanfaat, bisa sama-sama dapat pembelajarannya
dan bisa punya mental abundance juga yaaa!
ane dulu ngalamin kira-kira sewaktu pertama kali masuk dunia kerja dari pengangguran,
dulu ane punya pikiran, bahwa fresh graduate di Jakarta itu nyari kerja susah, gaji kecil..
alhasil, ane dapet duit dari kerja pertama ya pas-pasan.
ane ngeliat temen ane yg fresh graduate jg tapi langsung bisa punya posisi penting di perusahaannya (marketing/sales, at least dia udah selevel manager area lah) , padahal IPK sama lah ga beda jauh2 amat.
dari situ ane langsung rubah mindset, dia aja bisa, kenapa gw engga??,
alhasil dari situ gw netapin gw resign ga mau perpanjang kontrak kerja outsourcing gw, lalu gw dapet interview kerja sama orang korea langsung dengan gaji dollar,
dari situ gw ngerasa pikiran gw makin kebuka.
dari pikiran terbuka itu dan pengalaman kerja dengan orang luar negri, toh ternyata orang korsel aja ga pinter2 amat kok (imho, dan bukannya ngeremehin, dan mungkin yg kerja sama gw aja,), intinya gw ngerasa gw bisa lebih dari mereka, gw punya kemampuan yg emang bisa lebih dari mereka, kenapa nasib gw di bawah mereka?
alhasil gw coba2 lamar dengan posisi manager (pengalaman kerja dua tahun , udah pindah di 3 perusahaan yg berbeda2), disitu ane di-interview dengan cara yg ga biasa gan, interview datengin usernya langsung orang India di kamar hotelnya yg lagi transit di Jakarta lah, Video conference dengan G.M langsung, yg ketiga interview teleconference dari Swiss dan India. alhamdulillah ane keterima di perusahaan Asing, walaupun harus mengorbankan ga bisa deket dengan keluarga karena lain pulau.
gw banyak terima kasih ama temen ane yg di atas gan. Gimana caranya menghadapai orang lain agar mereka "menganggap" bahwa kita punya potensi besar. Dibilang bohong sih engga, tapi rasa percaya diri a.k.a confidence kita harus kita buat tinggi gan, tapi ya harus secara jujur menempatkan pengetahuan dan kemampuan yg kita punya.
tips dari ane :
1. punya rival. (saingan sehat), untuk menjadi benchmark kita. bukan ga mensyukuri yg ada, tapi pemacu kita tuk berusaha lebih keras lagi,
2. open minded. Ibaratnya, gimana kita bisa isi gelas kita, kalo gelas kita masih penuh? jadi kalau ketemu hal baru, terima dengan antusias dengan pikiran siap menerima informasi tersebut.
3. Jadi pendengar yg baik. Terima saran dan kritik. Ini hal yg bisa ngebuat agan jadi "orang besar" dibandingkan yg lain.
4. waduh sori kalo gw jadi curhat. hehe
Quote:
Original Posted By Ramadilah►Berbagi pengalaman gan.
Kalo ane dulu waktu masih sekolah setiap berangkat les hujan deres ane tetep berangkat gan, dalam hati ane yakin pengorbanan ini bakal kebayar suatu saat. Sama waktu ane memutuskan minta ikut bimbingan masuk salah satu ikatan dinas, ane selalu yakin gapapa ane sekarang ga bisa nonton tv karena di kosan g ada, makan cuma seadanya kemana" jalan kaki. Ane yakin semua bakal terbayarkan.
Alhamdulillah gan atas izin Allah SWT cita-cita ane dikabulkan, dan sekarang terkadang ane berpikir maka anugerah Allah SWT mana lagi yang dapat ane dustakan.
Pengalaman lain baru tahun kemaren gan, kamar kos ane kemasukan maling barang-barang ane banyak ilang gan. Ane pertama sebenernya kaya ga terima jg, tp ane pikir mungkin Allah SWT sedang membersihkan rejeki ane. Syukur Alhamdulillah rejeki lain berdatangan, pertama bantuan dari temen" ane, dapet HP gratis dari kuis Kaskus, dapet HP gratis dari Telkomsel dan masih byk rejeki yang ane pikir g bisa dirupiahkan.
Ane percaya gan "kita adalah apa yang kita pikirkan"
Cuma numpang share pengalaman agar kita semua selalu berpikir positif, ane juga masih terus belajar gan.
Quote:
Original Posted By emoiy►Yak ane pernah mengalami, pengalaman paling berkesan adalah waktu lagi ngerjain skripsi
Ane suka banget bantuin temen2, kalo ada yang mau ambil data, temen g punya kendaraan, ane bantuin, terus kalo ada yang sulit buat analisa data, ane juga bantuin,
pokoknya ane berusaha buat sebanyak mungkin bantu temen. Ya ane g punya tendensi apa2, cm apa yang ane dapat setelahnya,,,,
1. waktu ane sendiri ngelakuin skripsi, alhamdulillah selalu dilancarkan
2. waktu ane kerja di kalimantan, g ada saudara, g ada siapa2, kos jauh dari kantor, eh ada aja temen kerja yang ngasih tebengan, n jemputin tiap hari dari kos, terus ke kantor bareng
3. kalo ane lagi g ada duit, ada aja hasil keringat yang datang di saat yang tepat.
