- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mencari ayah bunda Lee Kuan Yew di Semarang
TS
sergiorizaldi
Mencari ayah bunda Lee Kuan Yew di Semarang
assalamu'alaikum Wr Wb.
Apotik Noe-Ma
Quote:
Mencari Ayah Bunda Lee Kuan Yew di Semarang
Quote:
Tak banyak yang mengetahui,
kakek nenek serta ayah mendiang
pendiri Singapura, Lee Kuan Yew
adalah orang Semarang, yang lalu
merantau dan bermukim di
Singapura.
Maka sepertinya bukan kebetulan
bahwa tempat lahir Lee Kuan Yew
di Singapura pada 16 September 1923, adalah Jalan Kampung Jawa:
di Kampong Java Road.
Sayang tak banyak jejak ayah dan
kakek neneknya Lee Kuan Yew di
Semarang yang bisa dilacak.
Lee Kuan Yew dimakamkan Minggu
(29/03), dengan upacara kebesaran
yang dihadiri berbagai pemimpin
dunia, termasuk presiden Joko
Widodo.
Menurut penuturan Lee Kuan Yew
dalam memoirnya: “The Singapore
Story, Memoirs of Lee Kuan Yew,”
ayah dan ibunya menikah dalam
usia dini.
Saat itu ayahnya Lee Chin Koon
berusia 20 tahun dan ibunya Chua
Jum Neo, berusia 16 tahun.
Perkimpoian keduanya diatur orang
tua sejak setahun sebelumnya. Kakek dan nenek Lee Kuan Yew, memiliki akar Jawa lebih kuat lagi
kakek nenek serta ayah mendiang
pendiri Singapura, Lee Kuan Yew
adalah orang Semarang, yang lalu
merantau dan bermukim di
Singapura.
Maka sepertinya bukan kebetulan
bahwa tempat lahir Lee Kuan Yew
di Singapura pada 16 September 1923, adalah Jalan Kampung Jawa:
di Kampong Java Road.
Sayang tak banyak jejak ayah dan
kakek neneknya Lee Kuan Yew di
Semarang yang bisa dilacak.
Lee Kuan Yew dimakamkan Minggu
(29/03), dengan upacara kebesaran
yang dihadiri berbagai pemimpin
dunia, termasuk presiden Joko
Widodo.
Menurut penuturan Lee Kuan Yew
dalam memoirnya: “The Singapore
Story, Memoirs of Lee Kuan Yew,”
ayah dan ibunya menikah dalam
usia dini.
Saat itu ayahnya Lee Chin Koon
berusia 20 tahun dan ibunya Chua
Jum Neo, berusia 16 tahun.
Perkimpoian keduanya diatur orang
tua sejak setahun sebelumnya. Kakek dan nenek Lee Kuan Yew, memiliki akar Jawa lebih kuat lagi
Spoiler for Lee Kuan Yew bersama anak-anak saat mengunjungi sebuah proyek, tahun 1965:
Quote:
Tahun 1899, Lee Hoon Leong (26) bertemu gadis bernama Ko Lien Nio (16) yang dijumpai dan dinikahi di Semarang, Jawa Tengah. Dari hasil
pernikahan ini, lahirlah Lee Chin Koon (pada tahun 1903,) ayah dari
Lee Kwan Yew.
Suami isteri Lee Hoon Leong dan Ko
Lien Nio kemudian pindah ke Singapura, membawa Lee Chin Koon
yang masih bayi.
Tapi sayangnya jejak leluhurnya tak
pernah dikupas dengan jelas.
Bahkan dari sejumlah buku tentang
Semarang, seperti di buku “Kota
Semarang dalam Kenangan” yang
menceriakan tentang sejarah Kota
Semarang dari abad ke- 8 M hingga
menjelang akhir tahun 1945, tidak
menjelaskan mengenai keberadaan
leluhur Lee Kuan Yew di Semarang
Terlepas dari itu, Jongkie Tio, penulis buku itu mengatakan jejak leluhur Lee Kuan Yew diduga berada di kawasan Jalan Pemuda Semarang.
pernikahan ini, lahirlah Lee Chin Koon (pada tahun 1903,) ayah dari
Lee Kwan Yew.
Suami isteri Lee Hoon Leong dan Ko
Lien Nio kemudian pindah ke Singapura, membawa Lee Chin Koon
yang masih bayi.
Tapi sayangnya jejak leluhurnya tak
pernah dikupas dengan jelas.
Bahkan dari sejumlah buku tentang
Semarang, seperti di buku “Kota
Semarang dalam Kenangan” yang
menceriakan tentang sejarah Kota
Semarang dari abad ke- 8 M hingga
menjelang akhir tahun 1945, tidak
menjelaskan mengenai keberadaan
leluhur Lee Kuan Yew di Semarang
Terlepas dari itu, Jongkie Tio, penulis buku itu mengatakan jejak leluhur Lee Kuan Yew diduga berada di kawasan Jalan Pemuda Semarang.
Apotik Noe-Ma
Quote:
“Ini cerita yang berkembang dari
mulut ke mulut. Bahwa Apotik “Noe-
ma” yang berada di jalan Pemuda
Semarang itu dulunya bekas rumah
ayah dan kakek-nenek Lee Kuan
Yew,” jelasnya.
Jongkie tidak menyangsikan
informasi itu namun juga tak bisa
membenarkannya, karena tak memiliki cukup data.
“Kepastiannya saya tidak tahu. Sulit
menelusuri dari Semarang karena
tidak ada manuskrip yang menjelaskan persisnya di mana.
Sampai saat ini belum ada yang
menelusuri jejaknya. Mungkin saja
karena memang belum ada ketertarikan.”
Jalan Pemuda masuk dalam
kawasan segitiga emas Semarang
yang di jaman kolonial bernama
Jalan Bod Jong ("Pemuda" dalam
bahasa Belanda), dijadikan sentra
bisnis dan pemerintahan.
mulut ke mulut. Bahwa Apotik “Noe-
ma” yang berada di jalan Pemuda
Semarang itu dulunya bekas rumah
ayah dan kakek-nenek Lee Kuan
Yew,” jelasnya.
Jongkie tidak menyangsikan
informasi itu namun juga tak bisa
membenarkannya, karena tak memiliki cukup data.
“Kepastiannya saya tidak tahu. Sulit
menelusuri dari Semarang karena
tidak ada manuskrip yang menjelaskan persisnya di mana.
Sampai saat ini belum ada yang
menelusuri jejaknya. Mungkin saja
karena memang belum ada ketertarikan.”
Jalan Pemuda masuk dalam
kawasan segitiga emas Semarang
yang di jaman kolonial bernama
Jalan Bod Jong ("Pemuda" dalam
bahasa Belanda), dijadikan sentra
bisnis dan pemerintahan.
Spoiler for Bekas apotik Noe Ma di
Semarang yang disebut-sebut
dulunya adalah rumah keluarga
ayah dan nenek-kakek Lee Kuan
Yew:
Quote:
Jalan ini membujur sepanjang 2,7
kilometer dari Jembatan Berok
(kawasan Kota Lama Semarang)
hingga kawasan Tugu Muda.
Di sepanjang jalan ini terdapat
banyak bangunan bersejarah
seperti Gedung Keuangan Negara,
Kantor Pos Indonesia, Gedung Bank
Jateng, Gedung Bekas Hotel Dibya
Puri, Toko Oen, Gedung swalayan
bahan bangunan.
Apotik Noe-ma yang disebutkan
Jongkie Tio, sayangnya sudah tidak
berbekas. Bangunan putih berpagar
besi warna hijau dengan nomor 57A
itu tertutup rapat.
Dan lebih dari itu, sudah tak
menunjukkan kaitan dengan masa
lalu, karena bangunannya tergolong
baru, bukan lagi bangunan tua.
“Tapi sejak tahun 90an bangunan
itu dipugar dan diubah jadi
bangunan yang digunakan sebagai
pabrik bihun."
kilometer dari Jembatan Berok
(kawasan Kota Lama Semarang)
hingga kawasan Tugu Muda.
Di sepanjang jalan ini terdapat
banyak bangunan bersejarah
seperti Gedung Keuangan Negara,
Kantor Pos Indonesia, Gedung Bank
Jateng, Gedung Bekas Hotel Dibya
Puri, Toko Oen, Gedung swalayan
bahan bangunan.
Apotik Noe-ma yang disebutkan
Jongkie Tio, sayangnya sudah tidak
berbekas. Bangunan putih berpagar
besi warna hijau dengan nomor 57A
itu tertutup rapat.
Dan lebih dari itu, sudah tak
menunjukkan kaitan dengan masa
lalu, karena bangunannya tergolong
baru, bukan lagi bangunan tua.
“Tapi sejak tahun 90an bangunan
itu dipugar dan diubah jadi
bangunan yang digunakan sebagai
pabrik bihun."
Berubah bentuk
Quote:
Tentang Lee Chin Koon, ayah Lee Kuan Yew? Bambang menggeleng.
Ia tak pernah mendengar atau
mengetahui keberadaan warga Tionghoa bermarga Lee yang pernah
tinggal di sekitar kawasan ini.
“Keluarga Tek Kiong sejak masa
kolonial tinggal di rumah yang
megah dan besar yang berada di
belakang apotik Noe Ma. Majikan
saya sepertinya yang paling lama
tinggal di sini.”
Yang dia tahu, warga Etnis Cina
tertua di sekitar itu adalah Tek
Kiong yang dikenal dengan nama
Soetikno Wijaya merupakan salah
satu orang kaya terpandang di
Semarang.
“Beliau itu kawan dekat mantan
Presiden Soeharto, namun sudah
meninggal sejak tahun 1990an.
Sekarang tinggal istrinya, yang
kebetulan sedang berada di luar
kota.”
Seorang warga Cina Semarang,
Sarjono (74) juga mengaku tak
sempat mengenal leluhur Lee Kuan
yew. Mungkin karena mereka sudah
meninggalkan Semarang sejak lebih
dari seabad.
Adapun bangunan yang diyakini
dulunya adalah tempat tinggal
orang tua Lee Kuan Yew, Sarjono
mengatakan, dulunya adalah
bangunan tua yang khas.
“Itu dulunya bangunan kuno
kembar dengan arsitektur
melengkung di bagian kanan kiri.
Bagus sekali. Yang kiri untuk jual
tabung pemadam kuno dan
sebelahnya Apotik Noe Ma.
Sekarang sudah berubah wujud, “
jelas Sarjono.
Pemilik beberapa bangunan asli
masa lalu yang belum berubah
kepemilikan, seperti Toko alat tulis
Nam Bie, Toko Phoenix yang berjejer
dengan bekas apotik Noe-ma juga
tak mengetahui keberadaan marga
Lee yang konon pernah menempati
salah satu bangunan di kawasan
tersebut.
“Apalagi ini ada projek
pembangunan apartemen 22 lantai.
Hampir semua bangunan digusur
dan dirobohkan. Yang tersisa hanya
beberapa saja,” imbuh Sarjono
Padahal Jalan Pemuda atau dulunya
jalan Bod Jong, sudah dijadikan
sebagai kawasan cagar budaya di
Kota Semarang, sejak tahun 1992
yang mencakup 101 bangunan.
Nyatanya banyak bangunan cagar
budaya di kawasan ini nyaris tak
berbekas, ditelan pembangunan
dan perubahan zaman yang tak
mengindahkan sejarah dan
pelestarian.
Jejak Lee Chin Koon dan Chua Jum
Neo, orang tua Lee Kuan Yew salah
satu tokoh dunia yang sangat
terkenal --dengan segala
kontroversinya, sangat susah
dikenali di Semarang.
Lebih-lebih lagi jejak kakek dan
nenek Lee Kuan Yew: Lee Hoon
Leong dan Ko Lien Nio.
Semarang memang tercatat dalam
memoir Lee Kuan Yew dan arsip-
arsip, sebagai kota leluhurnya.
Namun sayangnya tak lebih dari
itu, sehingga tak bisa menjadi aset
kota Semarang, misalnya.
Ia tak pernah mendengar atau
mengetahui keberadaan warga Tionghoa bermarga Lee yang pernah
tinggal di sekitar kawasan ini.
“Keluarga Tek Kiong sejak masa
kolonial tinggal di rumah yang
megah dan besar yang berada di
belakang apotik Noe Ma. Majikan
saya sepertinya yang paling lama
tinggal di sini.”
Yang dia tahu, warga Etnis Cina
tertua di sekitar itu adalah Tek
Kiong yang dikenal dengan nama
Soetikno Wijaya merupakan salah
satu orang kaya terpandang di
Semarang.
“Beliau itu kawan dekat mantan
Presiden Soeharto, namun sudah
meninggal sejak tahun 1990an.
Sekarang tinggal istrinya, yang
kebetulan sedang berada di luar
kota.”
Seorang warga Cina Semarang,
Sarjono (74) juga mengaku tak
sempat mengenal leluhur Lee Kuan
yew. Mungkin karena mereka sudah
meninggalkan Semarang sejak lebih
dari seabad.
Adapun bangunan yang diyakini
dulunya adalah tempat tinggal
orang tua Lee Kuan Yew, Sarjono
mengatakan, dulunya adalah
bangunan tua yang khas.
“Itu dulunya bangunan kuno
kembar dengan arsitektur
melengkung di bagian kanan kiri.
Bagus sekali. Yang kiri untuk jual
tabung pemadam kuno dan
sebelahnya Apotik Noe Ma.
Sekarang sudah berubah wujud, “
jelas Sarjono.
Pemilik beberapa bangunan asli
masa lalu yang belum berubah
kepemilikan, seperti Toko alat tulis
Nam Bie, Toko Phoenix yang berjejer
dengan bekas apotik Noe-ma juga
tak mengetahui keberadaan marga
Lee yang konon pernah menempati
salah satu bangunan di kawasan
tersebut.
“Apalagi ini ada projek
pembangunan apartemen 22 lantai.
Hampir semua bangunan digusur
dan dirobohkan. Yang tersisa hanya
beberapa saja,” imbuh Sarjono
Padahal Jalan Pemuda atau dulunya
jalan Bod Jong, sudah dijadikan
sebagai kawasan cagar budaya di
Kota Semarang, sejak tahun 1992
yang mencakup 101 bangunan.
Nyatanya banyak bangunan cagar
budaya di kawasan ini nyaris tak
berbekas, ditelan pembangunan
dan perubahan zaman yang tak
mengindahkan sejarah dan
pelestarian.
Jejak Lee Chin Koon dan Chua Jum
Neo, orang tua Lee Kuan Yew salah
satu tokoh dunia yang sangat
terkenal --dengan segala
kontroversinya, sangat susah
dikenali di Semarang.
Lebih-lebih lagi jejak kakek dan
nenek Lee Kuan Yew: Lee Hoon
Leong dan Ko Lien Nio.
Semarang memang tercatat dalam
memoir Lee Kuan Yew dan arsip-
arsip, sebagai kota leluhurnya.
Namun sayangnya tak lebih dari
itu, sehingga tak bisa menjadi aset
kota Semarang, misalnya.
0
3.6K
Kutip
30
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan