- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ini Kesaksian Sopir Transjakarta yang Dibentak Polisi


TS
sdia
Ini Kesaksian Sopir Transjakarta yang Dibentak Polisi
Quote:

JAKARTA, KOMPAS.com — Sopir bus transjakarta yang dimarahi polisi lalu lintas Bripka M, Jajang, mengaku tidak ditilang. Ia menjelaskan, insiden yang ramai di media sosial itu kesalahpahaman saja.
Jajang mengaku tidak ditilang, tetapi hanya dibawa ke Kantor Subdit Penegakan Hukum (Gakkum) Ditlantas Polda Metro Jaya, Pancoran, Jakarta Selatan. Dia juga mengaku tidak menyerempet pengendara sepeda motor.
"Saya dikatakan ditilang, itu tidak benar. Ada kabar saya serempet motor, itu pun tidak benar. Saya berada di busway. Di sebelah kanan ada motor sehingga saya mengarahkan bus sedikit ke kiri. Kemudian, dari belakang ada motor. Setelah itu, saya diberhentikan karena atas laporan pengendara motor tersebut, tetapi sudah diselesaikan dan clear dan kami pun diarahkan komandannya untuk jalan," ujarnya.
Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Hindarsono mengatakan, identitas pengendara sepeda motor tidak diketahui hingga kini.Ia mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi insiden ini agar tidak terulang. Menurut dia, Jajang tidak mau menyerahkan surat-surat karena panik.
Awal masalah ini mencuat ketika sebuah video di dunia maya menampilkan seorang polantas yang belakangan diketahui berinisial Brigadir M naik ke dalam bus transjakarta. Ia memarahi dan hendak menilang sang sopir karena menyerempet pengendara motor. Dalam video, petugas juga menyuruh penumpang turun dan mengatakan, "saya petugas, saya berhak". Polda Metro Jaya pun meminta maaf atas perilaku polantas Bripka M tersebut. (Ahmad Sabran)
Sumber
Beda sama penjelasan polisi. Katanya keluar jalur?

Ketemu beritanya nih:
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Kebebasan mengunggah video dan berkomentar di media sosial banyak dimanfaatkan netizen untuk mengkritisi kinerja polisi. Seakan tak mau kalah dengan netizen, polisi pun juga akan melakukan hal yang sama.
Kepala Subdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hindarsono mengatakan, masyarakat bisa mengunggah video atau kisah tidak menyenangkan terkait aksi polisi. Namun, terkadang ada pula kisah yang dibuat-buat dan menyudutkan polisi.
Hal itu kemudian akan memancing komentar negatif dari masyarakat soal polisi. Maka polisi pun akan merekam video penilangan, khususnya saat menghadapi pelanggar yang melawan.
"Rekam cuma buat (pelanggar) yang ngeyel, pelanggar yang tidak ngeyel tidak kami rekam," kata Hindarsono di Kantor Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, Senin (30/3/2015).
Hindarsono menjelaskan, perekaman itu bertujuan untuk membuktikan bila ada tudingan-tudingan yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan. [Baca: Polisi yang "Ngomel" di Bus Transjakarta Dianggap Langgar Disiplin]
Apalagi, pelanggar yang melawan biasanya beralibi macam-macam, misalnya anak jenderal atau salah satu anggota polisi.
Menurut Hindarsono, hal tersebut bisa memancing amarah petugas sehingga menimbulkan cekcok. Apalagi ditambah suasana jalanan yang panas dan macet, hal itu dapat memicu pertengkaran.
"Jadi kalau polisi punya video kan enak konfirmasinya. Ini sudah mulai dijalankan," tutur dia. Maka, ketika berhadapan dengan pelanggar yang melawan, polisi akan memanggil rekannya yang ditugaskan merekam. Sehingga polisi akan berkomunikasi dengan pelanggar dengan direkam oleh rekannya
Video itu bisa jadi bukti bila terjadi insiden-insiden seperti yang terjadi belakangan ini. Misalnya, kasus polisi ngomel di bus transjakarta yang sempat menghebohkan media soal beberapa waktu lalu. [Baca: "Dua Cara Tembus Macet Jakarta, Pakai Sepeda atau Jadi Polisi"]
Setelah diperiksa baik dari petugas maupun sopir bus, kata dia, ternyata bus transjakarta sempat keluar dari jalurnya dan hampir menyerempet pengendara sepeda motor.
Menurut dia, polisi masuk ke dalam bus untuk meminta surat-surat, namun dia justru terpancing mengeluarkan kata-kata yang keras kepada penumpang.
Atau kisah penilangan seorang pengemudi mobil yang mengaku menerima kata-kata rasial dari polisi. Namun kemudian, pria itu pun meminta maaf karena polisi terbukti tidak mengeluarkan kata-kata rasial.
http://megapolitan.kompas.com/read/2....yang.Ditilang
Kepala Subdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hindarsono mengatakan, masyarakat bisa mengunggah video atau kisah tidak menyenangkan terkait aksi polisi. Namun, terkadang ada pula kisah yang dibuat-buat dan menyudutkan polisi.
Hal itu kemudian akan memancing komentar negatif dari masyarakat soal polisi. Maka polisi pun akan merekam video penilangan, khususnya saat menghadapi pelanggar yang melawan.
"Rekam cuma buat (pelanggar) yang ngeyel, pelanggar yang tidak ngeyel tidak kami rekam," kata Hindarsono di Kantor Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, Senin (30/3/2015).
Hindarsono menjelaskan, perekaman itu bertujuan untuk membuktikan bila ada tudingan-tudingan yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan. [Baca: Polisi yang "Ngomel" di Bus Transjakarta Dianggap Langgar Disiplin]
Apalagi, pelanggar yang melawan biasanya beralibi macam-macam, misalnya anak jenderal atau salah satu anggota polisi.
Menurut Hindarsono, hal tersebut bisa memancing amarah petugas sehingga menimbulkan cekcok. Apalagi ditambah suasana jalanan yang panas dan macet, hal itu dapat memicu pertengkaran.
"Jadi kalau polisi punya video kan enak konfirmasinya. Ini sudah mulai dijalankan," tutur dia. Maka, ketika berhadapan dengan pelanggar yang melawan, polisi akan memanggil rekannya yang ditugaskan merekam. Sehingga polisi akan berkomunikasi dengan pelanggar dengan direkam oleh rekannya
Video itu bisa jadi bukti bila terjadi insiden-insiden seperti yang terjadi belakangan ini. Misalnya, kasus polisi ngomel di bus transjakarta yang sempat menghebohkan media soal beberapa waktu lalu. [Baca: "Dua Cara Tembus Macet Jakarta, Pakai Sepeda atau Jadi Polisi"]
Setelah diperiksa baik dari petugas maupun sopir bus, kata dia, ternyata bus transjakarta sempat keluar dari jalurnya dan hampir menyerempet pengendara sepeda motor.
Menurut dia, polisi masuk ke dalam bus untuk meminta surat-surat, namun dia justru terpancing mengeluarkan kata-kata yang keras kepada penumpang.
Atau kisah penilangan seorang pengemudi mobil yang mengaku menerima kata-kata rasial dari polisi. Namun kemudian, pria itu pun meminta maaf karena polisi terbukti tidak mengeluarkan kata-kata rasial.
http://megapolitan.kompas.com/read/2....yang.Ditilang
Diubah oleh sdia 31-03-2015 13:32
0
4.9K
Kutip
53
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan