- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Puan Gantikan Mega? Jam Terbangnya Dipertanyakan


TS
User telah dihapus
Puan Gantikan Mega? Jam Terbangnya Dipertanyakan
JUM'AT, 03 APRIL 2015

TEMPO.CO, Jakarta: Kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan akan digelar April ini. Trah Sukarno disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk mengisi pucuk pimpinan partai banteng itu.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto, mengatakan PDIP tidak bisa memaksakan trah Sukarno yang menjadi figur pemimpin partai. Menurut dia, PDIP sebagai institusi partai modern harus memberikan kesempatan dan hak yang sama terhadap semua kader.
"Kalau masih menggunakan trah, ada feodalisasi politik," ujar Gun Gun saat dihubungi, Rabu, 1 April 2015. Dia berharap PDIP mempertimbangkan proses penguatan kelembagaan dan kekuatan figur untuk keberhasilan regenerasi.
Menurut dia, PDIP harus mengedepankan kompetisi yang sehat dan tanpa paksaan. Aturan dan mekanisme organisasi harus memungkinkan kadernya untuk berkompetisi. "Rivalitas itulah konsekuensi dari demokrasi," ujarnya.
Dia tak meragukan potensi trah Sukarno dalam memimpin partai. Namun, Megawati Soekarnoputri yang selama ini menahkodai PDIP bukan semata-mata karena trah Sukarno.
Menurut Gun Gun, Mega mempunyai kompetensi untuk menjadi pucuk pimpinan partai. "Dia jadi lem perekat kader," ujarnya. Bahkan, Gun Gun menilai peran Mega sangat sentral dan teruji di bawah tekanan berbagai rezim.
Adapun anak-anak Mega seperti Puan Maharani dan Prananda Prabowo masih harus banyak belajar. Puan, kata dia, masih butuh jam terbang sebagai pemimpin melalui jabatannya yang diemban sekarang yakni Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia. "Puan dan Prananda punya peluang. Tapi jangan mengesampingkan figur-figur lain," ujarnya.
Gun Gun pun merujuk hasil sigi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) bahwa ternyata kandidat di luar trah Sukarno masih diinginkan. Dari 467 Dewan Pimpinan Cabang yang diwawancara oleh CSIS, memang sebanyak 320 DPC atau 68,5 persen masih menginginkan Megawati menjadi ketua umum periode 2015-2019.
Sisanya, nama-nama yang dianggap layak menjadi pemimpin PDIP yakni presiden Joko Widodo dengan suara 76 DPC atau 16,3. Ada pula Ganjar Pranowo 14 DPC atau 3 persen, Pramono Anung dipilih 11 DPC atau 2,4 persen, serta Puan Maharani sebanyak 25 DPC atau 5,4 persen. "Artinya, suara Mega tidak menguasai pucuk pimpinan di PDIP," ujar Gun Gun.
LINDA TRIANITA
Source:
http://www.tempo.co/read/news/2015/0...-Dipertanyakan


TEMPO.CO, Jakarta: Kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan akan digelar April ini. Trah Sukarno disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk mengisi pucuk pimpinan partai banteng itu.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto, mengatakan PDIP tidak bisa memaksakan trah Sukarno yang menjadi figur pemimpin partai. Menurut dia, PDIP sebagai institusi partai modern harus memberikan kesempatan dan hak yang sama terhadap semua kader.
"Kalau masih menggunakan trah, ada feodalisasi politik," ujar Gun Gun saat dihubungi, Rabu, 1 April 2015. Dia berharap PDIP mempertimbangkan proses penguatan kelembagaan dan kekuatan figur untuk keberhasilan regenerasi.
Menurut dia, PDIP harus mengedepankan kompetisi yang sehat dan tanpa paksaan. Aturan dan mekanisme organisasi harus memungkinkan kadernya untuk berkompetisi. "Rivalitas itulah konsekuensi dari demokrasi," ujarnya.
Dia tak meragukan potensi trah Sukarno dalam memimpin partai. Namun, Megawati Soekarnoputri yang selama ini menahkodai PDIP bukan semata-mata karena trah Sukarno.
Menurut Gun Gun, Mega mempunyai kompetensi untuk menjadi pucuk pimpinan partai. "Dia jadi lem perekat kader," ujarnya. Bahkan, Gun Gun menilai peran Mega sangat sentral dan teruji di bawah tekanan berbagai rezim.
Adapun anak-anak Mega seperti Puan Maharani dan Prananda Prabowo masih harus banyak belajar. Puan, kata dia, masih butuh jam terbang sebagai pemimpin melalui jabatannya yang diemban sekarang yakni Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia. "Puan dan Prananda punya peluang. Tapi jangan mengesampingkan figur-figur lain," ujarnya.
Gun Gun pun merujuk hasil sigi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) bahwa ternyata kandidat di luar trah Sukarno masih diinginkan. Dari 467 Dewan Pimpinan Cabang yang diwawancara oleh CSIS, memang sebanyak 320 DPC atau 68,5 persen masih menginginkan Megawati menjadi ketua umum periode 2015-2019.
Sisanya, nama-nama yang dianggap layak menjadi pemimpin PDIP yakni presiden Joko Widodo dengan suara 76 DPC atau 16,3. Ada pula Ganjar Pranowo 14 DPC atau 3 persen, Pramono Anung dipilih 11 DPC atau 2,4 persen, serta Puan Maharani sebanyak 25 DPC atau 5,4 persen. "Artinya, suara Mega tidak menguasai pucuk pimpinan di PDIP," ujar Gun Gun.
LINDA TRIANITA
Source:
http://www.tempo.co/read/news/2015/0...-Dipertanyakan



0
773
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan