mnaridiatasawanAvatar border
TS
mnaridiatasawan
(JAWABAN UNTUK PARA SINGLE !!!) -->> Landak Ini Jadi Teman Jomblo pada Malam Hari
TEMPO.CO, Jakarta - Akan ada dua pertanyaan ketika menceritakan landak mini ke orang lain: apakah mereka berbahaya atau betulkah dia ini yang membintangi video game terpopuler pada awal 1990-an, Sonic the Hedgehog? Jawaban pertama tidak, dan jawaban yang kedua adalah benar. Mereka menggulung menjadi bola berduri ketika merasa terancam—seperti Sonic.

Popularitas landak mini memang dimulai lewat video game tersebut. Bahkan aksi landak biru yang berlari dengan kecepatan supersonik dan menjadi bola untuk menyerang musuh-musuhnya itu dijadikan film kartun. Hal itu kemudian memicu orang mencari tahu.

Memelihara hedgehog (sebutan landak mini di luar negeri) menjadi tren di Amerika, Eropa, dan Asia juga didorong fakta bahwa perawatan mereka tidak serepot anjing atau kucing pada era 1990-an. Di Tacoma, Washington, Amerika Serikat, kontes landak mini tercatat pertama kali diadakan pada 22 Oktober 1995. Di Indonesia, landak mini mulai populer pada 2000-an akhir. "Booming tahun 2007," kata Jenny Majo, salah satu pemelihara landak mini, saat ditemui Senin lalu, 30 Maret 2015 di rumahnya, di kawasan Sunter, Jakarta Utara.

Menurut dia, Internet juga memicu landak mini menjadi hewan peliharaan yang disukai orang, termasuk di Indonesia. Itu sebabnya, pemilik tanpa henti mengunggah landak yang bermoncong seperti babi itu di media sosial, sebut saja Facebook, Instagram, YouTube, atau Tumblr. "Dulu harganya masih murah. Saat ini, Rp 250 ribu sampai Rp 600 ribu," ujar Jenny.

Jenny menambahkan, landak mini sesuai dengan gaya hidup pekerja kantoran yang pulang pada malam hari. Sebab, si mungil aktif pada malam hari alias nokturnal. Sepulang dinas sebagai staf pemasaran di perusahaan bidang telepon seluler, Jenny hampir selalu menemui Pepito—nama landak peliharaannya yang berjenis salt and pepper. Pepito berwarna putih susu dengan hidung berwarna merah muda.

Hewan sebesar bola tenis ini tampak begitu jinak di tangan wanita berusia 40 tahun itu. Saking jinaknya, Pepito tidak ngebuntel (tight ball) ketika berada di telapak tangannya. "Jika mereka menyukai kamu, duri itu akan berbaring dan mereka mengeluarkan suara deritan nguik," katanya. Pepito pun tampak menikmati ketika sedang dipeluk dan diajak main oleh Jenny.

Di alam liar, landak memang aktif berkeliaran ratusan meter untuk mencari makan pada malam hari. Itu sebabnya, si pemilik perlu mengajaknya bermain keluar dari kandang untuk sekadar main-main. Jika tidak, kata Jenny, mereka bisa mengalami depresi.

Interaksi sepulang kerja ini yang, menurut Regent Sea, penyuka landak mini lainnya, diingat betul oleh si landak. Menurut dia, landak bisa mengenali si pemilik dengan baik. Sebagai makhluk nokturnal, mereka bisa merekam kegiatan si pemilik setiap kali pulang ke rumah. "Mereka merekam dengan penciuman dan pendengaran," kata Regent, yang sedang bertamu di rumah Jenny.

Kebiasaan nokturnal ini yang membuat mereka menarik bagi pekerja modern karena mereka bangun pada malam hari ketika pemiliknya tiba di rumah setelah seharian bekerja di kantor. Landak mini juga tidak berisik sehingga tidak mengganggu tetangga. "Mereka juga kecil sehingga bisa dibawa ke mana-mana," ucap Jenny.

Sifat landak yang hidup menyendiri atau soliter juga menguntungkan si pemilik. Artinya, Anda bisa memelihara landak satu ekor saja. Dan jangan takut landak akan merasa kesepian atau mencoba kabur. "Perlu diketahui, mereka justru tidak suka bersama-sama dalam satu kandang, lebih suka menjomblo," kata Ryan Fernandes, sahabat Jenny dan Regent, yang juga memelihara landak mini, tertawa.

Yang pasti, Jenny melanjutkan, di alam liar, landak mini akan bertemu dengan sebangsanya yang lain pada musim kimpoi untuk mencari pasangan. "Termasuk genit juga dia. Setelah urusan ‘ramah-tamah’ selesai, mereka akan berpisah lagi," katanya.

Peredaran landak mini sekarang sudah tak terbatas di kalangan hobbies. Di dunia maya, mereka banyak diperjualbelikan tanpa aturan, yang menurut Jenny, menimbulkan ancaman serius terhadap si landak karena si pemilik tidak mengerti cara memeliharanya.

Landak mini bukan binatang asli Indonesia. Penggemarnya memelihara landak mini yang habitat aslinya adalah Eropa, Afrika, atau Cina. Tak aneh jika jenis landak mini di sini juga terbatas, seperti salt and pepper, alterix abreventris, atau African pymgy hedghehog.

SUMBER: http://www.tempo.co/read/news/2015/0...ada-Malam-Hari

Ini baru asyiiiik

emoticon-Blue Guy Cendol (S) emoticon-Blue Guy Cendol (S) emoticon-Blue Guy Cendol (S)
1
2.8K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan