Militer Indonesia dan Amerika Serikat sepakat untuk memerangi gerakan radikal ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) serta meningkatkan kerja sama militer kedua negara yang selama ini sudah baik. Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko mengungkapkan hal tersebut saat menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) AS, Robert O. Blake, beserta staf di Jakarta beberapa hari yang lalu.

Seperti dilansir Republika.co.id, Minggu (22/03), dalam pertemuan itu Panglima TNI Moeldoko menegaskan, ISIS merupakan ancaman potensial bagi eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sehingga harus diperangi. Maka, Panglima TNI berjanji akan terus melakukan komunikasi dengan para pimpinan agama Islam dan beberapa komponen lain di Indonesia guna menyatukan persepsi yang sama dan menempatkan ISIS menjadi musuh bersama.

Moeldoko menuturkan, ISIS tidak boleh berkembang, tidak boleh tumbuh di satu wilayah pun di Indonesia, ini sudah menjadi suatu keputusan. Untuk itu TNI akan menggelar latihan dalam jumlah yang relatif besar di Poso. Menurut Panglima, pihaknya akan erus mewaspadai Poso, karena TNI tidak ingin Poso menjadi tempat yang nyaman bagi tumbuhnya ISIS setelah mereka kembali dari Suriah dan Irak.

Demi kewaspadaan dan kesiagaan kita menghadapi potensi bahaya dan ancaman ISIS berkembang di Indonesia, jangan berikan kesempatan bagi paham radikal ISIS untuk berkembang di Indonesia. Semua komponen bangsa Indonessia mulai dari Polri-TNI dan masyarakat, seharusnya tegas dengan satu kata dan satu sikap. Jangan memberi kesempatan dan ruang untuk bergerak bagi pendukung ISIS, sehingga mereka tidak bisa berkembang di Indonesia.

Untuk mengantisipasi sejak dini akan bahaya ISIS di Indonesia, maka tidak hanya menjadi tanggung jawab TNI saja, namun ancaman ISIS menjadi tanggung jawab seluruh elemem masyarakat, mulai dari keluarga, masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu, semua elemem bangsa harus saling kerja sama, kerja keras dan bergotong royong serta bersinergi untuk mencari solusi yang tepat dan akurat dalam menangkal dan membasmi paham ISIS dari pola pikir masyarakat Indonesia.