- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Trik Sehat Warga Lereng Gunung Berapi, Meminum Air Hujan Berionisasi


TS
kyeesoer
Trik Sehat Warga Lereng Gunung Berapi, Meminum Air Hujan Berionisasi


Quote:
Spoiler for Air Hujan:

INTRO
Assalamualaikum. Air merupakan kebutuhan vital bagi manusia. Manusia pasti membutuhkan air untuk aktivitas sehari-hari. Salah satu air yang kita bahas kali ini adalah air hujan. Ternyata orang-orang di lereng Gunung Merapi suka meminum air hujan. Penasaran? Check This Out
Quote:
Minum Air Hujan Berionisasi, Trik Sehat Warga Lereng Gunung Merapi
Spoiler for Gunung Merapi:

Gunakan air hujan untuk minum, mungkin itu terasa aneh. Tapi siapa sangka budaya minum air hujan telah dipraktekkan warga lereng Merapi.
Bukan berarti air hujan langsung diminum, tapi perlu proses 'ionisasi' menggunakan dua bejana yang berhubungan lalu dialiri listrik searah atau DC selama enam hingga 10 jam.
Ini akan menghasilkan air basa dengan tingkat pH (potential of Hydrogen) 8-9 dan jumlah zat padat terlarut atau total dissolved solid (TDH) 50 part per million.
"Untuk air yang sifatnya basa sangat jernih, kalau dikonsumsi enak di lidah, terasa bisa lebih sehat, stamina meningkat," rohaniawan V Kirjito di Bantara Budaya Jakarta, Selasa (31/3/2015).
Bahkan, kata dia keringat, urine, tinja dan mulut tidak bau. Sisa metabolisme tubuh tidak sampai membusuk di dalam tubuh sudah dikeluarkan.
Walaupun air hujan yang diionisasi lebih dahulu itu tidak perlu dimasak, tapi jika belum yakin tidak masalah.
Bagaimana dengan bakteri dalam air hujan? Kirjito mengatakan, saat air hujan mempunyai pH diatas 8 bakteri ecoli mati. "Air hujan sebenarnya tidak disukai bakteri karena bersih murni dan rendah mineral," katanya.
Kalaupun airnya terkontaminasi kemungkinan disebabkan oleh bakteri pencemaran yang ada di penampungan.
Kirjito mengakui memang tidak mudah memberikan pemahaman utamanya di masyarakat perkotaan tentang air hujan ini. Mengapa?
"Sampai saat ini masih ada anggapan air dalam tanah itu lebih bersih dibandingkan air hujan. Padahal sebenarnya di tanah terlarut segala racun kotoran sampah baik di darat maupun dari udara ketika hujan datang," katanya.
Pengecekan yang dilakukan Kirjito menemukan air yang berada di kedalaman 10-20 meter
tercemar. Menggunakan alat Todal Dissolved Solid (TDS) meter, susah ditemukan air tanah yang angkanya bisa di bawah 50 miligram per liter.
"Padahal WHO merekomendasikan standar layak air minum adalah maksimal 50 mg/liter. Air hujan hanya 20-30 mg/liter," katanya.
Bukan berarti air hujan langsung diminum, tapi perlu proses 'ionisasi' menggunakan dua bejana yang berhubungan lalu dialiri listrik searah atau DC selama enam hingga 10 jam.
Ini akan menghasilkan air basa dengan tingkat pH (potential of Hydrogen) 8-9 dan jumlah zat padat terlarut atau total dissolved solid (TDH) 50 part per million.
"Untuk air yang sifatnya basa sangat jernih, kalau dikonsumsi enak di lidah, terasa bisa lebih sehat, stamina meningkat," rohaniawan V Kirjito di Bantara Budaya Jakarta, Selasa (31/3/2015).
Bahkan, kata dia keringat, urine, tinja dan mulut tidak bau. Sisa metabolisme tubuh tidak sampai membusuk di dalam tubuh sudah dikeluarkan.
Walaupun air hujan yang diionisasi lebih dahulu itu tidak perlu dimasak, tapi jika belum yakin tidak masalah.
Bagaimana dengan bakteri dalam air hujan? Kirjito mengatakan, saat air hujan mempunyai pH diatas 8 bakteri ecoli mati. "Air hujan sebenarnya tidak disukai bakteri karena bersih murni dan rendah mineral," katanya.
Kalaupun airnya terkontaminasi kemungkinan disebabkan oleh bakteri pencemaran yang ada di penampungan.
Kirjito mengakui memang tidak mudah memberikan pemahaman utamanya di masyarakat perkotaan tentang air hujan ini. Mengapa?
"Sampai saat ini masih ada anggapan air dalam tanah itu lebih bersih dibandingkan air hujan. Padahal sebenarnya di tanah terlarut segala racun kotoran sampah baik di darat maupun dari udara ketika hujan datang," katanya.
Pengecekan yang dilakukan Kirjito menemukan air yang berada di kedalaman 10-20 meter
tercemar. Menggunakan alat Todal Dissolved Solid (TDS) meter, susah ditemukan air tanah yang angkanya bisa di bawah 50 miligram per liter.
"Padahal WHO merekomendasikan standar layak air minum adalah maksimal 50 mg/liter. Air hujan hanya 20-30 mg/liter," katanya.
Spoiler for V. Kirjito:

Ini adalah Bapak Kirjito, orang yang meneliti kandungan air hujan setelah diionisasi
Sumber Artikel: Tribun Sehat
Recommend for Hot Thread: Rec for HT
Quote:
Nah, itulah tadi artikel tentang Minum Air Hujan Berionisasi, Trik Sehat Warga Lereng Gunung Merapi. Apakah setelah baca thread ini anda jadi ingin mencobanya di rumah? Maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan, Wassalamualaikum!
Diubah oleh kyeesoer 01-04-2015 12:56
0
1.2K
Kutip
6
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan