[img][/img]

Sajadah dalam bahasa Arab disebut Sajjada atau Musallah. Sedangkan orang Persia, menyebut Sajadah dengan Janamaz. Sedangkan di Indonesia sendiri biasa disebut dengan Sajadah.
Sajadah, umumnya terbuat dari kain, baik polos maupun yang memiliki gambar dan corak yang biasanya bernafaskan Islam.

[img][/img]

Menjaga agar tubuh / pakaian tetap terjaga kebersihannya serta agar dapat menambah rasa kusyu. Itu menjadi alasan utama umat Islam menggunakan Sajadah sebagai alas Sholatnya, walaupun dari banyak referensi, penggunaan Sajadah sebenarnya tidak bersifat wajib karena memang tidak ada hubungannya dengan kusyu atau tidaknya seseorang dalam melaksanakan Sholat.

[img][/img]

Sejak jaman Nabi Muhammad SAW penggunaan sajadah tidak banyak dipersoalkan karena memang mereka sudah terbiasa menggunakan sajadah alam alias padang pasir terbuka. Kalaupun mereka harus menggunakan alas, mereka biasanya menggunakan syal (penutup leher) sebagai Sajadah.

Seiring dengan majunya teknologi dan peradaban di negara Arab, pembuatan karpet menjadi salah satu produk yang sangat umum digunakan. Penggunaan karpet awalnya digunakan sebagai alas rumah, setelah itu mulailah karpet dbuat juga untuk alas Sholat.

Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, penggunaan Sajadah sudah menjadi hal yang sangat umum. Semua tempat ibadah, baik Masjid maupun Mushalla, menggunakan Sajadah sebagai alas Sholat.

[img][/img]/spoiler]

Sedangkan dalam sebuah hadist dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah صلى الله عليه عليه وسلم bersabda:

أقيموا الصفوف وحاذوا بين المناكب وسدوا الخلل ولينوا بأيدي إخوانكم ولا تذروا فرجات للشيطان، ومن وصل صفا وصله الله ومن قطع صفا قطعه الله

“Luruskanlah shaf-shaf, sejajarkanlah pundak dengan pundak, isilah bagian yang masih renggang, bersikap lembutlah terhadap lengan teman-teman kalian (ketika mengatur shaf), dan jangan biarkan ada celah untuk (dimasuki oleh) syaithan. Barangsiapa yang menyambung shaf maka Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya), dan barangsiapa yang memutus shaf maka Allah akan memutuskannya (dari rahmat-Nya).”
[HR Abu Daud (666). Hadits shahih.]

Dari hadist diatas tersebut, maka sudah jelas sajadah yang lebar sangat tidak dianjurkan untuk dijadikan alas sholat secara berjamaah karena dapat membuat shaf/barisan dalam sholat menjadi tidak rapat dan tidak lurus. Sementara untuk sholat munfarid/sendirian, hal itu sah-sah saja dilakukan.

PENGETAHUAN DAN ETIKA UMAT ISLAM DALAM SHOLAT.

[spoiler=Tidak memahami pengetahuan dan etika dalam sholat]
[img][/img]

Khususnya dikampung ane, ternyata masih banyak yang belum memahami wajib, sunah dan rukun-rukunnya sholat.
Padahal sholat adalah pondasi/alas dalam agama islam. Sholat juga bisa diibaratkan wadah untuk menampung pahal-pahala yg lain.
Menurut Almarhum KH. Zainudin. MZ, dalam sebuah cermahanya beliau berkata: "Sebanyak apapun pahala kebaikan yg dia lakukan tidak akan tertampung dan menguap begitu saja jika orang tersebut tidak sholat".

Kenyataan sering ane lihat sendiri ketika ane (kaum adam) melakukan sholat Jum'at.
Ane perhatikan saat sholat mulai didirikan. Banyak jamaah yang memakai sajadah lebar berdiri mengangkangkan kakinya lebar-lebar seukuran sajadahnya. Dan ketika ada shaf didepannya longgar, mereka enggan mengisinya. Mungkin repot jika harus mengambil dan menggelar lagi sajadahnya, atau apalah.
Tapi hal ini tidak akan terjadi jika orang-orang ini tau rukun, wajib dan sunah dalam sholat.
Hal ini menjadi PR untuk ustad-ustad setempat agar bisa memberikan pengarahan tentang tata cara sholat yang benar serta rukun-rukunnya.
Karena jika orang biasa (seperti saya) yang memberitahu, mereka gk akan menggubris. alih-alih menurut, mereka malah mendelik bahkan nyinyir.