Kepala Kepolisian Resort Kota Depok Kombes Ahmad Subarkah memastikan pihaknya akan mendalami kasus dugaan penyekapan dan pemerkosaan selama 35 hari terhadap DO (24).

DO adalah janda muda asal Sukabumi yang diduga dirudapaksa Enang Suryana (36) di rumah Enang di RW 03, Ratujaya, Cipayung, Depok.

"Kami masih dalami kasus ini dan terus memeriksa korban, saksi maupun pelaku. Kami juga masih mencari apakah benar ada senjata api yang dimiliki pelaku," kata Ahmad, Rabu (25/3/2015).

Menurut Ahmad pihaknya juga masih menyelidiki motif sebenarnya penyekapan yang dilakukan pelaku terhadap korban, termasuk pasal yang akan dikenakan untuk menjerat korban.

"Apakah benar ada pemerkosaan atau unsur suka sama suka, masih kami telusuri. Yang pasti jika memang ada bukti kuat ke arah pidana, maka kami tindak tegas. Saat ini, yang kami duga pelaku masih kami tahan," kata Ahmad.

Seperti diketahui DO (24) janda muda beranak satu asal Sukabumi mengaku disekap dan dirudapaksa oleh Enang Suryana (36) di rumah Enang di Ratu Jaya, Cipayung, Depok, selama 35 hari sejak 20 Februari 2015 lalu.

Selama disekap dan kerap dirudapaksa, DO mengaku dipaksa melepaskan jilbabnya dan hanya diperbolehkan mengenakan tanktop dan celana pendek.

"Saya gak boleh pakai jilbab, dan gak hanya boleh pakai celana pendek dan tanktop. Setiap malam saya dirudapaksa. Kalau menolak, dia akan teriak-teriak dan marah-marah sambil ancam bunuh saya," ujar DO di balai wartawan Mapolresta Depok, Selasa (24/3/2015)

Bahkan, kata DO, Enang juga mengancam akan bunuh diri, jika diirinya terus meminta pulang ke Sukabumi.

"Dia bilang kalau saya gak mau kimpoi sama dia, maka kita berdua harus mati. Beberapa kali pada dini hari dia nyeret saya ke rel kereta api. Katanya agar saya dan dia ketabrak kereta dan mati sama-sama. Dia nyeret saya ke rel, kalau saya menolak waktu dirudapaksa sama dia," ujar DO.

Menurut DO, beberapa kali ia sampai sujud di kaki pelaku agar tidak dibunuh. Hal itu dilakukan ketika Enang marah karena dirinya terus meminta pulang ke rumahnya di Sukabumi.

"Kalau dia marah karena saya minta pulang dia ngeluarin samurainya dan mau bacok saya. Saya sampai sujud supaya dia gak melakukan itu," kata DO. DO mengaku sangat ketakutan dan percaya pelaku bisa melakukan perbuatan yang sangat kejam.

Pasalnya pelaku pernah juga melukai dirinya sendiri agar dia jangan pergi meninggalkan Enang. "Dia bilang saya harus mau kimpoi sama dia. Dia mengancam akan bunuh diri dulu di depan saya kalau saya pergi. Saya gak mau dikira membunuh dia, makanya saya nurut saja," kata DO.

Menurutnya suatu kali Enang pernah melukai dirinya sendiri sewaktu ia meminta pulang ke rumahnya di Sukabumi.

"Dia ngeluarin samurai lalu nempelin ke lehernya. Saya bilang jangan, eh dia lukain dadanya sendiri sampai keluar darah banyak. Saya gak mau dikira melukai dia," kata DO emosional ketika menceritakan kisah dirinya yang disekap dan dirudapaksa selama 35 hari oleh Enang.

Sambil meneteskan air mata, perempuan asal Sukabumi yang mengenakan jilbab biru itu, mengaku sangat tersiksa selama 35 hari disekap di rumah Enang.

Saya diancam akan dibunuh atau dia yang bunuh diri di depan saya sambil mengeluarkan samurai. Selama 35 hari saya disekap dan dirudapaksa setiap hari di kamar rumah kontrakan, yang kata Enang kontrakan itu punya dia," papar DO. Bahkan kata DO, ia berkali-kali diseret oleh Enang ke rel kereta api untuk bunuh diri bersama pada dini hari. Selama dalam penyekapan, HP milik DO disita oleh Enang.

"Dia bilang cinta sama saja. Dia bilang kalau saya gak mau sama dia, lebih baik mati sama-sama. Karena saya takut mati, saya iyaian saja apa kata dia supaya kami pergi dari rel kereta api," katanya.


SUMBER