Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

comANDREAvatar border
TS
comANDRE
Pendidikan Tingkat SMA/SMK Jabar Darurat


inilah..com, Bandung - Provinsi Jawa Barat dinyatakan darurat pendidikan di tingkatan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pasalnya, angka partisipasi kasar pada jenjang tersebut masih tergolong rendah.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan daerah (Bappeda) Jawa Barat, Denny Juanda mencatat dari jumlah lulusan SMP di Jabar, hanya 51 persen yang menuruskan ke SMA/SMK. Dia menilai kondisi ini memprihatinkan sehingga harus ada program khusus meningkatkan partisipasi angka pendidikan.

"Harus ada program khusus, Jabar ini darurat pendidikan SMA," kata Denny di Gedung Sate, Bandung, Senin (24/3/2015).

Menurut dia, jumlah tersebut berada di bawah rata-rata nasional. Kurangnya partisipasi siswa untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SMA/SMK disebabkan berbagai faktor seperti kekurangan guru dan ruang kelas baru.

"Kami akan segera membangun sekolah baru di daerah pelosok agar warga mudah mengakses SMA/SMK," ucap dia.

Pemprov Jabar sendiri saat ini tengah memetakan daerah mana saja yang kekurangan sekolah. Target pembangunan sekolah SMA/SMK sendiri akan difokuskan di daerah yang penduduknya banyak.

"Nantinya akan dibangun SMA/SMK di daerah yang banyak penduduk," katanya.

Denny menyebut, rendahnya partisipasi siswa untuk melanjutkan sekolah ini merupakan hal serius. Jika tidak ditindaklanjuti, program wajib belajar sembilan tahun tidak akan tercapai.

"Alokasi dana (pendidikan) 20 persen. Di luar bos ada tiga triliun (rupiah). Pakai ke situ, hentikan pekerjaan yang tidak strategis. Ini penting," ucap dia.

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengaku terus mengupayakan pembuatan gedung-gedung SMA-SMA baru di Jabar. Bahkan rencana pembangunan sekolah tersebut sudah dilaporkan kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kebudayaan, Anies Baswedan.

"Kita membangun infrastruktur pendidikan besar-besaran dan kita akan petakan dengan menugaskan ke Disdik mana saja dan di mana saja yang dibangun SLTA agar bisa menampung. Juga kecamatan mana saja yang dibangun SLTA, 2015 ini kita sudah rencanakan pembangunan SMA-SMA," tutur Heryawan.

Pria yang akrab disapa Aher ini menargetkan pada 2018 nanti angka partisipasi bisa mencapai 95 persen.

"Bila perlu anggaran yang lainnya kita kurangi dan fokuskan pada pendidikan. Kita inginkan anak-anak tetap sekolah hingga tingkatan SMA," kata dia.

Mengenai angka partisipasi 61 persen itu, Aher mengaku merupakan hasil koreksi pada awalnya 71 persen. Hitungan seluruh provinsi, tutur AHer dilakukan koreksi.

"SMP dikoreksi dari 98 jadi 95 persen. Cukup terkoreksi juga yang SLTA. Kita pun berambisi dan bercita-cita besar bila SLTA di Provinsikan meningkatkan angka partisipasi kasar SLTA, karena sebagiannya kita gratiskan kecuali yang unggulan-unggulan itu nanti 2016 saat alokasinya di ke Provinsi-kan," papar Aher.

Sesuai dengan janjinya saat kampanye, Aher ingin pendidikan digratiskan hinga jenjang SLTA. Menurut dia, tahun ini di anggaran perubahan pihaknya akan memasukan anggaran untuk pembebasan-pembebasan lahan yang diperuntukan SMA baru.

"Mulai dari daerah selatan dan utara pun merata. Di perkotaan sudah cukup, kita akui selama ini belum pernah melakukan pemetaan secara utuh, bagaimana dan di mana saja blank-blank spot yang ada," tutupnya. [ito]

sumber
======

mantab betul ! emoticon-Recommended Seller
0
4.6K
75
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan