Quote:
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM – Simpang Jam Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mencekam, Kamis (26/3/2015) pagi.
Seorang pria menerobos lalulintas di simpang tersebut dan duduk di tengah jalan. Ia membawa pisau, korek api dan gas 3 kg.
Di tengah-tengah keramaian lalulintas, ia mengancam untuk bunuh diri.
“Kembalikan gerobak saya. Kalo tidak saya akan bunuh diri disini,” ujar pria yang diketahui sebagai pedagang sate di Nagoya tersebut.
Gerobak yang selama ini digunakan untuk jualan diangkut satpol PP.
Aksinya tersebut membuat macet lalu lintas sekitar 45 menit. Namun untungnya setelah istrinya datang pria ini mau diajak masuk ke pos polisi simpang jam.
Di dalam pos tersebut teriakannya masih terdengar keras
Quote:
batampos.co.id – Aksi pak Kumis yang mengamuk dan mencoba bunuh diri di kawasan Simpang Jam mengundang perhatian. Sejumlah pengendara pun prihatin setelah mendengar dia menjadi begitu karena gerobaknya diangkut dan tidak mau dikembalikan Satpol PP, Kamis (26/3).
Hampir sejam polisi mencoba membujuk pria tersebut agar tidak berada di tengah jalan, tapi usaha tersebut sia-sia. Pasalnya pria berbadan ramping itu memegang tabung gas dan pisau.
Pisau diletakan didadanya dengan ancaman kalau warga atau polisi mendekat dia akan bunuh diri, sementara tabung gas dipegang untuk diledakan jika ada kendaraan yang mendekatinya. Situasi cukup mencekam, polisi dan warga kesulitan mendekati pria tersebut.
Kepada polisi dan warga yang mendekatinya, pak Kumis yang masih berapi-api mengaku kesal dengan aparat Satuan Polisi Pamong Praja yang mengangkut gerobak jualan satenya di kawasan Jodoh, Rabu (24/3) malam.
“Saya tak takut mati lagi, percuma hidup. Mau cari makan dilarang, cuma jual sate, gerobak saya disita. Tak ada gunanya lagi hidup ini,” ujarnya.
Kepada polisi yang mendekatinya, ia sempat curhat. Ia kesal, ulah salah satu oknum Sat Pol PP yang disebutnya bernama Surya selalui mengutip uang Rp200 ribu per bulan untuk jaminan biar dia aman berjualan sate di pinggir jalan Jodoh.
“Saya bayar pak kepada pak Surya itu Rp200 ribu setiap bulan, tapi kenapa gerobak saya diangkut juga. Saya kesana minta gerobak baik-baik tak dikasih juga,” ujarnya.
Kepolisian yang mendengar penuturan pak Kumis, langsung membawa pak Kumis dan keluarganya ke Mapolresta Barelang dan berencana akan memanggil Surya anggota Sat Pol PP yang diinformasikan menerima uang Rp200 ribu dari pak Kumis.
Selain itu, warga juga dengan sukarela membantu pak Kumis tersebut untuk datang beramai-ramai ke kantor Satpol PP meminta gerobak satenya kembali. (eja)
Quote:
batampos.co.id -Peristiwa pak Kumis, tukang sate mengamuk di lampu merah Simpang Jam menjadi perhatian sebagian besar pengendara, sehingga mengakibatkan kawasan itu macet, Kamis (26/3).
Disaat polisi dan TNI tak berhasil menenangkan dan mengamankannya, istrinya pun datang dan langsung menangis. “Jangan begitu pak, istigfar. Ingat dua anakmu masih kecil-kecil,” ujarnya menangis parau.
Pak Kumis ini pun langsung terduduk, meski tak langsung melepaskan tabung gas dan pisau yang ia tempelkan di dadanya.
Pantauan, istrinya langsung mendekatinya, menjauhkan tabung gas dan pisau, lalu memeluknya.
Tukang sate ini menjadi stres karena Satpol PP merazia gerobak sate miliknya, tempat ia mengais rezeki. Padahal, sudah lebih dari 10 tahun ia berjualan di depan Ramayana, Jodoh (Bukan di Seraya).
“Tak pernah telat bayar Rp200 ribu biaya keamanan. Selalu bayar ke pak Surya Kabagop Satpol PP. Mengapa gerobak saya diangkut,” ujarnya menjelaskan usai diamankan.
Ia sempat mengancam akan meledakkan tabung gas dan menusuk dirinya sendiri apabila gerobaknya tidak dikembalikan saat itu juga. (ali/cha)
Hore hapoy ending
Quote:
batampos.co.id – Aksi Hermanto alias pak Kumis yang mencoba bunuh diri di Simpang Jam, Baloi karena gerobak satenya diambil Satuan Polisi Pamong Praja (PP) langsung direspon oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) Batam Hendri, Kamis (26/3).
Hendri berjanji akan segera mengembalikan gerobak pak Kumis, dengan satu syarat, pak Kumis dan PKL lainnya tidak boleh berjualan lagi di lokasi row jalan yang dilarang.
“Semua gerobak yang diambil akan dikembalikan kok, cuma dengan catatan tak boleh jualan lagi di tempat-tempat yang dilarang,”ujar Hendri di Batamcenter.
Tentang aksi pak Kumis yang hendak bunuh diri di simpang Jam, Hendri mengatakan itu sudah menjadi risiko pekerjaan pihak Sat Pol PP.
“Itu rekasi yang wajar, karena setiap pekerjaan punya risiko. Aksi pak Kumis itu adalah gambaran kehidupan sesungguhnya, tapi mau bilang apa, kami cuma jalanin tugas kami kok. Sudah berkali-kali diingatin agar jangan jualan di row jalan tapi masih membandel, makanya diangkut gerobaknya,” katanya.
Lalu bagaimana mengenai uang jaminan keamanan yang dikutip ama anggotanya pak Hendri? Mengenai pengakuan pak Kumis ada oknum Sat Pol PP yang bernama Surya memungut uang Rp 200 ribu itu memang ilegal dan dilarang. Maka ia berjanji akan menindak anggotanya tersebut.
“Akan saya cek, kalau benar akan ada tindak tegas,” tutur Hendri. (eja)
Sumber :
http://batam.tribunnews.com/2015/03/26/kembalikan-gerobak-saya-kalo-tidak-saya-akan-bunuh-diri-di-sini
http://batampos.co.id/26-03-2015/satpol-pp-yang-terhormat-mohon-kembalikan-gerobak-sate-pak-kumis-ini/
http://batampos.co.id/26-03-2015/jangan-begitu-pak-ingat-dua-anakmu-masih-kecil/
Serba salah mau komen nya, hm apalagi pak kumis jualan di area jodoh yang memang mau dibersihkan dr PKL dan mau dibuat semacam kios2 khusus buat pkl memang. Sepengetahuan gue sendiri satpol pp yang menggusur lapak di buffer zone jarang ada yang menyita, mereka hanya meminggirkan entah gerobak motor / gerobak dorong, hanya lapak2 nya saja yang dibongkar. Ini koq disita