itu sih apa yang sekrang udah ane dapet n ane inget, selebihnya buanyak banget,
so, semoga ini bisa jadi salah satu sharing yang bermanfaat
Quote:
Original Posted By Acinz►Konsep abundance mentality ini sangat menarik. Izinkan newbie ini buat ikut berargumen dan melengkapi ya guys
Sebagian besar scarcity yg agan sebutkan itu bersifat innate, alias sudah trbentuk dari dalam diri sndiri, baik melalui pola asuh orang tua ataupun lingkungan. Ada pula yang memang sudah menjadi watak. Dan hal ini sulit untuk dirubah, contohny tipe org yg pesimis , tidak akan mudah untuk berubah jadi org yg memiliki konsep abudance mentality tersebut. Mau diberikan berkali2 sugesti, nasihat, wejangan dll pun mungkin akan bertahan satu sampai 2 hari saja, setelah itu akan kembali ke perwatakan innateny semula. Namun bukan tidak bisa, BISA! Dengan apa? Dengan pengalaman hidup. Ini adalah sebuah fase perubahan nilai dan mindset dalam diri kita melalui proses waktu yg tidak sebentar.
Banyak role model dan motivator terkenal yg kita yakini punya mindset abundance mentality. Tapi tidak semuany memang bawaan, ada yg mendapatkanny dari ibadah, ad yg dari pengalaman hidup, ada yg dari pola asuh org tua dari kecil hingga dewasa dan berbagai faktor lainnya.
Lalu bagaimana yg memang sudah terbentuk scarcity mindset? Tentuny jika disuruh memilih maka semua org ingin memiliki positive mind dalam semua hal dan abundance mental itu sndiri. Namun faktanya banyak juga toh yang punya scacity mind. Apakah dgn memiliki scarcity mindset lalu tidak akan sukses? Tidak akan bahagia? Mungkin itu yg sering jadi pertanyaan
Dan jawaban subjektif ane adalah Belum tentu.
Buat agan - agan yg merasa punya mindset scarcity mentality ga usah takut gan. Ga ush menjudge diri agan dgn pernyataan what you believe is what you are tomorrow. Semuany ada prosesnya. Mindset pun bisa berubah seiring kehidupan yg agan jalanin. Mungkin agan ada yg berpikir, bisa ga ya saya sukses? Bisa ga ya saya punya keluarga bahagia nantinya? Bisa ga ya saya hidup berkecukupan nanti? Dan saya tekankan pada Agan yg punya mental scarcity bahwa agan tetap bisa ! Quotesny yg bagus yg dapat diterima oleh scarcity minded supaya menjadi positif adalah seperti ini :
"Apa yg anda yakini belum tentu yg akan terjadi". Quotes ini berlawanan dgn abundance mental namun akan bermanfaat bagi scarcity mentality. Jadi agan takut gagal? Maka jawabanny akan jadi belum tentu gagal, anda tkt miskin nanti? Jwbnny anda belum tentu miskin. Anda merasa tidak bisa? Jawabanny adalah belum tentu anda tidak bisa. Karena apa yg anda pikirkan dan yakini toh blum tentu terjadi demikian. Akhir kata jangan lupa mengucap syukur ya gan, karena rasa syukur akan menutupi iri hati, dengki, keputusasaan dan ketidakbahagiaan.
Sori kalo kepanjangan dan bikin pusing. Ane ga jago merangkai kata gan hahaha.
Quote:
Original Posted By OMSanda►kalo ane punya cerita tentang POLA PIKIR .. yaitu ane dengan matematika
dulu ane berpikir scarcity think tentang pelajaran matematika gan.. entah kenapa ane takut dengan namanya pelajaran math.. jadi sampe takut ke guru gurunya
nih poin poin yg ditulis TS bener banget~
What’s your habit?
dulu 'kebiasaan' ane itu nganggep kalo matematika itu SUSAH!! ribet!!! dll dah nah dalam suatu saat ane bener2 mau ngerubah 'mindset' tentang matematika itu.. ane berpikir kalo matematika itu asyik banget setelah ane bisa ngerjain yg dulu ane bilang sulit
Mengapa Abundance Mentality menjadi penting?
Karena pola pikir mempengaruhi pemikiran!!!
bener banget.. setelah itu ane dapetin bahwa selama ini ane salah belajar matematika .. ane belajar ga dari konsep.. dari situ ane belajar dari konsep.. dan bener aja.. waktu itu ane baca artikel KALO MATEMATIKA MENGUBAH POLA PIKIR KITA JADI SISTEMATIS DAN TERSTRUKTUR.. ane jadi lebih cepet nanggepin sesuatu, jawab, dan konsentrasi ane lebih ningkat
You become what you believe.
pas ane baca artikel itu ane merasa agak ragu.. tapi setelah sekian lama ane yakinin.. dan bener aja.. apa yg ane rasain terjadi karena ane percaya hal tentang matematika bisa ngerubah pola pikir
Selalu merasa diuntungkan.
ane MERASA BERUNTUNG kalo lagi belajar matematika itu SALAH? why? karena dengan salah ane bisa menganalisa dan mempelajari lagi materi itu agar saat di test ane lancar ngerjain dan tidak lupa konsepnya~